Kamis, 29 Januari 2015

Masa Bayi, Kanak-Kanak Awal dan Kanak-Kanak Akhir

BAB 1 MASA BAYI
A.    PENGERTIAN MASA BAYI
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.
Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar. Banyak ahli berkeyakinan demikian, seperti Freud yang percaya bahwa penyesuaian diri yang kurang baik pada masa dewasa bermula dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang kurang baik (Freud, 1962).
Bayi adalah seorang anak yang muda usianya. Disini akan dijelaskan tentang bentuk rupa ketika bayi baru lahir, seperti dagu dan pinggul bayi yang baru lahir itu sempit, dengan perut agak buncit, serta lengan dan kaki yang agak pendek. Berat badannya kurang lebih 7.5 paun (3.2 kilogram) dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan tengkorak manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi baru lahir masih belum sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu. Tidak semua bayi mempunyai rambut yang banyak. Ada yang botak, dan ada yang mempunyai rambut yang terlalu halus sehingga hampir tidak dapat dilihat. Biasanya setelah kelahiran, kulit bayi baru lahir sering berwarna keabu-abuan hingga biru suram. Bayi baru lahir itu basah dan diliputi oleh tanda jalur darah serta bahan putih yang dinamakan verniks kaseosa dan yang dianggap bertindak sebagai rintangan anti bakteria Bayi baru lahir mungkin juga mempunyai bintik Mongolia, berbagai tanda lahir, atau kulit mengelupas, khususnya di bagian pergelangan tangan, tangan, mata kaki, dan kaki. Bagaimanapun, semua ini dianggap biasa dan akan hilang dengan peredaran masa.
Tali pusar bayi baru lahir berwarna putih kebiru-biruan. Selepas kelahiran, dokter akan memotong tali pusar dan tali pusar yang ada di bayi baru lahir kira-kira panjangnya 1-2 inci. Tali pusar itu akan menjadi kering dan keriput, serta menjadi hitam, dan kemudian lepas dengan sendirinya dalam tempo kira-kira tiga minggu. Proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir.Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Seperti yang telah diketahui bersama, ibu harus menyusui sesering mungkin kapanpun bayi menginginkannya. Ini berarti, paling tidak tiap 2 hingga 3 jam sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di malam hari dari 8 hingga 12 kali menyusui selama 24 jam. Umumnya bayi menyusu kira-kira 20-40 menit sekali.
Pada masa bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.      Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.
2.      Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur.
Ciri-Ciri bayi neonatal, yaitu :
1.      Masa bayi neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan. Masa ini hanya dimulai dari kelahiran sampai tali pusar lepas dari pusarnya.
2.      Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Masa dimana suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar.
3.      Masa bayi neonatal merupakan masa terhentinya perkembangan. Ketika periode pranatal sedang berkembang tiba-tiba terhenti pada kelahiran.
4.      Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan individu di masa depan akan tampak pada waktu dilahirkan .
5.      Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya. Masa ini berbahaya karena sulitnya menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru.
Penyesuaian pokok yang dilakukan bayi neonatal, yaitu :
1.      Perubahan suhu, dimana ketika didalam rahim suhu berkisar 1000 F, namun suhu diluar berkisar 600 sampai 700 F.
2.      Bernapas, jika tali pusar diputus maka bayi mulai harus menapas serndiri.
3.      Mengisap dan menelan, jadi bayi sudah tidak lagi mendapat makanan melalui tali pusar tetapi memperoleh makanan dengan cara mengisap dan menelan.
4.      Pembuangan, ketika bayi dilahirkan barulah alat-alat pembuangan itu berfungsi.
Indikasi umum tentang kesulitan menyesuaikan kehidupan setelah kelahiran:
1.      Berkurangnya berat badan.
2.      Perilaku yang tidak teratur.
3.      kematian pada bayi
Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri pada kehidupan pascanatal :
1.      Lingkungan pranatal, dimana pada waktu dilingkungan pranatal tidak di rawat oleh ibunya sehingga dilingkungan pascanatal meempengaruhi perkembangannya.
  1. Jenis persalinan, mudah atau sulitnya persalinan mempengaruhi penyesuaian pascanatal.
  2. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan, ada dua pengalaman yang berpengaruh besar pada penyesuaian pascanatal,yaitu seberapa jauh ibu terpengaruh oleh obat-obatan dan mudah sullitnya bayi bernapas.
  3. Lamanya periode kehamilan, jika bayi yang dilahirkan sebelum waktunya di sebut premature, sedangkan yang terlambat disebut postmatur. Abortus : bayi lahir dengan berat badan kurang dari 500 g, dan / atau usia gestasi kurang dari 20 minggu. Angka harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%
  4. Sikap Orang tua, sikap yang menyenangkan dari orang tua memperlakukan bayinya itu akan mendorong penyesuaian yang baik.
  5. Perawatan pascanatal, yaitu ada tiga aspek : pertama kebutuhan tubuh, kedua rangsangan yang diberikan.dan ketiga kepercayaan orang tua.
Bahaya pada bayi neonatal, yaitu :
1.      Bahaya fisik, seperti lingkungan pranatal yang tidak baik, persalinan yang sulit dan ruwet, kelahiran kembar, postmatur, premature dan kematian bayi.
2.      Bahaya psikologis, seperti kepercayaan tradisional mengenai kelahiran, ketidakberdayaan, individualitas bayi, terhentinya perkembangan bayi, kurangnya rangsanagn,kemurungan orang tua baru, dan sikap yang kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti.
Berat badan bayi pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir:
1.      Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g.
2.      Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
3.      Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir 1000 – 1500 g.
4.      Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) / Extremely very low birthweight infant : bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000 g.
B.     CIRI-CIRI MASA BAYI
Ciri-ciri tertentu masa bayi, meskipun sama dengan ciri-ciri periode-periode lain dalam rentang kehidupan, adalah sangat penting selama dua tahun masa bayi ini. Ciri-ciri tersebut membedakan masa bayi dari periode-periode sebelumnya dan sesudahnya. Berikut ini adalah ciri-ciri yang paling penting.
·         Masa Bayi adalah Masa Dasar yang Sesungguhnya
Ada empat hal yang menyebabkan masa ini dianggap penting, yaitu:
1.      Sifat-sifat mulai terbentuk entah baik atau buruk, entah bermanfaat atau berbahaya.
2.      Masa yang mudah untuk memperbaiki kekeliruan pemahaman.
3.      Kebiasaan yang mempengaruhi pribadi dan sosial.
4.      Tahap pembelajaran yang mudah diterima.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar, namun masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
·         Masa Bayi adalah Masa di Mana Pertumbuhan dan Perubahan Berjalan Pesat
Bayi berkembang pesat baik secara fisik atau psikologis. Pertumbuhan dan perubahan intelek akan berjalan sejajar dengan perubahan fisik dan bayi pun mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Bayi lambat laun menjadi tidak segemuk seperti pada hari dilahirkan dan anggota tubuh berkembang dalam perbandingan yang lebih baik terhadap kepala yang besar. Perubahan dalam perbandingan tubuh disertai dengan pertumbuhan tinggi dan berat tubuh. Meskipun pertumbuhan pesat terjadi pada seluruh periode bayi, namun yang terpesat adalah dalam tahun pertama (Hurlock, 2003: 77).
·         Masa Bayi adalah Masa Berkurangnya Ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi beradaptasi atau bergerak bebas.

·         Masa Bayi adalah Masa Meningkatnya Individualitas
Pada masa ini bayi dituntut untuk lebih mandiri dalam penampilan dan pola- pola perilaku maka bayi harus diperlakukan sebagai individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang sama atau adanya jadwal makan dan tidur yang sama. Tidak dapat diharapkan teknik-teknik latihan anak yang sama akan cocok untuk semua bayi. Sekalipun bayi belum mencapai ulang tahunnya yang pertama, kebanyakan orang tua mengetahui bahwa bayi adalah individu dan harus diperlakukan sebagai individu.
·         Masa Bayi adalah Permulaan Sosialisasi
Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain melalui segala macam cara yang dapat dilakukannya. Salah satu caranya adalah dengan perilaku akrab. Bayi lebih dapat mengandalkan perhatian dan kasih sayang ibu atau perhatian pengganti ibu daripada anggota-anggota keluarga lain atau orang-orang lain.
·         Masa Bayi adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran Seks
Masa ini merupakan masa dimana bayi dididik untuk dikenalkan dengan kebiasaan menurut jenis kelaminnya masing-masing.sehingga bagi bayi perempuan terlihatlah secara otomatis kelemahanya yaitu suka menangis dan tanda lainnya. Sedangkan anak laki-laki, diberi pakaian warna biru, diselimuti dengan selimut biru dan kamarnya tidak diberi hiasan jumbai-jumbai dan karet-karet seperti kamar anak perempuan. Mainan mereka juga dipilihkan sesuai dengan jenis kelamin mereka masing-masing.
·         Masa Bayi adalah Masa yang Menarik
Bayi terlihat menarik mungkin dari bentuk tubuhnya dan apabila diberi selimut atau baju yang lucu akan semakin menarik. Jika sifat ketergantungan mereka semakin berkurang maka kemenarikan mereka juga berkurang.
·         Masa Bayi adalah Permulaan Kreativitas
Bayi memang lemah namun ia selalu belajar mengembangkan minat dan memulai kreativitas kemudian menyesuaikan diri dalam lingkungan.

·         Masa Bayi adalah Masa Berbahaya
Bahaya bisa terjadi kapan saja terutama pada masa bayi, karena bahaya ini dapat berupa fisik dan psikologis yang berakibat sangat fatal bagi perkembangn si bayi. Di antara bahaya-bahaya fisik, yang paling parah adalah penyakit dan kecelakaan karena sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian. Karena pola perilaku, minat, dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka bahaya psikologis dapat terwujud kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa ini.
C.    PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI
1.      Perkembangan Fisik pada Masa Bayi
Masa bayi merupakan suatu masa di mana pertumbuhan sorang individu berkembang dengan pesat. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi, namun demikian pula sebaliknya pada tahun kedua.
Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara otot, otak, dan saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata, dan sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya.
Beberapa perkembangan fisik yang harus dilalui bayi hingga pada akhir masa bayi ialah sebagai berikut:
a.       Pada tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai mengendur.
b.      Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.
c.       Tinggi badan secara proporsional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.
d.      Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa bayi berakhir. Gigi pertama muncul kira-kira pada usia 6-8 bulan. Gigi seri bawah muncul terlebih dahulu kemudian menyusul tumbuhnya gigi seri bagian atas. Pada umur satu tahun rata-rata bayi mempunyai 4 sampai 6 gigi dan pada umur dua tahun 16 gigi.
e.       Pertumbuhan otak tampak dengan bertambah besrnya ukuran tengkorak kepala. Diperkirakan seperempat (1/4) dari berat otak orang dewasa dicapai pada usia sembilan bulan dan tiga perempat (3/4) pada akhir tahun kedua.
f.       Organ keindraan berkembang dengan cepat selama masa bayi dan sanggup berfungsi dengan memuaskan sejak bulan-bulan pertama dari kehidupan. Dengan berkembangnya koordinasi otot-otot mata pada bulan ketiga maka bayi telah sanggup melihat dengan jelas. Alat indra lainnya yang juga berkembang ialah pendengaran dan penciuman.
g.      Fungsi-fungsi fisiologis. Masa bayi merupakan masa di mana dasar pembinaan pola-pola fisiologis seperti makan, tidur, dan buang air harus terbentuk. Walaupun pembentukan kebiasaan tidak terselesaikan pada akhir masa bayi.
h.      Perkembangan penguasaan otot-otot. Perkembangan penguasaan otot-otot mengikuti pola yang jelas dan dapat diduga yang ditentukan oleh hukum arah perkembangan. Menurut hukum ini penguasaan atau pengendalian otot-otot bergerak melalui tubuh dari arah kepala menuju kaki (Yusuf, 2004:151).
Beberapa urutan perkembangan motorik selama masa bayi mulai dari umur 1-24 bulan ialah sebagai berikut:
Usia (Dalam Bulan)
Perkembangan Motorik
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18

24
Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif = senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki dan tangan).
Memutar ke kanan dan ke kiri.
Menarik-narik selimut dan baju.
Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.
Dapat menelungkup beberapa menit.
Mengamati mainan yang dipegang.
Menarik kepala ke depan.
Duduk beberapa menit.
Dapat duduk sendiri.
Merangkak.
Berdiri sendiri.
Mulai dapat berjalan.
Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki kursi atau tangga.
Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.


















2.      Perkembangan Motorik
Perkembangan masa bayi pada aspek motorik ini dapat diamati dan terliahat Reaksi-reaksi spontan yang berulang dilakukan dan tidak dikoordinasi. Namun lama-kelamaan terjadi secara efektif. Hal ini terlihat dari merangkak, berjalan, dan memainkan benda-benda-benda perkembangan motorik telihat adanya arah.
 Anak yang usia 4 bulan, jika di telungkupkan, mencoba-coba mengangkat kepalanya walaupun hanya beberapa detik. Selanjutnya ia menguasai lengan, tangan, tungkai dan kakinya. Latihan itu umumnya di cari sendiri, dilakukan dengan cara suka rela dan gembira.
Anak yang usia 5 bualan dapat mengerakan lenganya kearah tertentu, kesalah satu benda yang dilihatnya. Selanjutnya ia menguasai jari-jarinya untuk memungut benda-benda yang kecil, dam akhirnya ia dapat memegang sesuatu . ada kemungkkinan batas-batas usia yang disebut disini tidak sesuai dengan usia ana yang sedang diamati, sebab batas-batas usia itu sebenarnya sangat relatif.
Ciri-ciri gerakan motorik:
a.       Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
b.       Gerak yang dilakukan tidak sesuai dengan mengangkat benda.
c.       Gerak serta. Seperti anak yang bermain dengan botol susunya, kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanyaturut bergerak semuanya. Gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan cirri-ciri dari motorik yang masih muda.
Macam-macam gerakan:
Dalam bulan-bulan pertama, bayi hanya bisa mengenal gerakan. Suka benar ia bergerak walaupun secara tidak sadar anak mengerak-gerakan tubuhnya tanpa sebab perangsang yang datang dari luar. Seluruh tubuhnya ikut bergerak, dan banyak di antara gerakan itu yang tidak perlu dilakukan. Agar lebih mudah mengenal bentuk gerakan-gerakan itu maka di kelompokan ke dalam tiga bagian.
·         Gerakan instinktif
Instink adalah kemampuan bertindak tepat, tidak mempergunakan pikiran, diperoleh dari alam sejak dilahirkan. Gerakan  instink di sebabkan  oleh dorongan dari dalam diri untuk memuaskan dorongan itu. Gerak instink yang pertama dimiliki ialah kepandaian mengisap, ia perlu menyusu dan ia tau caranya tidakah menyusu itu satu gerakan yang sulit juga ? ada dorongan untuk memuaskan laparnya, instinknya menunjukan bagaimana caranya.
·         Gerakan reflex
Gerakan reflex disebabkan oleh dorongan yang datang dari luar berbentuk perangsang. Perangsang itu menimbulkan mata berkedip kalau silau, batuk kalu salah telan, muntah kalau terasa pahit dan sebagainya.
·         Gerakan spontan(impulsif)
Pada gerakan spontan, dorongan dorongan atau perangsangnya datang dari dalam diri sendiri; mulanya dirasakan sebagai tidak bertujuan, seperti mengoyang-goyankan kaki yang tergantung meremas-remas jari tangan, ingin menangis, dan sebagainya.
3.      Berjalan
Masa ini penuh dengan latihan-latihan, dan kemajuan yang dapat dicapainya. Dalam kesempatan yang yang terbatas ini.
A. Gesell mengemukakan tentang kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam belajar berjalan sebagai berikut:
a.       Umur 1 bulan. Bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah umurnya bertambah, ia mulai melatih menggerak-gerakan tubuhnya.
b.      Umur 2 bulan. Ia menggerakan dan memutarkan kepalanya dengan susah payah.
c.       Umur 3 bulan. ia belajar membalikan badanya. Tetapi setelah tertelungkup , seluruh badan dan mukanya terbenmam di atas pembaringannya.
d.      Umur 4 bulan. pada waktu tertelungkup, ia mencoba mendongakan kepalanya sedikit walaupun dalam waktu yang singkat sekali.
e.       Umur 5 bulan. setelah mampu menegakan kepalanya, ia mencoba mengangkat dadanya dengan menopang kan kedua kaki dan tanganya.
f.       Umur 6 bulan. sudah ada keinginan untuk merangkak. Jika ia sedang menelungkup , dan ibu meletakan mainan didepanya, ia menggerakan kaki dan tanganya seolah-olah berenang, tetapi hasilnya belum tercapai karena otot-ototnya belum terlalu kuat. Dengan bantuan sedikit di angkat badanya, ia dapat bergerak maju sedikit.
g.      Umur 7 bulan. ia dapat duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik.
h.       Umur 8 bulan. ia dibantu belajar berdiri.
i.        Umur 9 bulan. ia dapat berdiri sendiri sambil berpegangan pada sisi meja dan kursi.
j.        Umur 10 bulan. jika otot-otot nya sudah cukup kuat serta sarafnya cukup matan, ia mulai melatih merangkak.
k.      Umur 11 bulan. ia belajar merambat”merambat” dengan berpegangan dengan berpegangan pada perabot rumah tangga.
l.         Umur 12 bulan. ia mencoba berdiri sendiri. Selanjutnya ia dapat berjalan sendiri.
4.      Perkembangan Psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.
·         Pola tidur
Selama tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur malam meningkat dari 8½ jam pada tiga minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun tersebut. Selama tiga bulan pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam.
·         Pola makan
Sejak kelahiran hingga usia empat atau lima bulan, semua pola makan adalah dalam bentuk mengisap dan menelan. Mengunyah umumnya muncul sebulan sesudah menggigit. Ketidaksukaan makan yang mulai berkembang pada tahun kedua sering merupakan akibat dari perpanjangan pola makan ala bayi. Setelah terbiasa dengan makanan cair, cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan diri dengan makanan yang agak keras.
·         Pola buang air
Pengendalian (kontrol) buang air besar rata-rata mulai pada usia enam bulan, sedangkan pengendalian buang air kecil mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang air besar, kebiasaan pengendalian terbentuk pada akhir masa bayi, meskipun sekali-kali dapat juga terjadi penyimpangan, khususnya ketika bayi lelah, sakit, atau secara emosional sangat senang. Sebaliknya pengendalian buang air kecil, belum sempurna pada akhir masa bayi.
·         Perilaku Emosional dalam Masa Bayi
Ada dua ciri khusus dari emosi masa bayi:
1.      Emosi bayi disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya, terutama dalam hal marah dan takut.
2.      Emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode-periode lain. Ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosional.
·         Pola Emosional yang Umum
Pola emosional yang lazim pada masa bayi adalah sebagai berikut.
1.      Kemarahan
Perangsang yang membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan-gerakan mencoba menghalangi keinginannya. Tanggapan marah mengambil bentuk menjerit, meronta-ronta, menendang kaki, mengibaskan tangan, dan memukul apa saja yang ada di dekatnya. Pada tahun kedua bayi dapat juga melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta dan menahan nafas.
2.      Ketakutan
Perangsang yang dapat membangkitkan ketakutan bayi adalah suara keras; orang, barang, dan situasi asing; ruangan gelap; tempat tinggi. Pada usia 8 bulan sampai 1 tahun, bayi akan menangis terhadap benda, situasi, atau orang yang asing. Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
3.      Rasa ingin tahu
Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya terutama melalui ekspresi wajah menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Kemudian, bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut, memegang, membolak-balik, dan melempar.
4.      Kegembiraan
Pada usia 8 minggu bayi akan senyum atau tidur pulas jika merasa kenyang, hangat dan nyaman. Pada bulan kedua dan ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, mengelitik, dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan rasa senang atau kegembiraannya dengan tersenyum dan menggerakkan lengan serta kakinya.
5.      Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Umumnya, bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai. Pada usia 1-3 tahun, emosi anak kemungkinan dapat dipengaruhi maka anak dapat turut menyayangi, mengasihi ataupun membenci sesuatu.
5.      Perkembangan Bicara
Berbicara merupakan sarana berkomunikasi (Hurlock, 1980: 82). Bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176).
Beberapa tugas yang terlibat dalam belajar berbicara, antara lain:
a.       Pengucapan. Bayi belajar mengucapkan kata-kata sebagian melalui coba-coba tetapi terutamA dengan meniru ucapan orang dewasa.
b.      Membangun Kosa Kata. Mula-mula bayi belajar nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja.
c.       Kalimat. Bayi yang pertama muncul antara usia dua belas dan delapan belas bulan, biasanya terdiri dari satu kata yang disertai dengan isyarat.
Beberapa bentuk komunikasi prabicara, yaitu sebagai berikut:
a.       Menangis
Menangis adalah salah satu dari cara-cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya. Pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan badan yang mengiringinya. Sebelum usia tiga tahun kebanyakan bayi sudah belajar bahwa menangis adalah cara yang manjur untuk memperoleh perhatian.
b.      Berceloteh
Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah menjadi bicara yang benar-benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat masa bayi berakhir.
c.       Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat sebagai pengganti bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan anak yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Banyak bayi menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kalimat.
d.      Ungkapan-ungkapan emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang paling efektif, karena tidak ada yang lebih ekspresif daripada isyarat-isyarat wajah yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain.
Alasan mengapa ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang bermanfaat adalah:
a.       Karena bayi belum mempelajari pengendalian emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk mengetahui emosi apa yang mereka alami melalui ungkapan-ungkapan wajah dan badan.
b.      Bayi lebih mudah mengerti orang lain melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.
Beberapa isyarat umum yang digunakan pada masa bayi dapat kita lihat pada tabel berikut.
Isyarat
Artinya
Mengeluarkan makanan dari mulut
Kenyang atau tidak lapar
Mencebik (pout)
Tidak senang
Mendorong puting susu dari mulut dengan lidah
Kenyang atau tidak lapar
Mendorong benda jauh-jauh
Tidak menginginkannya
Menjangkau benda
Ingin memilikinya
Menjangkau seseorang
Ingin ditimang/digendong
Mengecapkan bibir atau mengeluarkan lidah
Lapar
Tersenyum dan mengacungkan tangan
Ingin digendong
Bersin berlebihan
Basah dan dingin
Bergeliat dan bergetar
Dingin
Menggeliat, meronta dan menangis selama berpakaian dan mandi
Tidak suka adanya pembatasan kegiatan
Menolehkan kepala dari puting susu
Kenyang atau tidak lapar

6.      Perkembangan Sosialisasi
Perkembangan sosial yang dini memainkan peranan yang sangat penting dalam menentuan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosialnya kelak. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap social atau antisocial merupaan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain. Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam dengan masyarakat juga berlangsung dengan tidak lancar (Ahmadi, 2002). Apakah seseorang menjadi terikat ke luar atau ke dalam (ekstrovert atau introvert) bergantung terutama pada pengalaman-pengalaman sosial awal.
Mengapa dasar-dasar sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar. Anak yang pada saat bayi sering menangis, cenderung agresif dan menunjukan perilaku-perilaku yang mencari perhatian. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besar nanti.
Beberapa reaksi bayi terhadap orang dewasa antara lain sebagai berikut:
·         2 – 3 bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama manusia dan tidak senang bila ditinggal sendiri.
·         4 – 5 bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Ia memberikan reaksi yang berbeda kepada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
·         6 – 7 bulan
Bayi membedakan “teman” dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu”, juga merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa dimana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
·         8 – 9 bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
·         12 bulan
Bayi mulai bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.
·         16 – 18 bulan
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
·         22 – 24 bulan
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.
Beberapa reaksi sosial terhadap bayi-bayi lain antara lain sebagai berikut:
§  4 – 5 bulan
Bayi mulai menarik perhatian bayi atau anak lain dengan melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, atau bermain dengan ludah.
§  6 – 7 bulan
Bayi tersenyum terhadap bayi lain dan menunjukan minat terhadap tangisannya.
§  8 – 13 bulan
Bayi mencoba meramasi pakaian dan rambut bayi-bayi lain, meniru perilaku dan suara mereka dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun ia cenderung bingung bila bayi lain mengambil salah satu mainannya.
§  13 – 18 bulan
Berebut mainan sekarang berkurang dan bayi lebih bekerja sama dalam bermain dan mau berbagi rasa.
§  18 – 24 bulan
Bayi lebih berminat bermain dengan bayi lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.
7.      Perkembangan sensoris dan persepsi pada masa bayi
1.       Sensasi dan Persepsi
Ketika informasi melakukan kontak dengan penerimaan sensor – mata, telinga, lidah, hidung, kulit – sensasi terjadi. Persepsi adalah interpretasi apa yang dirasakan.



2.      Persepsi Visual
a.       Dunia visual bayi yang baru lahir
Pernyataan William James yang mengatakan bahwa persepsi visual bayi merupakan suatu kebingungan yang luar biasa adalah tidak benar. Persepsi bayi yang baru lahir lebih maju dari yang kita pikirkan sebelumnya.
b.      Pemahaman visual
Penelitian Fantz – yang memperlihtkan bahwa bayi lebih senang pada pola bergaris daripada potongan benda/piringan berwarna cerah – memperlihatkan bahwa bayi yang baru lahir memiliki pemahaman visual.
c.       Kualitas penglihatan
Penglihatan bayi yang baru lahir kira-kira 20/600 pada bagan Snellen; pada usia 6 bulan, penglihatan meningkat hingga sekurang-kurangnya 20/100 pada skala yang sama.
d.      Wajah manusia
Wajah ialah suatu pola visual yang penting bagi bayi yang baru lahir. Bayi secara berangsur-angsur menguasai suatu urutan langkah dalam mempersepsi wajah manusia.
e.       Persepsi kedalaman
Suatu studi klasik oleh Gibson dan Walk (1960) memperlihatkan bahwa melalui penggunaan suatu jurang visual, bayi berusia 6 bulan ternyata dapat mempersepsi kedalaman.
8.      Perkembangan  kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikrkan lingkungannya. Dalam Dictionary of Psychology karya Drever,dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran.” (Kuper & Kuper, 2000 dalam Desmita, 2012). Kemudian dalam Dictionary of Psychology karya Chaplin, dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.”
Dari beberapa pengertian diatas dapat dupahami bahwa kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
Menurut Piaget, anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Anak tidak pasif menerima informasi, melainkan berperan aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Piaget juga meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga dewasa. Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut bersumber dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (melalui asimilasi dan akomodasi) serta adanya pengorganisasian struktur berpikir. Tahap-tahap pemikiran ini secara kualitatif berbeda pada setiap individu. Demikian juga, corak pemikiran seorang anak pada satu tahap, berbeda dari corak pemikirannya pada tahap lain. Tahap-tahap perkembangan pemikiran ini dibedakan Piaget atas empat tahap, yaitu tahap pemikiran sensoris-motorik, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Berikut ini akan diuraikan tahap pemikiran masa bayi, yaitu tahap sensoris-motorik.
Tahap sensoris-motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira 2 tahun. Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan pesat dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat inderanya, melainkan juga aktif memberikan respon terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-gerak refleks.
Denagan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan melakukan gerakan-gerakan motorik dalam bentuk refleks-refleks, bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunia sekitarnya. Jadi, pada permulaan tahap sensoris-motorik, bayi memiliki lebih dari sekedar refleks yang digunakan untuk mengkoordinasikan pikiran dengan tindakan. Pada akhir tahap ini, ketika anak berusia sekitar 2 tahun, pola-pola sensoris-motoriknya semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu sistem simbol yang primitif. Misalnya, anak usia 2 tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan memanipulasinya denagn tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. Anak juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti “minum susu” untuk menunjukkan telah terjadinya sebuah peristiwa sensoris-motorik (Santrock, 1998 dalam Desmita, 2012).
Tidak seperti tahap-tahap lainnya, tahap sensoris-motorik dibagi kedalam enam subtahap, dimana masing-masing subtahap meliputi perubahan-perubahan kualitatif dalam organisasi sensoris-motorik. Keenam subtahap perkembangan sensoris-motorik menurut Piaget secara singkat sebagai berikut:
a.       Tahap Early Refleks, terjadi pada usia 0-1 bulan, dimana bayi mempunyai kepercayaan atas refleks bawaan sejak lahir untuk mengetahui lingkungan; asimilasi dari semua pengalaman refleks misalnya menelan dan menyusu.
b.      Tahap Primary Circular Reactions, terjadi pada usia 1-4 bulan, dimana bayi melakuakn akomodasi (modifikasi) refleks untuk menyesuaikan objek dengan pengalaman baru; seperti bayi mengulangi reaksi yang bersifat sederhana seperti membuka dan menutup mata, menarik selimut untuk mendapatkan kesenangan. Jadi, tindakan yang diulang-ulang difokuskan pada tubuh bayi sendiri.
c.       Tahap Secondary Circular Reactions, terjadi pada usia 4-8 bulan, diamana tindakan yang diulang oleh bayi sudah terfokus pada objek. Tindakan itu digunakan untuk mencapai tujuan, tetapi masih melakukan secara sembrono. Juga memberikan perhatian terhadap benda-benda yang bergerak, seperti mengayunkan lengan dan kakinya semata-mata untuk mencapai kesenangan.
d.      Tahap Combined Secondary Circular Reactions, terjadi pada usia 8-12 bulan. Bayi sudah dapat menguasai sistem respons dan mengkombinasikan tindakan denagn tindakan yang telah diperoleh sebelumnya (skema) untuk mendapatkan sesuatu. Dan ini merupakan titik awal dari pengertian.
e.       Tahap Tertiary Circular Reactions, terjadi pada usia 12-18 bulan. Anak mulai menggunakan reaksi yang bersifat “trial and error” untuk mempelajari objek-objek disekitarnya. Kegiatan coba-coba yang dilakukan anak mulai bisa mengubah gerak-geriknya untuk mencapai suatu tujuan yang lebih jelas. Tahap ini menandai titik awal perkembangan keingintahuan dan minat pada sesuatu yang baru.
f.       Tahap The First Symbol, terjadi pada usia 18-24 bulan. Dimana fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensoris-motorik murni menjadi taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif.
9.      Moral
Bayi memiliki nilai dan suara hati. Lambat laun bayi mempelajari kode moral dari orang tuanya dan orang-orang yang dekat dengannya. Bayi menilai benar atau salah suatu perbuatan berdasarkan kesakitan atau kesenangan yang dirasakannya.
D.    TUGAS DALAM PERKEMBANGAN MASA BAYI
Beberapa tugas yang harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa bayi antara lain sebagai berikut.
1.      Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
2.      Belajar memakan makan padat.
3.      Belajar berbicara.
4.      Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5.      Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6.      Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7.      Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8.      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9.      Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.
E.     TABEL PERKEMBANGAN BAYI
Usia
Keterampilan-keterampilan Utama
Kerampilan-keterampilan yang akan dikuasai
Keterampilan-keterampilan lebih lanjut
1 bulan
·  Mengangkat kepala ketika berbaring tengkurap.
·  Merespon suara.
·  Menatap wajah.
·    Pandangan bayi untuk dapat mengikuti objek walaupun hanya beberapa saat.
·    Mengeluarkan suara: ooh dan aah.
·    Dapat melihat pola berwarna hitam-putih
· Tersenyum, tertawa
·   Menahan kepala pada 45 derajat.
2 bulan
·   Suara: coo dan gumam.
·   Dapat mengikuti benda lebih lama.
·   Mulai memperhatikan tangannya.
·   Dapat mengangkat kepala dan menahannya untuk beberapa saat.
·   Tersenyum, tertawa
·   Menahan kepala pada posisi 45 derajat
·   Dapat membuat gerakan-gerakan yang lebih teratur (lebih halus)
·   Dapat menegakkan kepala dan menahannya agak lama
·   Kaki sudah cukup kuat untuk menahan beban ringan
·   Dapat mengangkat kepada dan bahu saat tidur dengan posisi tengkurap.
3 bulan
·Dapat mengenali wajah dan wangi tubuh orang yang biasa dekat dengannya (ibu ).
·   Dapat mengangkat kepala dan menahannya dengan stabil.
·   Visual: dapat mengikuti obyek yang bergerak.
·   Dapat berteriak, nyerocos, dan tertawa kecil (terkekeh)
·   Memainkan ludah menjadi gelembung (balon)
·   Dapat mengenali suara orang-orang terdekat.
·   Dapat melakukan mini push-up.
·   Dapat berguling, dari tengkurap menjadi terlentang
·   Dapat berespon terhadap suara keras
·   Dapat mengarahkan kedua tangan untuk memegang mainan.
4 bulan
·   Tersenyum, tertawa.
·   Dapat mengangkat beban pada kakinya.
·   Tertawa kecil (terkekeh) bila Anda berbicara dengannya.
·   Dapat menggenggam mainan
·   Berguling, dengan posisi dari belakang ke depan
·   Meniru suara : “baba”, “dada”
·   Tumbuh gigi pertama
·   Mulai siap untuk makanan lunak selain ASI.
5 bulan
·   Dapat membedakan warna-warna dasar (mencolok).
·   Mulai bermain dengan tangan dan kakinya.
·   Dapat mengenali namanya, terutama bila dipanggil
·   Berespon terhadap suara-suara baru yang datang padanya
·   Dapat berguling dari tengkurap ke depan dan sebaliknya.
·   Mulai dapat duduk sendiri beberapa saat.
·   Mulai memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.
·   Mulai muncul kecemasan akan perpisahan dengan orang terdekat (biasanya orangtua)
6 bulan
·   Dapat menoleh ke arah suara-suara baik benda maupun orang-orang di sekitarnya.
·   Menirukan suara atau bunyi-bunyian.
·   Berguling dari tengkurap ke terlentang dan sebaliknya.
·   Sudah siap untuk makan makanan lunak (tidak ASI Ekslusif lagi).
·   Dapat duduk sendiri tanpa sandaran.
·   Senang memasukkan benda-benda ke mulutnya.
·   Dapat memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya. (misal: dari tangan kiri ke tangan kanan).
·   Dapat melambaikan tangan (lambaian goodbye)
·   Dapat berdiri dengan berpegangan pada benda-benda di sekitarnya.
·   Dapat membenturkan dua objek (misalnya: mainannya saling dibenturkan)
·   Mulai mengerti benda-benda yang dipegangnya.
8 bulan
·   Dapat berkata ”mama” dan ”dada”, kepada kedua orang tuanya (namun tidak spesific mama untuk ibu, dada untuk ayah).
·   Dapat  memindahkan benda atau mainan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya.
·   Berdiri dengan berpengangan
·   Merangkak
·   Dapat menunjuk benda
·   Mencari benda-benda yang disembunyikan.
·   Belajar untuk berdiri sendiri.
·   Dapat mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk (seperti menjepit).
·   Mulai dapat mengekspresikan keinginannya dengan bahasa tubuh (misalnya meminta susu dengan menunjuk tempat susu).
9 bulan
·   Dapat berdiri dengan berpegangan.
·   Mulai mengoceh.
·   Mulai mengenali &mengetahui benda-benda disekitarnya.
·   Mulai mengeksplorasi/ berjalan sambil berpegangan.
·   Dapat minum dari gelas bertutup (sippy cup-gelas bertutup yang ujung tutupnya bercorong bolong-bolong seperti dot)
·   Dapat makan dengan menggunakan tangannya sendiri.
·   Dapat membeturkan dua benda yang ada ditangannya.
·   Bermain ciluk ba
·   Dapat mengatakan ’mama’ dan ’dada’ dengan tepat (mama kepada ibu dan dada ke ayah)
10 bulan
·   Melambaikan tangan (goodbye)
·   Mengambil benda dengan ibu jari dan telunjuk seperti menjepit (menjumput)
·   Dapat merangkak dengan baik.
·   Mengatakan ’mama’ dan ’dada’ dengan tepat.
·   Dapat mengekspresikan keinginannya dengan gerakan
·   Dapat berdiri sendiri dalam beberapa saat
·   Dapat menaruh barang ke dalam tempat tertentu (misalnya kotak)
11 bulan
·   Mengatakan ’mama’ dan ’dada’ dengan tepat.
·   Bermain ciluk ba
·   Dapat berdiri sendiri untuk beberapa detik.
·   Mengeksplorasi sekitarnya
·   Mulai mengerti ’tidak’ dan instruksi singkat lainnya (misalnya ambil,  itu)
·   Mulai suka menaruh atau memindahkan benda ke dalam tempat tertentu (misalnya kotak)
·   Mengatakan 1 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
·    Dapat membungkuk dari posisi berdiri.
12 bulan
·   Meniru orang lain
·   Menyatakan keinginan dengan gerakan tubuh (seperti menunjuk, menggeleng, mengangguk)
·   Mulai berjalan beberapa langkah
·   Mengatakan 1 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
·   Berjalan sendiri
·   Membuat coretan dengan crayon
·   Mengatakan 2 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
13 bulan
·   Menggunakan dua kata secara tepat seperti kata ’hai’ dan bye (dadah).
·   Mengambil benda sambil membungkuk
·   Senang melihat bayangannya (misalnya bercermin)
·     Dapat menahan tangan dan kakinya untuk membantu orang lain memakaikan pakaian padanya.
·   Menggabungkan kata dan gerakan untuk menyatakan keinginannya (misalnya susu sambil menunjuk tempat susu)
·   Dapat menggelindingkan bola.
14 bulan
·   Makan dengan tangan
·   Dapat mengambil benda dari kotak/ mengosongkan kotak
·   Meniru orang lain
·   Sudah dapat berjalan dengan ditatah
·   Meniru permainan
·   Menunjuk anggota badannya saat ditanya (misalnya: dapat menunjuk kepala, telinga)
·   Dapat merespon perintah yang datang padanya (misalnya: cium ibu)
·   Dapat menggunakan sendok atau garpu.
·   Dapat memasangkan tutup dengan tempatnya.
·    Dapat mendorong atau menarik mainan sambil berjalan.
15 bulan
·   Bermain dengan bola
·   Menguasai 3 kata dan sering digunakan
·   Berjalan mundur
·   Membuat coretan-coretan dengan menggunakan crayon
·   Dapat berlari
·   Mengadopsi kata ’tidak’ sebangai kata favorit.
·   Minta diambilkan barang-barang
·   Dapat meletakan jari didepan mulutnya dan mengatakan ’shh’
16 bulan
·   Dapat membalik halaman buku.
·   Cenderung temper tantrum bila frustrasi/marah
·   Memiliki benda tertentu yang selalu ingin dipegangnya.
·   Mulai belajar mendaki/menaiki sesuatu
·   Dapat menumpuk 3 balok
·   Menggunakan sendok atau garpu
·   Belajar cara yang tepat untuk menggunakan benda tertentu (misalnya telepon)
·   Dapat membuka salah satu bajunya sendiri (misalnya celana atau kaus).
·   Mulai susah makan / rewel/banyak maunya
·   Tidur siang satu kali.
17 bulan
·   Mulai menggunakan 6 kata secara teratur
·   Senang bermain pura-pura (misalnya: bermain menjadi superman)
·   Senang mengendarai mainan.
·   Memberi makan boneka
·   Ucapannya mulai jelas
·   Dapat melempar bola dengan lebih baik.
·   Berjoget mengikuti musik
·   Dapat mengelompokkan mainan berdasarkan warna, ukuran atau benutknya
·   Dapat menendang bola ke depan.
18 bulan
·   Mau membaca buku sendiri
·   Membuat coretan-coretan
·   Dapat membentuk kalimat dengan 2 kata (misalnya: mau makan)
·   Dapat sikat gigi dengan bantuan
·   Dapat menumpuk 4 balok.
·   Dapat melempar bola dengan ayunan yang tinggi.
·   Dapat membongkar pasang mainan
·   Mulai menunjukkan kesiapan untuk melakukan toilet training.
19 bulan
·   Dapat menggunakan sendok dan garpu
·   Berlari
·   Melempar bola dengan ayunan kecil
·   Menikmati membantu orang-orang disekitar (misalnya menyapu, mengambil barang)
·   Mengerti hampir 200 kata
·   Dapat mengenali bila melakukan kesalahan (misalnya memanggil kucing sebagai ayam)
·   Dapat mencuci tangan dan mengeringkannya dengan bantuan orang lain.
·   Dapat menunjuk gambar atau benda tersebut ketika disebutkan namanya.
·   Dapat mengenali ketika ingin buang air kecil.
20 bulan
·   Memberi makan boneka
·   Dapat mencopot bajunya sendiri
·   Dapat membuang benda dengan mencontoh orang lain (misalnya membuat sampah).
·   Belajar kata-kata baru 10 atau lebih dalam 1 hari.
·   Dapat menaiki tangga (namun mungkin tidak dapat turun)
·   Mungkin mulai mengeksplorasi alat kelaminnya.
·   Menggambar garis lurus.
·   Dapat menyebutkan beberapa anggota badannya.
21 bulan
·   Dapat menaiki tangga
·   Dapat membuat tujuan yang mudah misalnya memutuskan untuk menaruh mainan ditempat tertentu
·   Melempar bola dengan ayunan tinggi/kuat
·   Menendang bola
·   Menyusun 6 balok
·   Menyebutkan nama gambar tertentu pada buku
·   Dapat menuruni tangga
22 bulan
·   Menendang bola
·   Dapat mengikuti 2 instruksi yang diberikan padanya (misalnya ambil bolanya dan berikan ke ibu)
·   Dapat menyusun puzzle sederhana
·   Menggambar garis lurus
·   Menyebutkan beberapa anggota tubuhnya.
·   Dapat memakai baju yang longgar
·   Mungkin siap untuk tidur ditempat yang lebih besar
·   Memahami konsep kebalikan. Misalnya tinggi vs pendek
23 bulan
·   Dapat menyebutkan gambar dalam sebuah buku
·   Dapat menggunakan 50-70 kata-kata.
·   Dapat membuka pintu
·   Dapat menyanyikan lagu/melodi sederhana
·   Mulai tertarik untuk bermain dengan anak lain.
·   Membicarakan diri sendiri (seperti apa yang disukai, tidak disukai)
·   Sering bertanya ’kenapa?’
24 bulan
·   Dapat menyebutkan sedikitnya 6 anggota tubuhnya
·   Setengah dari perkataannya mulai dapat dipahami.
·   Dapat mengucapkan kalimat dari 2-3 kata
·   Berbicara tentang dirinya sendiri
·   Mengatur benda-benda berdasarkan kategorinya
·   Dapat berjalan menuruni tangga
·   Mulai mengerti konsep abstrak seperti ’nanti’ atau ’sebentar lagi’.
·   Mulai menyadari adanya perbedaan jender laki-laki dengan perempuan.
·   Belajar melompat.
25-26 bulan
·   Dapat menyusun 6 balok
·   Cara berjalan lebih halus.
·   Menggunakan kata ganti orang seperti saya, kamu
·   Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
·   Dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas
·   Dapat menggambar garis vertikal.
27-28 bulan
·   Melompat dengan kedua kaki
·   Dapat membuka pintu
·   Mengerti/memahami istilah. Misalnya besar, halus, dll
·   Menggambar garis vertikal.
·   Mulai mengenali alfabet.
·   Dapat berdiri dengan satu kaki. (keseimbangan)
29-30 bulan
·   Menggosok gigi dengan bantuan orang lain
·   Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
·   Dapat menggambar lingkaran
·   Dapat berdiri dengan satu kaki (keseimbangan)
·   Dapat memakai kaus
·   Menyebutkan 1 warna
·   Menyebutkan 1 nama teman
31-32 bulan
·   Dapat menyebutkan namanya sendiri
·   Menggambar lingkaran
·   Memakai kaus snediri
·   Dapat berdiri dengan satu kaki bergantian untuk beberapa saat.
·   Mengenali alfabet
·   Menggosok gigi sendiri
·   Menggunakan 2 kata sifat
·   Dapat menggambar silang
·   Dapat menunjuk benda bila orang lain menyebutkan fungsinya (misalnya bila ibunya bilang mana tempat untuk minum? Dia dapat menunjuk gelas)
33-34 bulan
·   Dapat menyebutkan 1 jenis warna
·   Dapat menyebutkan 1 nama temannya
·   Dapat mengikuti percakapan sederhana.
·   Dapat naik dan turun tangga dengan kaki kanan dan kiri.
·   Mulai mengunakan istilah diatas, didalam, disana.
·   Perkataan sudah lebih jelas (75% dapat dimengerti).
·   Dapat menyusun 8 blok.
·   Dapat melakukan toilet training (diminta untuk pipis atau buang air besar) di siang hari.
·   Dapat menggoyang-goyangkan ibu jari (jempol).
·   Dapat mengekspresikan berbagai emosi (misalnya marah, senang, sedih, takut dsb).
·   Dapat menggambar stick figure (gambar orang yang terdiri dari lingkaran dan garis silang saja)
35-36 bulan
·   Dapat mengenali kegunaan 2 benda
·   Dapat membuat kalimat yang terdiri dari 3-4 kata.
·   Dapat menyebutkan 2 kegiatan seperti melompat dan meloncat.
·   Dapat melompat di tempat dan melompati sesuatu.
·   Dapat mengikuti 2 atau 3 perintah/permintaan.
·   Dapat berpisah dari orang tuanya.
·   Dapat mengendarai sepeda roda 3.
·   Dapat berdiri diatas satu kaki dengan bergantian selama 3 detik.
·   Dapat berpakaian sendiri.
F.     PENTINGNYA HUBUNGAN KELUARGA
Hubungan antar keluarga mempunyai peran yang penting dalam menentukan sikap dan perilakunya kelak dalam hubungannya dengan orang lain.
Bukti pentingnya hubungan orang tua dan anak:
1.      Kurangnya kasih sayang
Bayi yang ditolak oleh orang tua atau dimasukkan dalam suatu lembaga akan menunjukan ungkapan amarah yang eksterm agar mendapat perhatian dan kesannya ia tidak bahagia. Yang mengakibatkan keadaan ini bukanlah lingkungan di mana bayi tinggal, melainkan perlakuan yang diterima dalam lingkungannya, terutama dari ibu kandungnya.
2.      Perilaku akrab
Pentingnya perilaku akrab dalam masa bayi untuk perkembangan bayi selanjutnya karena mempengaruhi motivasi untuk mengadakan persahabatan dengan teman-teman dikemudian hari.
3.      Besarnya keluarga
Bayi dari keluarga besar, yang jarak usia semua anaknya sangat kecil, mengalami sedikit hubungan langsung dengan ibunya, karena ibu terlampau sibuk. Hal ini mengakibatkan bayi kurang kasih sayang sehingga bayi menjadi lesu dan pasif.
4.       Perubahan dalam hubungan keluarga
Sebab-sebab umum perubahan dalam hubungan keluarga selama masa bayi, yaitu:
·      Konsep anak impian
·      Tingkat ketergantungan
·      Kekhawatiran orang tua
·      Cara mendidik anak
·      Ibu yang bekerja
·      Ibu yang terlampau sibuk
·      Lahirnya adik
·      Hubungan dengan kakak-kakak
·      Anggota-anggota tertentu yang lebih disukai
G.    BAHAYA-BAHAYA DALAM PERKEMBANGAN MASA BAYI
Karena masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan bahaya bagi bayi. Bahaya itu merupakan bahaya fisik dan psikologis atau keduanya. Dalam tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan lebih parah daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya. Keduanya merupakan bahaya yang serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala sesuatu harus dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu terjadi.
1.      Bahaya Fisik
Beberapa bahaya fisik dalam perkembangan masa bayi antara lain sebagai berikut.
a.       Kematian. Meredith telah melaporkan bahwa kematian banyak terjadi selama tiga bulan daripada sesudahnya dan kurang lebih dari dua pertiganya terjadi dalam bulan pertama.
b.      Kematian Ranjang. Bayi yang kelihatan sehat dan normal kadang-kadang menjadi korban kematian mendadak dan tidak diduga. Sampai sekarang ilmu medis belum dapat mengetahui apa penyebab kematian yang disebut kematian ranjang. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hal ini terjadi pada bayi yang mengalami ketidaknormalan pada pernafasan atau mempunyai kondisi tidak normal pada waktu lahir seperti sakit kuning. Kematian ini sering terjadi pada tahun pertama masa bayi daripada tahun kedua.
c.       Penyakit. Meskipun benar bahwa banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan karena penyakit separti gastrointestinal atau komplikasi pernafasan, tetapi jumlah kematian yang dulu disebabkan karena penyakit parah sekarang jauh lebih berkurang karena sekarang bayi diberi suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal tubuh tehadap penyakit.
d.      Kecelakaan. Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat terlindungi dalam tempat tidur. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi dapat bergerak lebih bebas dan tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi.
e.       Kurangnya gizi. Kekurangan gizi dapat disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak seimbang, tidak saja dapat merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak perkembangan mental. Kalau pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak tidak dapat mencapai potensi-potensi intelektualnya.
f.       Dasar untuk menjadi gemuk. Banyak orang tua menyamakan arti sehat dengan bayi yang montok dan mereka berusaha dengan segala macam cara agar anaknya gemuk. Berbagai telaah medis menunjukkan bahwa ada 3 periode kritis dalam perkembangan sel-sel lemak. Yang pertama 3 bulan sebelum kelahiran, yang ke 2 dalam 3 tahun pertama setelah lahir, dan yang ke 3 selama awal masa remaja.
2.      Bahaya yang Umum dalam Membentuk Kebiasaan Fisiologis
Beberapa bahaya yang umum dalam membentuk kebiasaan fisiologis antara lain sebagai berikut:
a.       Kebiasaan makan. Bayi yang menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka lebih lama terlibat dalam kegiatan menghisap ibu jari. Lebih banyak mengalami kesulitan tidur dan lebih gelisah daripada bayi yang menetek lebih singkat.
b.      Kebiasaan tidur. Menangis, permainan yang berat dengan orang dewasa atau kegaduhan dapat membuat anak menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal tidur yang tidak memenuhi persyaratan membuat bayi tegang dan menolak tidur.
c.       Kebiasaan pembuangan. Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot berkembang dengan baik. Mencoba melatih pembuangan terlampau awal membuat bayi tidak mau bekerja sama dalam membentuk kebiasaan ini kalau ia sudah matang nantinya.
3.      Bahaya Psikologis
Beberapa bahaya psikologis dalam masa bayi disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a.       Bahaya dalam berbicara. Kelambatan dalam berbicara, seperti halnya kelambatan dalam pengendalian motorik menjadi serius dalam masa bayi karena pada masa ini diletakkan dasar- dasar untuk alat komunikasi. Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa hal, yang paling sering adalah tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya perangsang (terutama dalam tahun pertama).
b.      Bahaya emosi. Terdapat empat bahaya psikologis umum yang sering muncul dalam hubungan  perkembangan emosi dalam masa bayi, yaitu:
·         Kurangnya kasih sayang
·         Tekanan
·         Terlampau banyak kasih sayang
·         Emosi yang kuat
c.       Bahaya social. Bahaya sosial yang utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk belajar menjadi sosial. Karena kurangnya kesempatan dalam hubungan sosial dapat mempengaruhi  perkembangannya dalam pola sosialisasi. Yang juga berbahaya adalah penyakit sosial “malu”, bahwa sifat ini terbawa sejak bayi dimana mereka dihadapkan pada terlalu banyak orang asing dan pengasuh asing.
d.      Bahaya moralitas. Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi bila bayi lebih banyak mendapatkan perhatian kalau dia melakukan sesuatu yang mengganggu atau melawan orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang lebih diterima.
e.       Bahaya dalam perkembangan kepribadian. Konsep diri yang sedang berkembang merupakan cermin dari tanggapan bayi mengenai pandangan orang tentang dirinya.
f.       Bahaya bermain. Orang tua perlu berhati-hati dalam memberikan suatu mainan bagi si bayi. Karena ada beberapa mainan dapat menyebabkan luka pada si bayi jika ia tidak hati-hati dalam memainkannya.
g.      Autisme. Autisme ialah suatu gangguan yang parah yang tampak pertama kali pada masa bayi. Ini meliputi ketidakmampuan berelasi denagn orang, ketidakmampuan berbicara, dan kecewa atas perubahan dalam hal-hal rutin atau pada lingkungan disekitarnya. Autisme tampaknya melibatkan beberapa bentuk disfungsi otak organik dan faktor keturunan.



BAB 2 MASA KANAK-KANAK AWAL
A.    PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK AWAL
Perkembangan pasa masa anak-anak awal meliputi perkembangan fisik, intelektual, dan sosio-emosionl. Pada masa ini anak akan merasakan pengaruh-pengaruh serta perubahan fungsi fisik yang semakin berkembang sehingga menyebabkan proses pertumbuhan yang penuh dengan variasi  sesuai dengan individu, kepribadian, campur tangan keluarga, dan pribadi anak. Petumbuhan fisik tidak dapat dikatakan mengikuti pola ketetapan yang tertentu. Pertumbuhan tesebut terjadi secara bertahap atau dengan kata lain seperti naik turunnya gelombang, adakalanya cepat adakalanya lambat.
Masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2 – 6 tahun, masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak. Seperti bayi dan balita, anak-anak prasekolah tumbuh dengan cepat, baik secara fisik, kognitif maupun psikososialnya. Dengan perubahan yang cepat itu, bukan tidak mungkin seorang yang tadinya gemuk pendek dan hampir tidak dapat berbicara tiba-tiba menjadi seorang anak yang lebih tinggi dan ramping yang mampu berbicara secara baik dan lancar.
Anak usia Taman Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa usia emas (golden age) segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi dan intelektualnya. Anak usia Taman Kanak-kanak ini sangat besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang sangat tepat sehingga dapat berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.
B.     PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA KANAK-KANAK AWAL
Perubahan-perubahan dalam tubuh, seperti pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon dll. Perubahan tubuh masa kanak-kanak awal saat usia prasekolah tumbuh lebih besar, presentase kenaikan tinggi dan berat badan menurun di tiap tahun berikutnya. Anak perempuan hanya sedikit lebih kecil dan lebih ringan daripada anak laki-laki selama tahun-tahun ini. Baik tubuh anak perempuan  maupun anak laki-laki mengecil saat batang tubuh mereka memanjang. Pada umumnya masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Dalam kasus ini perlu untuk diketahui bahwa setiap pola pertumbuhan fisik pada anak selalu bervariasi dan tidak sama. Ini disebabkan oleh dua faktor utama yang sangat berpengaruhi terhadap pola pertumbuhan fisik yaitu asal-usul etnis dan asupan gizi.
Selepas masa bayi ( mulai usia 2 tahun) terjadi perubahan fisik secara drastis. Perubahan yang menonjol antara lain :
·         Wajah anak memang tetap mungil tetapi dagu agak lebih jelas dan leher tampak memanjang.
·         Rata-rata tinggi badan anak usia 6 tahun adalah 112,5 cm, dan rata-rata berat badan anak usia 6 tahun mencapai 21 Kg.• Tubuh mereka cenderung kerucut dengan perut yang rata, tidak buncit seperti waktu banyi.
·         Bentuk dada lebih bidang dan rata, dan bahu mereka lebih lusa dan persegi.
·         Bentuk lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus , tangan kaki lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besarJaringan otot menjadi lebih besar , lebih kuat dan lebih berat meskipun anak terlihat lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
·         Gigi permanen mulai tumbuh dan anak secara bertahap kehilangan gigi desi dua.
·         Banyaknya anak yang tidak menyukai sayuran, biasanya hanya 1 jenis makanan, yang disukai orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pilihan anak terhadap makanan. Tulang Serta Otot, Tumbuh perkembangan tulang dan otot ini tergantung kalsium atau makanan yang diserap oleh si anak.
·         Gigi, Selama 4-6 bulan anak akan mengalami perkembangan yaitu dengan adanya pertumbuhan gigi.
Perubahan dalam kemampuan fisik, seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya, antara lain:
·         Pernafasan mereka lebih lambat dan dalam karena paru – paru mereka berkembang sepenuhnya.
·         Detak jantung merka lebih pelan dan teratur dibandingkan pada saat mereka masih bayi.
·         Khusus pada anak laki – laki tekanan darahnya meningkat.
·         Kandung kemih, tempat menyimpan air kencing bertambah besar ukurannya sehingga anak bisa lebih lama menahan kencingnya. Selain ukuran, anak juga semakin mahir mengendalikan kandung kemihnya dan pada usia 4 tahun mereka bisa menahan kencing sehingga tidak mengompol di kasur.
·         Anak memiliki kendala penuh terhadap kandung kemih dan defekasi, enurisis Nokturnal (mengompol) terjadi pada 15% anak berusia 6 tahun.
Pertumbuhan tinggi dan berat badan:
Pertumbuhan masa kanak-kanak awal tidak terjadi sepesat pada masa bayi (Santrock, 2002; Monks dkk, 1998). Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah  tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5-3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir. Postur tubuh anak pada masa kanak-kanak awal meliputi:
·         Gemuk  (Endomorfik)
·         Berotot  (mesomorfik)
·          Relative kurus (etomorfik)
Besar kecilnya tubuh seseorang dipengaruhi oleh factor keturunan dan juga factor lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang dikelurkan oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary, suatu kelejar kecil yang terletak didasar sebelah bawah otak.Anak-anak dengan usia sebaya dapat memparlihatkan tinggi tubuh yang sangat berbeda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap mengikuti aturan yang sama. Bila dihitung secara rata-rata, pola ini dapat menggambarkan pertumbuhan anak pada usia tertentu. hal ini dipenganruhi oleh faktor dari dalam (gen) dan faktor dari luar seperti asupan gizi yang memadai untuk pertumbuhan tinggi badan. Perbandingan tubuhnya sangat berubah tidak lagi seperti bayi akan tetapi memiliki ciri-ciri pertumbuhan kanak-kanak awal yaitu:
1.      Pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang
2.      Tubuh cenderung berbentuk kerucut
3.      Perut yang rata (tidak buncit)
4.      Dada lebih bidang dan rata
5.      Bahu lebih luas dan lebih persegi
6.      Gumpalan Lengan dan kaki lebih panjang dan lurus
7.      Tangan  dan kaki tumbuh lebih besar
Bukan hanya perubahan pada bagian tubuh saja akan tetapi tulang dan otot anak mengalami tingkat pengerasan yang bervariasi pada bagian-bagian tubuh yaitu meliputi ;otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan berat, anak lebih kurus walaupun berat bertambah, selama 4 – 6 bulan pertama dari awal masa kanak-kanak, 4 gigi bayi yang terakhir yakni geraham belakang muncul. Selama setengah tahun terakhir  gigi bayi  mulai tanggal yakni gigi seri tengah yang pertama kali lepas dan digantikan gigi tetap. Akhir dari masa kanak-kanak awal biasanya anak memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah dimana gigi tetap akan muncul.
Keterampilan motorik pada masa kanak-kanak awal:
Awal masa kanak-kanak merupakan periode vital dalam mempelajari ketrmpilan tertentu, karena menurut Hurlock (1992) ada tiga alasan, yakni:
·         Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai terampil. Contohnya: seorang anak yang diajari oleh orang tuanya memanggil ibunya dengan sebutan mama, maka anak itu akan terbiasa dan memanggil ibunya dengan sebutan mama secara berulang-ulang.
·         Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak terhambat rasa takut kalau mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagai mana yang ditakuti oleh anak yang lebih besa. Contohnya: ketika seorang akan tampil disebuah pentas dia akan dengan senang hati tanpa malu-malu atau tanpa takut salah akan lebih percaya diri dibandingkan anak dewasa yang sudah mengenal rasa malu.
·         Anak akan mudah  dan cepat belajar  karena tubuh mereka, masih lentur dan ketrampilan yang dimiliki lebih sedikit, sehingga ketrampilan yang sudah dikuasai tidak mengganggu ketrampilan yang sudah ada. Contohnuya: ketampilan dalam menari tidak mengganggu atau tidak mempengaruhi ketrampilan dalam berbicara.
·         Ketrampilan umum yang sering dilakukan anak-anak  biasanya menyangkut ketrampilan tangan dan kaki  contoh: ketrampilan dalam aktifitas makan dan berpakaian sendiri dimulai pada masa bayi dan disempurnakan pada masa kanak-kanak awal . kemajuan terbesar kemampuan berpakaian antara usia 1,5 dan 3,5 sehingga pada masa taman kanak-kanak (TK) mereka sudah dapat berpakaian sendiri, menggikat tali sepatu, dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan. Antara usia 5 dan 6 tahun anak-anak sudah pandai melempar dan menagkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah liat atau plastisin, menggambar menggunakan pensil dan mewarnai  gambar. Ketrampilan kaki mulai dilakukan dengan gerakan-gerakan  kaki. Usia 5 atau 6 tahun anak belajar melompat dan berlari cepat, dan mereka sudah dapat memanjat. Antara usia 3-4 tahun anak dapat mempelajari sebuah sepeda roda tiga, berenang, lompat tali,keseimbangan tubuh dalam berjalan diatas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain es batu, menari.



C.    PERKEMBANGAN INTLEKTUAL PADA MASA KANAK-KANAK AWAL
a.       Perkembangan Kognitif
Pada masa kanak-kanak awal, anak berfikir konfergen menuju suatu jawaban yang paling mungkin dan yang paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut perkembangan kognitif piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap perkembngan praoperasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkkan pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoprasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik (santrock, 2002),yang sering dikatakan  anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Adapun cirri-ciri berfikir pada tahap praoprasional adalah sebagai berikut:
·         Anak mulai menguasai fungsi simbolis; sebagai akibatnya,anak mulai mampu bermain pura (pretend play), dismping itu penguasaan bahasa menjadi semakin sistematis.
·         Terjadi tingkah laku imitasi;anak suka melakukan peniruan besar-besaran, terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya dan dari jenis kelaminnya sama.Tingkah laku immitasi ini dilakukan secara langsung maupuan tertunda. Pada tingkah laku imitasi tertunda, anak setelah melihat tingkah laku orang lain,tidak langsung menirukan, melainkan ada rentangan waktu beberapa saat baru menirukan.
·         Cara bepikir anak egosentris; yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif (sudut pandang) seseorang dengan perspektif orang lain (santrock,2002). Sebagai contoh, ketika mary ditelfon ayahnya dan ditanya apakah ibunya ada, mery mengangguk-angguk. Dalam hal ini mary tidak dapat mengerti bahwa anggukannya tidak dapat dilihat oleh ayahnya  yang ada di suatu tempat yang jauh dari dirinya.
·         Cara berfikir anak centralized, yaitu terpusat pada satu dimensi saja (monks dkk.,1998). Sebagai contoh, pada suatu eksperimen, anak dipertunjukkan dua gelas A dan B yang sama diameter dan tingginya, pad kedua gelas itu diisi air jeruk yang sama banyaknya, kemudian anak ditanjya air jeruk yang ada di gelas A dengan gelas B mana yang lebih banyak, maka anak dengan cepat akan menjawab: “sama banyaknya”. Jawaban ini  didasarkan pada pandangan tentang garis sejajar yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ada didalam gelas A dan gelas B. setelah itu dengan disaksikan anak, aor jeruk yang ada digelas B ditungkan digelas C yang diameternya lebih kecil, tetapi lebih tinggi, kermudian anak ditanya lagi, mana yang lebih banyak antara air jeruk gelas A dengan gelas C. Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, anak akan menjawab air jeruk di gelas C lebih banyak, karna permukaannya lebih tinggi. Dalam hal ini anak mengabaikan dimensi lebar gelas, dan  hanya memperhatikan dimensi tinggi dari gelas.cara berfikir seperti ini dikatakan belum menguasai gejala konservasi.
·         Berpikir tidak dapat dibalik ; operasi logis anak pada masa ini belum dapat dibalik. Sebagai contoh Adi ditanya: “Adi, kamui punya saudara tidak?”, jawab adi:”punya”. Setelah itu Adi ditanya lagi, “siapa nama saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”, kemudian sekali lagi adi ditanya:”Apakah M ita mempunyai saudara?”, Adi menjawab: ”tidak”. Dalam hal ini Adi tidak sadar bahwa dirinyalah saudar Mita (Monks dkk.,1998).
·         Berfikir terarah statis; artinya dalam berfikir anak tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.
b.      Perkembangan Motorik
Masa kanak–kanak awal usia 2 sampai 6 tahun, masa ini merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-kanak. Di dalam Islam masa ini disebut dengan fase al-thifl. Anak usia Taman Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa usia emas (golden age) segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi dan intelektualnya. Kanak-kanak awal ini sangat besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang sangat tepat sehingga berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.
Prinsip-prinsip perkembangan fisiologis Kanak-kanak awal adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik.  Sehingga seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek.
Perkembangan Motorik Kasar merupakan tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti: berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.
Perkembangan gerakan motorik halus anak kanak-kanak awal ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. jadi, pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan intelektual pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik (Santrock,2002) yang sering dikatakan anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Jadi pada masa ini anak memiiki perkembangan  intelektual yang tinggi yang menyebabkan  mereka menanyakan apa-apa yang mereka lihat dan mereka dengar.
c.       Perkembangan Bahasa dan Bicara
Perkembngan bahasa dipengaruhi Teori Belajar Sosial, yakni anak belajar dengan model-model yang ada diligkungannya. Melalui imitasi dan respon dari lingkungan, akhirnya anak menguasai ketrampilan bicara. Sedangakan menurut Chomsky, perkembangan bahasa anak terjadi karena factor pembawaan; bahwa anak lahir sudah disertai dengan LAD (Language Acquisition Device) yang membuat anak sering mengekspresikan sesuatu dengan kata yang tidak ditemukan dari lingkungannya. Bahasa dibutuhkan  untuk komunikasi dengan dunia luar. Bahasa yang dimaksud adalah bahasa tutur kata yang dapat dimengerti oleh sesama manusia.
Bahasa merupakan suatu kelebihan untuk umat manusia. Dengan menggunakan bahasa orang mampu membedakan antara subjek dan objek. Anak mempunyai kesanggupan untuk menyatakan apa yang terkandung dalam pikirannya dengan suara. Potensi itu mempunyai kemungkinan besar untuk dikembangkan. Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tahap, yaitu: masa usia anak 2-2 tahun 6 bulan dan masa usia anak 2 tahun 6 bulan- 6 tahun.
Menurut Karl Buhler (Monks dkk., 1992) ada 3 faktor yang meneentukan dalam teori bahasa, yakni:
1.      Kundgabe (Appele), yakni fungsi bahasa untuk menyatakan apa yang terjadi dalam si pembicara, misalnya anak menjerit ketakutan atau bersorak gembira, ini merupakan fungso Kungabe yang dapat menimbulkan fungsi Auslosung.
2.      Auslosung (Ausdruck), yakni fungsi untuk menimbulkan reeaksi social, misalnya mengajak pergi ketoko atau kesekolah. Dalam hubungannya dengan  orang lain, ternyata fungsi yang pertama (Aulosung) juga dapat menimbulkan reaksi social, missal anak menjerit akan menimbulkan reaksi terkejut dari orang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa Kungabe memiliki hubungab dengan Auslosung.
3.      Darstellung, yakni fungsi untuk melukiskan suatu keadaan secara obyektif, meletakkan atau mengerti hubungan antara hal yang satu dengan yang lain,dapat memformulasi ide-ide. Hal-hal tadi merupakan sifat-sifat manusia yang spesifik dan hanya manusia yang dapat mengadakan Darstellung.
4.      Menurut Karl Buhler seorang anak harus memiliki tiga fungsi tersebut karna perkembangan anak dipengaruhi imitasi. Jadi bila tidak ada yang ditiru, maka tidak ada input perkembangan bahasa. Selin itu juga harus ada respon dari lingkungan sektar untuk menanggapi tingkah laku anak.
d.      Perkembangan  Ingatan
Memori adalah kemampuan untuk mengkodekan, mempertahankan, dan mengingat informasi dari waktu ke waktu. Anak-anak harus belajar untuk mengkodekan benda, orang, dan tempat-tempat dan kemudian dapat mengingat mereka dari memori jangka panjang.
Anak-anak kecil tidak ingat serta anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Selain itu, anak-anak ini lebih baik dari pada pengakuan tugas ingat memori. Peneliti menduga beberapa kemungkinan penyebab untuk pengembangan ini. Salah satu penjelasan adalah bahwa anak-anak prasekolah mungkin kurang dalam aspek-aspek tertentu dari perkembangan otak yang diperlukan untuk kemampuan memori matang. Penjelasan lain adalah bahwa anak-anak prasekolah tidak memiliki nomor yang sama dan jenis pengalaman untuk memanfaatkan sebagai orang dewasa saat memproses informasi. Alasan lain adalah bahwa anak-anak kurang perhatian selektif, yang berarti mereka lebih mudah terganggu. Masih penjelasan lain adalah bahwa anak-anak tidak memiliki kualitas yang sama dan kuantitas strategi mnemonic efektif sebagai orang dewasa.
e.       Perkembangan permainan
Sejak masih dalam buaian anak telah mulai bermain-main dengan tangannya, kakinya, dan lain-lainnya. Kemudian ia bermain dengan benda-benda yag didipatinya disekitarnya, akhirnya ia membutuhkan alat untuk bermain.
Dibawah ini adalah teori-teori tentang permain anak:
1.      Teori Herbert Spencer
Teorinya bernama teori kelebihan tenaga. Ia berpendapat bahwa anak itu bermain, karena didalam diri anak tersimpan tenaga lebih, sehingga harus disalurkan. Sehingga sangat wajar bila anak usia dini sangat aktif dalam bergerak atau bermain, kaena itu merupakan salah satu cara merekan mengapresiasikan tenaga yang ia miliki.
2.      Teori Karl Groos
Teorinya bernama teori biologis. Anak-anak bermain karena mereka harus mempersiapkan diri dengan tenaga dan fisiknya untuk masa depannya. Tentang lebih banyaknya permainan anak yang stu dengan yang lain, oleh Groos dikatakan bahwa makin tinggi tingkat hidup seseorang, maka makin banyaklah yang harus dipersiapkannya. Jadi anak lebih mementingkan bermain dari pada yang lainnya.
3.      Teori Kohnstamm
Teorinya dinamakan teori kepribadian. Anak bermain karena dalam permainan itu mereka barada dalam suasana yan g bebas, sehingga ada kesempatan untuk menunjukkan kepribadiannya, yang sesungguhnya. Baik kepribadian sebagai individu maupun kepribadiannya sebagai anggota masyarakat.
Permainan mempunyai arti dan nilai bagi anak sebagai berikut:
·         Permainan merupakan sarana penting untuk mensosialisasikan anak. Yaitu sarana untuk mengintrodusir anak menjadi anggota masyarakat, agar anak bisa mengenal dan menghargai masyarakat. Dalam suasana permainan itu tumbuhlah rasa kerukunan yang sangat besar bagi pembentukan sosial sebagai manusia budaya.
·         Dengan permainan dan situasi bermain anak bisa mengukur kemampuan serta potensi sendiri. Ia belajar menguasai macam-macam benda, juga belajar memahami sifat-sifat benda dan peristiwa yang berlangsung dalam lingkungannya.
·         Dalam situasi bermain anak bisa menampilkan fantasi, bakat-bakat, dan kecenderungannya. Anak laki-laki bermain dengan mobil-mobilan, anak perempuan dengan  boneka-bonekanya. Jika kita memberikan kertas dan gunting pada sekelomok anak-anak kecil, masing-masing akan menghasilkan “karya” yang berbeda, sesuai dengan bakat dan kemampuan.
·         Di tengah permainan itu setiap anak menghayati macam-macam emosi. Dia merasakan kegairahan dan kegembiraan, dan tidak secara khusus mengharapkan prestasi-prestasi. Dengan demikian, permainan mempunyai nilai yang sama besarnya dengan nilai seni bagi orang dewasa.
·         Permainan itu menjadi alat pendidikan, karena permainan bisa memberikan rasa kepuasaan, kegembiraan dan kebahagian kepada diri anak.
·         Permainan memberikan kesempatan pralatihan untuk mengenal aturan-aturan permainan, mematuhi norma-norma dan larangan, dan bertindak secara jujur serta loyal. Semua ini untuk persiapan bagi penghayatan “fair play” dalam pertarungan hidup di kemudian harinya.
Dalam bermain anak belajar menggunakan semua fungsi kejiwaan dan fungsi jasmaniah dengan suasana hati kesungguhan. Hal ini penting guna memupuk sikap serius dan bersunguh-sungguh pada usia dewasa untuk mengatasi setiap kesulitan hidup yang dihadapi sehari-harinya. Jadi permainan  sangatlah  penting dalam  membetuk karakteristik dn sebagai alat untuk  menuangkan  kreatifitas anak.
f.       Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Hubungan dengan orang tua merupakan dasar bagi terbentuknya perkembangan emosional dan sosial anak. Salah satu hal yang penting dalam hubungan antara orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua. Menurut Diana Baumrind (1972) dalam Lerner, dan Hultsch (1983) dalam Psikologi Perkembangan merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif :
1.      Pengasuhan Otoritatif ; gaya pengasuhan yang ketat, tapi juga bersikap responsif, menghargai perasaan dan pemikiran anak, serta mengikut sertakan anak dalam mengambil keputusan. Disamping itu pengasuhan model ini membuat anak lebih percaya diri, pengawasan sendiri, dan mampu bergaul dengan baik.
2.      Pengasuhan Otoriter ; Pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah orang tua.
3.      Pengasuhan Permisif ; dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
§  Permisif-Indulgent ; orang tua ikut terlibat dalam kehidupan anak, tapi menetapkan sedikit batas pada anak. Pada model ini orang tua cenderung membiarkan anak melakukan apapun yang diinginkan, dan pada model ini, anak akan mengalami kurangnya pengendalian diri.
§  Permisif-Indifferent ; orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak, dan efek nya pada anak adalah membuat kurang percaya diri, pengendalian diri yang buruk, dan rasa harga diri yang rendah.

D.    PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA KANAK-KANAK AWAL
a.       Perkembangan Emosi
Anak pada masa ini lebih emosional dari pada masa-masa perkembangan lainnya. Hal ini nampak pada anak yang berumur 21/2 tahun sampai 31/2 tahun, dan umur 51/2 tahun sampai 61/2 tahun. Penyebab emosional anak pada masa ini adalah:
1)      Pada umumnya permainan anak pada masa ini lebih ribut atau kasar, sehingga akhirnya mereka menjadi amat capai.
2)      Menentang untuk tidur siang.
3)      Menentang untuk banyak makan.
Namun Pada dasarnya, emosionalitas yang muncul disebabkan oleh hal-hal yang bersifat psikologik. Kabanyakan anak merasa bahwa mereka dapat melakukan banyak hal, maka mereka menentang larangan terhadap dirinya. Dan anak-anak pada umur ini seringkali marah ketika mereka tidak dapat mengerjakan suatu hal yang mereka anggap mudah.
Hal-hal yang Menyebabkan Perbedaan-perbedaan dalam emosionalitas:
1)      Perbedaan dalam keadaan sekitar.
2)      Perbedaan dalam hal kesehatan.
3)      Pola tingkah laku yang berhubungan dengan emosi-emosi yang dikembangkan selama masa bayi.
4)      Perasaan tentang diri (Self).
5)      Otonomi dan Inisiatif yang berkembang.
Bentuk-bentuk Emosi dalam Masa Kanak-kanak Awal:
v  Marah, disebabkan 2 hal, yaitu :
1)      Dalam hidup anak pada masa ini memang trerdapat banyak sebab yang mungkin menimbulkan marahnya.
2)      Oleh karena anak pada umur ini segera melihat, bahwa dengan kemarahan dia dengan cepat akan mendapatkan apa yang diinginkannya.
Sebab-sebab kemarahan anak adalah :
1)      Perebutan mainan.
2)      Disuruh berhenti mengerjakan sesuatu yang disenanginya.
3)      Tidak dituruti kehendaknya.
4)      Diserang oleh anak-anak lain.
5)      Anak lain mengambil sesuatu yang disenanginya.
6)      Di olok-olok anak lain.
Frekwensi kemarahan anak tergantung pada beberapa sebab :
1)      Tempat tinggal anak.
2)      Jumlah saudara.
3)      Cara orang tua menghadapi anak.
4)      Takut, dengan bertambahnya intelligensi anak, maka anak menjadi semakin tahu dan bisa membedakan hal-hal yang dapat membahayakannya.
Respon-respon terhadap rasa takut :
1)      Berlari menjauhkan diri.
2)      Menyembunyikan diri.
3)      Menghindari hal-hal yang menimbulkan rasa takutnya.
4)      Berkata : “ambillah itu”, “aku tak mau pergi”, dan sebagainya, dan biasanya disertai tangisan.
v  Iri Hati, disebabkan beberapa hal, yaitu :
a)      Perhatian orang tua beralih pada adik, dan kakaknya, serta memberikan apa yang diinginkan.
b)      Saudaranya sering sakit, lebih diperhatikan orang tua.
Respon terhadap iri hati biasanya sama dengan respon ketika marah, yakni dengan menunjukkan “Temper Tantrums” atau Letupan rasa marah. Kadang-kadang respon nya adalah sebagai berikut :
a)      Mengisap Jempol, mengompol, melakukan kenakalan-kenakalan, dan tidak mau makan.
b)      Pura-pura sakit, atau pura-pura takut agar diperhatikan.
Rasa Ingin Tahu, anak merasa ingin tahu akan hal-hal yang dilihatnya. Masa “Questioning Age” adalah masa dimana anak mulai bertanya, yakni pada umur 2 atau 3 tahun, dan mencapai puncaknya pada umur 6 tahun.
v  Kegembiraan, sebab-sebabnya adalah :
a)      Anak merasa sehat badannya.
b)      Keadaan-keadaan yang tidak biasa terjadi.
c)      Suara-suara yang terdengan tiba-tiba dan tidak diperkirakan adanya.
d)     Kecelakaan-kecelakaan yang ringan dan lucu.
e)      Bersenda gurau dengan kata-kata.
f)       Mengganggu anak atau orang lain.
g)      Berhasil mengerjakan suatu pekerjaan.
Respon yang dihasilkan adalah :
a)      Tersenyum, tertawa, dan bertepuk tangan.
b)      Melonjak-lonjak atau memeluk orang yang mendatangkan kegembiraan.
c)      Satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara anak menunjukkan rasa gembirannya tergantung pada derajat kegembiraaannya.
v  Kasih Sayang, dibrerikan pada siapa saja yang memberikan kegembiraan, atau kepuasan padanya. Tidak hanya orang, tapi hewan dan benda pun bisa mendapatkan kasih sayang anak. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua pada masa ini, maka tidak akan memberikan kasih sayang kelak ketika besar. Begitu juga dangan anak yang terlalu banyak mendapatkan kasih sayang juga tidak baik untuk perkembangannya, dan kelak akan sukar untuk berteman dengan orang lain. Cara anak untuk menunjukkan rasa kasih sayang nya bermacam-macam, diantaranya :
a)      Memeluk, dan mencium.
b)      Selalu ingin berada dekat dengan orang atau benda yang disayanginya.
c)      Menangis kalau ditinggalkan.
d)     Ingin mengerjakan apa yang dikerjakan orang yang disayanginya.
Banyak keluarga dan pendidik anak usia dini menekankan perkembangan social selama masa kanak-kanak awal atau tahun-tahun prasekolah. Aspek-aspek perkembngan social emosional anak-anak prasekolah dapat menjadi bagian integral dari perkembangan area lainya, seperti perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.
a.       Elemen-elemen Sosial dari bermain dan implikasinya pada pendidikan
Dalam bermain anak mengalami perubahan dari permainan solitair, parallel, sampai kepermainan asosiatif. Dari bermain anak belajar sejumlah peraturan social.
b.      Otonomi  dan inisiatif yang berkembang, serta implikasinya pada pendidikan
Anak pada masa kanak-kanak awal menurut perkembangan psikososial Erikson berada pada tahap perkembangan otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu, serta perkemnbangan inisiatif vs rasa bersalah.
c.       Perasaan tentang diri (self) dan implikasinya pada pendidikan
Perkembangan self diawali dari perasaan diri secara fisik seperti ‘saya adalah anak perempuan’, ‘saya berambut panjang ‘, kemudian berkembang menjadi perasaan diri yang lebih bersifat psikologis, seperti ‘saya pandai meklompat’, ‘saya disenagi orang banyak’. Perkembangan self yang baik akan meningkatkan self-esteem yang positf anak yang memiliki self-esteen positif akan lebih berprestasi, lebihpercaya diri dan lebih mandiri serta ramah.
d.      Hubungan teman sebaya,serta implikasinya pada pendidikan
Istilah teman sebaya leibh ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologis menurut Lewis & Rosenblum, 1975 (dalam Psikologi Perkembangan, Desmita, 2005 ; 145). Salah satu fungsi teman sebaya adalah menyediakan suatu sumber dan perbandingan temtang dunia luar keluarga. Dalam proses ini anak menjadiak orang lain sebagai tolok ukur.
Anak yang popular terbukti memiliki keterampilan social yang lebih tinggi disbanding anak yang populer.  Anak yang populer terlibat dengan hubungan teman sebaya yang lebih kompleks,dan hal ini lebih menguntungkan dan mengingatkan lagi bagi perkembangan kognitifnya.
e.       Konflik social, serta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak yang mengalami konflik dan mampu mengatakan secara verbal akan mencoba menyelesaikan konfliknya dengan kekuatan fisik. Oleh karena itu belajar mengatakan perasaannya untuk menyelesaikan konfllik secara verbal menjadi hal yang sangat penting bagi anaka pada masa kanak-kanak awal.
f.       Perilaku prososial, dan implikasinya pada pendidikan
Perilaku prososial dapat berkembang  apabila anak diajarkan untuk berfikir dengan cara sudut  pandang orang lain, hal ini dapat diperoleh melalui permainan pura-pura.
g.      Ketakutan-ketakutan anak beserta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak mengalami perkembangan emosi dari senang, marah, susah menjadi malu, kecewa dan sebagainya. Pada masa ini anak tidak perlu belajar bagaimana cara mengekspresikan emosinya, tetapi perlu belajar  mengendalikannya.
h.      Pemahaman gender dan implikasinya pada pendidikan
Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya tiga tahap dalam perkembangan gender (Shepherd-Look, 1982). Pertama, anak mengembangkan kepercayaan tentang identitas gender, yaitu rasa laki-laki atau perempuan. Kedua, anak mengembangkan keistimewaan gender, sikap tentang jenis kelamin mana yang mereka kehendaki. Ketiga, mereka memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan secara biologis, permanen, dan tak berubah-ubah. Pengetahuan tentang ketiga aspek gender tersebut dinamakan sebagai peran jenis kelamin, atau stereotip gender. Pada umumnya, anak mencapai ketetapan gender pada usia 7-9 tahun. Jadi, dalam perkembangan psikososial ini anak akan belajar untuk mengembangkan kepercayaan identitas gender, dan sesuai dengan tugas dari perkembangan itu sendiri, yakni menbedakan jenis kelamin. Dalam tahap ini juga, anak akan bisa mengarahkan dirinya pada sikap jenis kelamin mana yang mereka kehendaki, yang pada akhirnya mereka akan memperoleh ketetapan gender.
Anak masa kanak-kanak awal sering mengembangkan stereotipi tentang gender yang salah , seperti anak perempuan tidak boleh menjadi polisi. Pendidik mempunyai peranan penting untuk mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri , menentang berkembangnya stereotipi tentang  gender yang salah, serta mendengar, serta mendorong anak-anak bermain secara lintas gender.
b.      Perkembangan Sosial
Berhasil atau tidaknya seorang anak menjalin hubungan dengan orang lain tergantung pada pengalaman-pengalaman pergaulan yang didapatnya di rumah. Pada kenyataannya, anak yang mendapat aturan-aturan yang demokratis dirumahnya, bisa mengadakan penyesuaian yang lebih baik, dari pada anak yang di didik secara otoriter oleh orang tuanya. Serta tempat anak dalam keluarga juga mempengaruhi penyesuaian-penyesuaian sosialnya. Jadi, hubungan anak dengan orang tua juga mempengaruhi perkembangan psikologi anak, termasuk juga didalamnya metode pendidikan yang diterapkan orang tua pada anak nya, serta tempat anak dalam keluarga juga mempengaruhi perkembangannya. Melalui interaksi dengan orang lain, ia segera menangkap apa yang diharapkan dalam situasi sosial, dan anak akan sampai pada perkembangan sejumlah pemahaman social. Jadi, melalui interaksi anak akan belajar memahami apa yang diinginkan orang lain, dan hal seperti ini juga membantu anak untuk mencapai puncak dari perkembangan sosial itu sendiri. Beberapa macam bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang nampak pada anak :
1)      Negativisme, artinya penolakan terhadap kekuasaan orang dewasa. Hal ini terdapat pada anak antara usia 3 dan 4 tahun. Setelah umur itu, hal ini akan berkurang cepat, walaupun tudak seluruhnya. Hal ini disebabkan timbulnya rasa “aku” dalam diri anak, sehingga dia menyadari, bahwa dia berhak mempunyai kemauan sendiri:
Pada umumnya, negativisme dinyatakan dengan :
·         Memberikan jawaban secara verbal, misalnya : tidak, tidak mau, dan sebagainya.
·         Dengan gerak-gerik, misalnya membanting, atau membuang benda.
·         Berdiam diri.
·         Anak-anak yang lebih besar sering kali tidak mendengar atau tidak mengerti suatu permintaan yang diajukan oleh orang dewasa.
2)      Menirukan, orang tua merupakan model bagi anak untuk ditirukan. Kemudian dengan adanya perhatian pada anak-anak lain, anak menirukan gerak-gerik, bahasa, dan emosi-emosi mereka. Anak hanya menirukan orang yang dia senangi.
3)      Persaingan, Pada umur kurang lebih 4 tahun, anak mulai mempunyai keinginan untuk melebihi anak lain. Maka dari itu anak pad usia ini sering menyombongkan apa yang dimilikinya.
4)      Sikap Agresif, sikap ini sering ditunjukkan oleh anak yang ingin mempunyai kekuasaan. Anak lebih bersikap agresif apabila ada seorang dewasa yang ingin ditarik perhatiannya berada dekatnya. Anak-anak mulai menunjukkan sikap agresifnya mulai umur 2-4 tahun. Pada umur 4-5 tahun anak akan lebih menunjukkan sikap agresif dengan cara verbal, dari pada menyerang secara langsung dengan memukul ataupun yang lainnya.
5)      Bertengkar, sebab-sebabnya adalah : Merampas permainan anak lain, Merusak segala sesuatu yang telah dikerjakan oleh anak lain, Beteriak-teriak, menangis, menyepak-nyepak, dan menggigit, Mengolok-olok, dan sebagainya. Pertengkaran akan banyak terjadi ketika anak berusia 3 tahun. Setelah itu dengan adanya penyesuaian sosial, jumlah pertengkaran dan intensitasnya akan berkurang.
6)      Kerjasama, pada dasarnya anak kecil adalah “Self Centered”, dan senang bertengkar, maka dalam permainannya dapat dikatakan tidak ada kerjasama. Pada umur 3 tahun, anak telah bisa bermain dengan teman sebayanya dalam waktu yang agak lama, dan telah nampak adanya keaktifan dalam kelompok (group activities), dan semakin lama semakin banyak pula pengalamannya, sehingga anak akan belajar bekerjasama dengan anak lain dan bermain secara harmonis.
7)      Sikap Egoistis, hal ini terjadi pada usia 3 tahun, atau mungkin pada usia 4 tahun. Setelah anak menjadi pusat perhatian, dia akan merasa bahwa segala sesuatunya harus seperti kehendaknya. Dan setelah dari pengalamannya, dia akan sadar bahwa egoisme akan menjadi penghalang baginya untuk mencapai hubungan dengan teman-temannya, maka dia akan mengganti perhatian kepada dirinya dengan perhatian kepada temannya. Maka dia akan mau mengizinkan teman-temannya untuk mempergunakan miliknya.
8)      Ikut  Merasakan Perasaan Orang Lain, hal ini dinyatakan dengan :
~        Mencoba membantu orang lain.
~        Mencoba menghilangkan hal yang membuat orang lain sakit.
~        Melindungi mereka yang dalam ketakutan.
~        Memberitahukan pada orang lain, bahwa seseorang atau seekor binatang sedang sakit.
~        Menyarankan jalan-jalan keluar dari kesukaran kepada anak, atau orang lain.
~        Menghargai Persetujuan, dan Pembenaran Tingkah lakunya oleh Masyarakat.
Mula-mula anak akan lebih mementingkan rasa dibenarkan tingkah lakunya oleh orang tuanya. Kemudian jikalau dia telah lebih banyak menarh perhatian terhadap teman-temannya sebayanya, dia lebih mementingkan persetujuan dari teman-teman sebayanya.
c.       Perkembangan Psikososial
Masa ini adalah masa dimana anak-anak berumur 2-6 tahun. Masa ini dimulai dengan waktu anak-anak belajar berdiri sendiri, yang artinya tidak membutuhkan bantuan dalam hal apapun, dan masa ini diakhiri dengan waktu dimana anak sudah harus bersekolah dengan sungguh-sungguh. Jadi dalam taraf ini, anak akan belajar hal-hal dasar dengan usahanya sendiri, seperti jalan, memegang dan mengambil benda, serta masih banyak hal yang lain. Aspek penting dalam perkembangan psikososial yang terjadi pada masa ini, diantaranya, permaianan, hubungan dengan orang tua, teman sebaya, perkembangan gender, dan moral. Kesimpulannya bahwa dalam usia 2-6 tahun ini ada beberapa aspek yang menunjang perkembangan psikososial si anak, diantaranya permainan yang mana pada umur 2-6 tahun ini permainan berfungsi untuk melatih ketangkasan, emosi anak, dan cara berfikirnya. Kemudian dari aspek hubungan dengan orang tua, dan teman sebaya, dimana pada usia ini anak akan belajar bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan orang tua, atau temannya. Selain itu, jika hubungan antara anak dan temannya kurang baik, hal itu akan mempengaruhi perkembangannya. Sesuai dengan tugas pada masa kanak-kanak awal yaitu membedakan gender, yang mana saat usia seperti ini anak akan belajar membedakan gender, bagaimana cara anak bisa mengembangkan kepercayaan identitas gender, dan lain sebagainya.
Beberapa Ciri Masa Kanak-kanak Awal:
1.      Masa kanak-kanak awal adalah masa yang dinamakan “Presschool Age”. Di sebut begitu karena masa ini adalah masa sebelum masa anak masuk sekolah benar-benar.
2.      Masa Kanak-kanak awal adalah “Pregang age”. Masa ini adalah masa dimana anak-anak belajar dasar-dasar dari tingkah laku yang mempersiapkan diri nya bagi kehidupan bersama terhadap mana dia harus menyesuaikan diri bila masuk sekolah.
3.      Masa Kanak-kanak Awal adalah masa penyelidikan dan peninjauan.
4.      Masa Kanak-kanak Awal adalah “Problem Age”.
Dengan dimulainya masa kanak-kanak awal, anak nulai menunjukkan banyak problem tingkah laku yang harus dihadapi orang tua. Dalam periode ini anak memperkembangkan kepribadian khusus, yang sering kali menyebabkan dia tidak bisa menguasai dirinya. Dalam periode ini juga anak juga sering keras kepala, menentang orang tua, dan juga sering kali mengalami “Temper Tantrums”, diganggu oleh impian yang menakutkan, rasa takut yang tidak rasional di waktu siang hari, dan menderita rasa iri hati yang besar. Selain itu, anak juga tidak senang bila di timang-timang oleh orang tua, atau saudara-saudaranya.
Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal:
1.      Belajar membedakan jenis kelamin.
2.      Membentuk konsep-konsep dari kenyataan sosial dan physic yang sederhana.
3.      Belajar menghubungkan dirinya secara emosional.
4.      Belajar membedakan yang benar dan yang salah, dan memperkembangkan kata hati.
5.      Belajar ketrampilan-ketrampilan physic yang diperli=ukan untuk permainan-permainan yang sederhana.
6.      Belajar bergaul dengan teman yang sebaya.
7.      Memperkembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari.



BAB 3 MASA KANAK-KANAK AKHIR
A.     PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK-KANAK AKHIR
Guru atau pendidik  perlu memahami bahwa semua siswa memiliki kebutuhan  meskipun intensitas kebutuhan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain. Kebutuhan siswa juga bervariasi sesuai dengan tahapan perkembangannya, meski pada umumnya meliputi kebutuhan fisik, kognitif, emosi, social dan intelektual.hal ini akan menentukan  bagaimana siswa dalam masing-masing tahapan akan belajar dan berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagain masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk kemasa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
B.     PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
a.      Perkembangan Motorik Kasar
Kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.
b.      Perkembangan Motorik Halus
Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.



C.    PERKEMBANGAN KOGNITIF
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas. Anak menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kini anak mampu berfikir logis meski masih terbatas pada situasi sekarang.
Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget (Partini, 1995: 52 - 53) tergolong pada masa operasi konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat permainannya. Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa sebelunya. Pemahamannya tentang konsep ruangan, kausalitas, kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebh baik. Anak usia 6 atau 7 tahun dapat dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah. Mereka mempunyai ide yang lebih baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya, dan dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan.
Keputusan tentang sebab akibat akan meningkat. Anak berinisiatif menggunakan strategi untuk penambahan, dengan menggunakan jari-jari atau dengan benda lainnya. Mereka juga dapat memecahkan soal cerita yang bersifat sederhana. Kemampuan mengkategorisasi membantu anak untuk berfikir logis. Menurut Piaget, anak-anak dalam tahapan operasi konkret berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Misalnya anjing tono mengonggong, anjing susi menggonggong, anjing budi menggonggong, jadi semua anjing menggonggong.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan berfikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ketingkat yang lebih rumit dan abstrak. Pada masa ini anak juga dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret. Anak mengetahui volume suatu benda padat atau cair meskipun ditempatkan pada tempat yang berbeda bentuknya. Berkurang rasa egonya dan mulai besifat sosial. Terjdi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai memelihara alat permainannya.
Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang lebih komplek serta saling hubungannya. Mereka memiliki pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak dari satu tempat ketempat lain, memahami hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan, mengkelompokan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung. Guru diharapkan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikirnya.
Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas mental seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman hidupnya memberikan andil dalam mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan buku berdasarkan warna maupun ukuran buku.
D.    PERKEMBANGAN BAHASA
Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik kemampuanya dalam memahami dan menginterpresentasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.
Bersamaan dengan pertumbuhan perbendaharaan kata selama masa sekolah, anak–anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang atau menampar. Maka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuhan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunn prktis dari bahasa untuk komunikasi. Anak kelas satu merespon pertanyaan orang dewasa dengan jawaban yang lebih sederhana, jawaban pendek. Sebagian besar anak usia 6 tahun sudah dapat menceritakan kembali satu bagian pendek dari buku, film, atau pertunjukan televisi.
Belajar membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari keterbatasan untuk berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit daripada membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap demi setahap dengan latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Membaca memilik peran penting dalam pengembangan bahasa. Pada masa ini perubahan terjadi dalam hal anak berfikir tentang kata-kata. Mereka menjadi kurang terikat dengan kegiatan dan dimensi pengamatan yang berhubungan dengan kata, dan menjadi lebih analistis dalam hal penggunaan kata-kata. Misalnya : bila anak diminta menyebut sebuah benda yang berhubungan dengan kaa yang didengar, misalnya anjing, maka anak akan merespon dengan satu kata yang menunjukan penampilannya seperti : hitam, besar, atau kepada kegiatan yang berhubungan dengan anjing seperti : duduk, gonggongan anjing.
Anak yang lebih tua lebih sering merespon anjing denga menghubungkannya dengan kategori binatang yang dekat atau menyukai seperti kucing. Meningkatnya kemampuan menganilisis kata membantunya untuk mengerti yang tidak secara langsung berhubungan dengan pengalaman pribadinya. Anak bisa membedakan antara saudara kandung dengan saudara sepupu, desa dengan kota dan sebagainya. Demikian juga peningkatan dalam tata bahasa. Anak bisa membandingkan, sehingga bisa mengatakan lebih pendek, lebih dalam dan sering bersifat subjektif. Anak biasanya menggunakan berbagai aturan dalam tata bahasa.
E.     PERKEMBANGAN MORAL
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral terlihat dari perilaku moralnya di masyarakat yang menunjukan kesesuaian dengan nilai dan norma di masyarakat. Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral orang-orang disekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, antara usia 5-12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang telah dipelajari dari orang tua menjadi berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya : bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpedapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ketingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomus.
Kohlberg memperluas teori Piaget dan menyebut tingkat kedua dari perkembangan moral masa ini sebagai tingkat moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional. Dalam tahap pertama dari tingkat ini oleh Kohlberg disebut moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik. Dalam tahap yang kedua Kohlberg menyatakan bahwa bila kelompok sosial menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghidari penolakan kelompok dan celaan (Hurlock, 1993 : 163).
Kohlberg (Duska dan Wehelan, 1981 : 59-61) menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan: (1). prakonvensional, (2) konvensional, (3) pasca konvensional. Pada tahap prakonvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang berlatarbelakang budaya dan terhadap penilaian baik buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan. Pada tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai suatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang tejadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan memberi justifiksi pada ketertiban. Pada tahap pasca konvensional, ditandai dengan adanya uasha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, lepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
Pengembangan moral termasuk nilai-nilai agama merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk sikap dan kepribadian anak. Misalnya : mengenalkan anak pada nilai-nilai agama dan memberikan pengarahan terhadap anak tentang hal-hal yang terpuji dan tercela.
F.     PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Sering dan kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Emosi yang tidak menyenangkan (unpleasent emotion) merugikan perkembangan anak. Sebaliknya, emosi yang menyenangkan (pleasent emotion) tidak hanya membantu perkembangan anak, tetapi juga merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan bagi perkembangan anak. Pergaulan yang semakin luas dengan teman sekolah dan teman sebaya lainnya dapat mengembangkan emosinya. Anak akan belajar untuk mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima.
Ciri-ciri Emosi Masa Kanak-kanak
a.       Emosi anak berlangsung relatif singkat (sebentar)
Emosi anak hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang nampak.
b.      Emosi anak kuat atau hebat
Hal ini terlihat bila anak takut, marah, atau sedang bersenda-gurau. Mereka akan nampak marah sekali, takut sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun kemudian cepak hilang.
c.       Emosi anak mudah berubah
Sering kita jumpai seorang anak yang  baru saja menangis berubah menjadi tertawa, dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi, dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang singkat.
d.      Emosi anak nampak berulang-ulang
Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang.
e.       Respon emosi anak berbeda-beda
Pengamatan terhadap anak dengan berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya respon emosi. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur, pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku dengan perbedaan emosi secara individual.
f.       Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya
Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya. Misalnya melamun, gelisah, menghisap jari, sering menangis, dan sebagainya.
g.      Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya
Suatu ketika emosi anak begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian berubah menjadi kuat.
h.      Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional
Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya.

G.    PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan emosi tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada secara terus-menerus.
a.       Kegiatan bermain
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan sebagai pengalaman berharga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan yang disukai anak cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok, kecuali bagi anak-anak yang kurang diterima dikelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri.
b.      Teman sebaya
Teman sebaya pada umumnya adalah teman sekolah dan atau teman bermain di luar sekolah. Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang bersifat positif maupun negatif. Keinginan anak untuk diterima dalam kelompoknya sangat besar. Anak berusaha agar teman-teman dikelompoknya menyukai dirinya. Santrock (1997, 325) menyatakan bahwa anak sering berfikir: Apa yang bisa aku lakukan agar semua teman menyukaiku? Apa yang salah padaku? Mereka berupaya agar mendapat simpati dari teman-temannya, bahkan ingin menjadi anak yang paling populer di kelompoknya.
Wentzal dan Asher menyatakan para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak populer, yaitu:
1.      Anak yang diabaikan (neglected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai teman terbaik tetapi bukan tidak disukai oleh teman-teman di kelompoknya. Anak ini biasanya tidak memiliki teman bermain yang akrab, tetapi mereka tidak dibenci atau ditolak oleh teman sebayanya.
2.       Anak yang ditolak (rejected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yang ditolak adalah anak yang agresif, sok kuasa, dan suka mengganggu. Anak ini biasanya mengalami problem penyesuaian diri yang serius dimasa dewasa.
3.      Anak yang kontrovesi (controversial chidren) adalah anak yang sering dinominasikan keduanya yaitu baik sebagai teman terbaik dan sebagai teman yang tidak disukai (Santrock (1997, 325)).
Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:
a.       Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar.
b.      Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.
Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah:
a.       Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah,
b.      Suka memuji diri-sendiri,
c.       Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting,
d.      Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya, dan
e.       Suka meremehkan orang lain.
Ciri-ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yaitu:
a.       Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari,
b.      Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis,
c.       Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus,
d.      Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah, dan
e.       Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya



DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B., PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, Jakarta : Erlangga edisi kelima.
Kurnawan Asep, dkk. 2013. Makalah  Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal. Universitas  Islam Nusantara. Bandung.
http://noeriel43v3r.blogspot.com/2012/02/makalah-psikologi-perkembangan-masa.html
http://umibadriyah.blogspot.com/2013/12/perkembangan-fisik-motorik-kognitif-dan_2255.html
https://tafany.wordpress.com/2007/10/09/masa-bayi-baru-lahir-by-nunu-kiki-dan-ponco/
http://catatanikhwana.blogspot.com/2013/01/periode-masa-kanak-kanak-awal-2-6-tahun_21.html
http://andresyahputra2410.blogspot.com/2014/06/makalah-psikologi-perkembangan-masa-bayi.html
https://tanticristianti.wordpress.com/2013/10/23/perkembangan-masa-kanak-kanak-dan-anak-awal/
https://www.academia.edu/8423338/Masa_bayi
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2014/06/04/perkembangan-kognitif-pada-masa-bayi-663192.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar