BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang
menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali, dalam perkembangan manusia
terjadi perubahan yang sedikit demi sedikit bersifat tetap dan tidak dapat diulang
kembali. Perkembangan menunjukan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang
bersifat tetap dan maju.
Perkembangan masa kanak-kanak menjadi seorang anak yang puber, kemudian
menjadi seseorang remaja dalam rentang usia beberapa tahun remaja tersebut
menjadi dewasa, setelah dewasa kemudian menjadilah seseorang yang tua atau
seseorang yang lansia yaitu berkisat usia 60 tahun ke atas hingga meninggal. Dari awal masa perkembangan kanak-kanak hingga menjadi seorang lansia baik
dari segi, bentuk tubuh, sifat moral, dan juga keberagamaan setiap individu
tentu akan sangat berbeda sekali, dan tentu banyak sekali faktor yang
menyebabkan perbedaan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas seperti
apa masa lanjut usia itu.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian masa lanjut usia?
2.
Bagaimana perkembangan masa lanjut usia?
3.
Bagaimana pekerjaan dan pensiunan masa
lanjut usia?
4.
Bagaimana solusi permasalahan masa lanjut
usia?
C. TUJUAN
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Menjelaskan pengertian masa lanjut usia.
2.
Menjelaskan perkembangan masa lanjut
usia.
3.
Menjelaskan pekerjaan dan pension masa
lanjut usia.
4.
Menjelaskan solusi permasalahan masa
lanjut usia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MASA LANJUT USIA
Masa lanjut usia adalah periode penutup dalam
rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai
meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain.
Berikut
beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua:
1.
Menurut
Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia
lanjut dini yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan
usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan
seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua
yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) dan orang tua lanjut (85
tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda.
2.
Menurut
J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi
orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia
adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan
membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang
Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60
tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan
mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
3.
Menurut Bernice Neugarten(1968)James
C. Chalhoun(1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat
merasa puas dengan keberhasilannya.
4.
Badan
kesehatan dunia (WHO)menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut
usia menjadi 4 yaitu : Usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly)
60 -74 tahun, Lanjut usia tua (old) 75 - 90 tahun dan Usia sangat
tua (very old) diatas 90 tahun.
Ciri-ciri masa lanjut usia:
1.
Adanya
periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2.
Perbedaan
individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai waktunya
untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman.
3.
Ada
stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4.
Sikap
sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar.
5.
Mempunyai
status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
6.
Adanya
perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
7.
Penyesuaian
diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan
oleh sikap sosial yang negatif.
8.
Ada
keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.
B. PERKEMBANGAN MASA LANJUT USIA
Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana
terjadi penuaan dan penurunan, yang penurunannya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif
pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan
kapasitas fungsional. Pada manusia penuaan dihubungkan dengan perubahan
degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan
jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka
lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur
sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada
ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang
ukurannya pada ujung kritis tertentu.
1.
Perkembangan
Fisik
Penuaan terbagi atas penuaan primer
( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer
tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses
penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti
lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat mempengaruhi
proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat
menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun
kereta api sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain
hal yang telah disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat
mempengaruhi cepatnya proses penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi
fungsi organ pernapasan. Penuaan membuat seseorang mengalami perubahan postur
tubuh. Kepadatan tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga
membuat tulang punggung menjadi telihat pendek atau melengkung. Perubahan ini
dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah
ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga merupakan salah satu ciri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar. Dengan berkurangnya lapisan lemak resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan juga mengubah sistim saraf. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resiko pada sitem saraf, misalnya berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menyebabkan gangguan berfikir. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubahan saraf audiotorik. Kerusakan indra pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas. Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga merupakan salah satu ciri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar. Dengan berkurangnya lapisan lemak resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan juga mengubah sistim saraf. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resiko pada sitem saraf, misalnya berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menyebabkan gangguan berfikir. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubahan saraf audiotorik. Kerusakan indra pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas. Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.
2.
Perkembangan
Kognitif
Menurut david Wechsler dalam Desmita
(2008) kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan
organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa
setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan
seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada
seorang lansia. Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang
mulai menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan
memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak
menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah
pekerjaan, dan dimungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang
termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran
memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (2008) penggunaan bermacam-macam
strategi penghafalan bagi orang tua, tidak hanya memungkinkan dapat mencegah
kemunduran intelektualitas, melainkan dapat meningkatkan kekuatan memori pada
lansia tersebut. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti
penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut
pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan
kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat
merangsang ataupun melatih keterampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi
terjadinya kepikunan.
Permasalahan yang hadapi oleh lansia
yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa
pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit
untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
3. Perkembangan Sosio – Emosional
Umumnya lansia banyak yang
melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara
terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya
akan mengalami kepuasan. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga
mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock,
2002, h.239).
Memasuki masa tua, sebagian besar
lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga
menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang
tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Sejalan
dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan
ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian
suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan
diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa
selanjutnya. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah
kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan
perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk
mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari
lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis
yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa
menimbulkan masalah baru.
Hubungan Sosio-Emosional Lansia:
Masa penuaan yang terjadi pada
setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang
sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada juga
individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua.
Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa
kesepian yang akan datang. Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang
menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan
sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga
dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi
bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup
lansia.
C.
PEKERJAAN
DAN MASA PENSIUNAN
Pada orang – orang dewasa lanjut
atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun dikatakan memiliki penyesuaian
diri paling baik merupakan lanjut usia yang sehat, memiliki pendapatan yang
layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk
diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan
kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang – orang dewasa lanjut
dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan
diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan pensiun, seperti kematian
pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan
fase pensiun (Stull & Hatch, 1984).
Pada tahun 1980-an, persentase
laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja purna waktu lebih kecil
dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun 1900 sampai
tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983). Satu perubahan penting dari pola
pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan
paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun
yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja
paruh waktu.
D.
SOLUSI
PERMASALAHAN MASA LANJUT USIA
Berkaitan dengan masalah yang sering
dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai
berikut :
1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia
( fisik) :
·
Orang
yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya
tergantung dari penyakit yang diderita.
·
Pemberian
nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan
gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber
pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
·
Minum
air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur.
·
Olah
raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya.
·
Istirahat,
tidur yang cukup.
·
Minum
suplemen gizi yang diperlukan.
·
Memeriksa
kesehatan secara teratur.
2. Berhubungan dengan masalah
intelektual. Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda
dengan hidup sehat, yaitu dengan cara :
·
Jadikan
Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.
·
Hendaknya
Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
·
Berhati-hatilah
dengan Suplemen penambah daya ingat.
·
Kendalikan
rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.
·
Segera
obati depresi Anda.
·
Hendaknya
Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
·
Cobalah
dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat.
·
Jangan
pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak.
·
Hendaknya
Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran.
·
Tumbuhkan
rasa optimis dalam diri Anda.
3. Berhubungan dengan Emosi :
·
Lebih
mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya.
Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
·
Hindari
stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan
wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu
berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan
lain-lain.
·
Tersenyum
dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami.
Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain.
Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki
kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita
yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
·
Rekreasi
untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi
serta kemampuan.
·
Hubungan
antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi
juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan
teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang
untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih
lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
4. Berhubungan dengan Spiritual:
·
Lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya.
Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.
·
Intropeksi
terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah.
·
Belajar
secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian pustaka yang
telah penyusun temukan mengenai masa lanjut usia, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
·
Pada
Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.
Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial
sangat tersebar luas dewasa ini.
·
Orang
yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada
lansia.
·
Pada
lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia
lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya
lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya.
·
Pada
lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan
sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.
·
Lansia
mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan
spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami
pikun atau sulit untuk mengingat.
·
Masalah
– masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan
mengalami masa – masa ini.
B. SARAN
Setelah penyusun membuat makalah
ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi pada lansia.
Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh
kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita
persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan
kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari Puput, dkk. 2012. Makalah Dewasa Akhir. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kusumadewi
Yulia. 2012. Makalah Perkembangan Lansia.
ane copy yaa..makasih ilmunya..
BalasHapus