BAB 1 MASA
BAYI
A. PENGERTIAN
MASA BAYI
Masa
bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru
lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak
berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di
akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.
Masa
bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak
merupakan masa dasar. Banyak ahli berkeyakinan demikian, seperti Freud yang
percaya bahwa penyesuaian diri yang kurang baik pada masa dewasa bermula dari
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang kurang baik (Freud, 1962).
Bayi adalah seorang anak yang muda
usianya. Disini akan dijelaskan tentang bentuk rupa ketika bayi baru lahir,
seperti dagu dan pinggul bayi yang baru lahir itu sempit, dengan perut agak
buncit, serta lengan dan kaki yang agak pendek. Berat badannya kurang lebih 7.5
paun (3.2 kilogram) dan panjangnya 14-20 inci (35.6-50.8 sentimeter, walaupun
bayi baru lahir pramasa adalah lebih kecil). Kepala bayi baru lahir itu amat
besar di banding bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan tengkorak manusia
dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak
bayi baru lahir masih belum sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir
mempunyai bulu halus yang dinamakan lanugo,
khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.
Tidak semua bayi mempunyai rambut yang banyak. Ada yang botak, dan ada yang
mempunyai rambut yang terlalu halus sehingga hampir tidak dapat dilihat.
Biasanya setelah kelahiran, kulit bayi baru lahir sering berwarna keabu-abuan
hingga biru suram. Bayi baru lahir itu basah dan diliputi oleh tanda jalur
darah serta bahan putih yang dinamakan verniks kaseosa dan yang dianggap bertindak sebagai rintangan
anti bakteria Bayi baru lahir mungkin juga mempunyai bintik Mongolia, berbagai
tanda lahir, atau kulit mengelupas, khususnya di bagian pergelangan tangan,
tangan, mata kaki, dan kaki. Bagaimanapun, semua ini dianggap biasa dan akan
hilang dengan peredaran masa.
Tali pusar bayi baru lahir berwarna
putih kebiru-biruan. Selepas kelahiran, dokter akan memotong tali pusar dan tali
pusar yang ada di bayi baru lahir kira-kira panjangnya 1-2 inci. Tali pusar itu
akan menjadi kering dan keriput, serta menjadi hitam, dan kemudian lepas dengan
sendirinya dalam tempo kira-kira tiga minggu. Proses menyusui dapat segera
dilakukan begitu bayi lahir.Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri
untuk menyusu pada ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Seperti yang telah
diketahui bersama, ibu harus menyusui sesering mungkin kapanpun bayi menginginkannya.
Ini berarti, paling tidak tiap 2 hingga 3 jam sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di
malam hari dari 8 hingga 12 kali menyusui selama 24 jam. Umumnya bayi menyusu
kira-kira 20-40 menit sekali.
Pada masa bayi baru lahir (Neonatal)
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Periode Partunate, dimana masa ini
dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.
2. Periode Neonate, dimana masa ini
dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua
dari kehidiupan pascamatur.
Ciri-Ciri
bayi neonatal, yaitu :
1. Masa bayi neonatal merupakan periode
yang tersingkat dari semua periode perkembangan. Masa ini hanya dimulai dari
kelahiran sampai tali pusar lepas dari pusarnya.
2. Masa bayi neonatal merupakan masa
terjadinya penyesuaian yang radikal. Masa dimana suatu peralihan dari
lingkungan dalam ke lingkungan luar.
3. Masa bayi neonatal merupakan masa
terhentinya perkembangan. Ketika periode pranatal sedang berkembang tiba-tiba
terhenti pada kelahiran.
4. Masa bayi neonatal merupakan
pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan individu di masa depan
akan tampak pada waktu dilahirkan .
5. Masa bayi neonatal merupakan periode
yang berbahaya. Masa ini berbahaya karena sulitnya menyesuaikan diri pada
lingkungan yang baru.
Penyesuaian
pokok yang dilakukan bayi neonatal, yaitu :
1. Perubahan suhu, dimana ketika
didalam rahim suhu berkisar 1000 F, namun suhu diluar berkisar 600
sampai 700 F.
2. Bernapas, jika tali pusar diputus
maka bayi mulai harus menapas serndiri.
3. Mengisap dan menelan, jadi bayi
sudah tidak lagi mendapat makanan melalui tali pusar tetapi memperoleh makanan
dengan cara mengisap dan menelan.
4. Pembuangan, ketika bayi dilahirkan
barulah alat-alat pembuangan itu berfungsi.
Indikasi
umum tentang kesulitan menyesuaikan kehidupan setelah kelahiran:
1. Berkurangnya berat badan.
2. Perilaku yang tidak teratur.
3. kematian pada bayi
Kondisi
yang mempengaruhi penyesuaian diri pada kehidupan pascanatal :
1. Lingkungan pranatal, dimana pada
waktu dilingkungan pranatal tidak di rawat oleh ibunya sehingga dilingkungan
pascanatal meempengaruhi perkembangannya.
- Jenis
persalinan, mudah atau sulitnya persalinan mempengaruhi penyesuaian
pascanatal.
- Pengalaman
yang berhubungan dengan persalinan, ada dua pengalaman yang berpengaruh
besar pada penyesuaian pascanatal,yaitu seberapa jauh ibu terpengaruh oleh
obat-obatan dan mudah sullitnya bayi bernapas.
- Lamanya
periode kehamilan, jika bayi yang dilahirkan sebelum waktunya di sebut premature,
sedangkan yang terlambat disebut postmatur. Abortus :
bayi lahir dengan berat badan kurang dari 500 g, dan / atau usia gestasi
kurang dari 20 minggu. Angka harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari
1%
- Sikap
Orang tua, sikap yang menyenangkan dari orang tua memperlakukan bayinya
itu akan mendorong penyesuaian yang baik.
- Perawatan pascanatal, yaitu ada
tiga aspek : pertama kebutuhan tubuh, kedua rangsangan yang diberikan.dan
ketiga kepercayaan orang tua.
Bahaya pada bayi neonatal, yaitu :
1. Bahaya fisik, seperti lingkungan
pranatal yang tidak baik, persalinan yang sulit dan ruwet, kelahiran kembar,
postmatur, premature dan kematian bayi.
2. Bahaya psikologis, seperti
kepercayaan tradisional mengenai kelahiran, ketidakberdayaan, individualitas
bayi, terhentinya perkembangan bayi, kurangnya rangsanagn,kemurungan orang tua
baru, dan sikap yang kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti.
Berat badan bayi pada saat
kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir:
1. Bayi berat lahir cukup : bayi dengan
berat lahir > 2500 g.
2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low
birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
3. Bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR) / Very low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir 1000 –
1500 g.
4. Bayi berat lahir amat sangat rendah
(BBLASR) / Extremely very low birthweight infant : bayi lahir hidup dengan
berat badan lahir kurang dari 1000 g.
B. CIRI-CIRI
MASA BAYI
Ciri-ciri tertentu masa bayi, meskipun sama dengan ciri-ciri
periode-periode lain dalam rentang kehidupan, adalah sangat penting selama dua
tahun masa bayi ini. Ciri-ciri tersebut membedakan masa bayi dari
periode-periode sebelumnya dan sesudahnya. Berikut ini adalah ciri-ciri yang
paling penting.
·
Masa
Bayi adalah Masa Dasar yang Sesungguhnya
Ada empat hal yang menyebabkan
masa ini dianggap penting, yaitu:
1.
Sifat-sifat mulai terbentuk entah
baik atau buruk, entah bermanfaat atau berbahaya.
2.
Masa yang mudah untuk memperbaiki
kekeliruan pemahaman.
3.
Kebiasaan yang mempengaruhi
pribadi dan sosial.
4.
Tahap pembelajaran yang mudah
diterima.
Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal
dianggap sebagai masa dasar, namun masa bayi adalah dasar periode kehidupan
yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola
ekspresi emosi terbentuk.
·
Masa
Bayi adalah Masa di Mana Pertumbuhan dan Perubahan Berjalan Pesat
Bayi berkembang pesat baik secara
fisik atau psikologis. Pertumbuhan dan perubahan intelek akan berjalan sejajar
dengan perubahan fisik dan bayi pun mampu mengungkapkan apa yang mereka
inginkan. Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi dalam
penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Bayi lambat laun menjadi tidak segemuk
seperti pada hari dilahirkan dan anggota tubuh berkembang dalam perbandingan
yang lebih baik terhadap kepala yang besar. Perubahan dalam perbandingan tubuh
disertai dengan pertumbuhan tinggi dan berat tubuh. Meskipun pertumbuhan pesat
terjadi pada seluruh periode bayi, namun yang terpesat adalah dalam tahun
pertama (Hurlock, 2003: 77).
·
Masa
Bayi adalah Masa Berkurangnya Ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada
orang lain merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang
memungkinkan bayi beradaptasi atau bergerak bebas.
·
Masa
Bayi adalah Masa Meningkatnya Individualitas
Pada masa ini bayi dituntut untuk
lebih mandiri dalam penampilan dan pola- pola perilaku maka bayi harus
diperlakukan sebagai individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh
berdasarkan makanan yang sama atau adanya jadwal makan dan tidur yang sama.
Tidak dapat diharapkan teknik-teknik latihan anak yang sama akan cocok untuk
semua bayi. Sekalipun bayi belum mencapai ulang tahunnya yang pertama,
kebanyakan orang tua mengetahui bahwa bayi adalah individu dan harus
diperlakukan sebagai individu.
·
Masa
Bayi adalah Permulaan Sosialisasi
Egosentrisme, yaitu diri bayi
yang muda belia, cepat berubah menjadi keinginan untuk menjadi bagian dari
kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu
dan dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain melalui segala macam
cara yang dapat dilakukannya. Salah satu caranya adalah dengan perilaku akrab.
Bayi lebih dapat mengandalkan perhatian dan kasih sayang ibu atau perhatian
pengganti ibu daripada anggota-anggota keluarga lain atau orang-orang lain.
·
Masa
Bayi adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran Seks
Masa ini merupakan masa dimana
bayi dididik untuk dikenalkan dengan kebiasaan menurut jenis kelaminnya
masing-masing.sehingga bagi bayi perempuan terlihatlah secara otomatis
kelemahanya yaitu suka menangis dan tanda lainnya. Sedangkan anak laki-laki,
diberi pakaian warna biru, diselimuti dengan selimut biru dan kamarnya tidak
diberi hiasan jumbai-jumbai dan karet-karet seperti kamar anak perempuan.
Mainan mereka juga dipilihkan sesuai dengan jenis kelamin mereka masing-masing.
·
Masa
Bayi adalah Masa yang Menarik
Bayi terlihat menarik mungkin
dari bentuk tubuhnya dan apabila diberi selimut atau baju yang lucu akan
semakin menarik. Jika sifat ketergantungan mereka semakin berkurang maka
kemenarikan mereka juga berkurang.
·
Masa
Bayi adalah Permulaan Kreativitas
Bayi memang lemah namun ia selalu
belajar mengembangkan minat dan memulai kreativitas kemudian menyesuaikan diri
dalam lingkungan.
·
Masa
Bayi adalah Masa Berbahaya
Bahaya bisa terjadi kapan saja
terutama pada masa bayi, karena bahaya ini dapat berupa fisik dan psikologis
yang berakibat sangat fatal bagi perkembangn si bayi. Di antara bahaya-bahaya
fisik, yang paling parah adalah penyakit dan kecelakaan karena sering
menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian. Karena pola perilaku, minat,
dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka bahaya psikologis dapat terwujud
kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa ini.
C. PERKEMBANGAN
PADA MASA BAYI
1.
Perkembangan Fisik pada Masa Bayi
Masa bayi merupakan suatu masa di
mana pertumbuhan sorang individu berkembang dengan pesat. Selama tahun pertama,
peningkatan berat tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi, namun demikian
pula sebaliknya pada tahun kedua.
Gerakan-gerakan tubuh yang
dimotori dengan kerja sama antara otot, otak, dan saraf kita namakan motorik.
Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata, dan sebagainya,
kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya.
Beberapa perkembangan fisik yang
harus dilalui bayi hingga pada akhir masa bayi ialah sebagai berikut:
a.
Pada tahun pertama pertumbuhan
fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai mengendur.
b.
Pola perkembangan bayi pria dan
wanita sama.
c.
Tinggi badan secara proporsional
lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan lebih cepat
pada tahun kedua.
d.
Dari 20 gigi seri, kira-kira 16
telah tumbuh selama masa bayi berakhir. Gigi pertama muncul kira-kira pada usia
6-8 bulan. Gigi seri bawah muncul terlebih dahulu kemudian menyusul tumbuhnya
gigi seri bagian atas. Pada umur satu tahun rata-rata bayi mempunyai 4 sampai 6
gigi dan pada umur dua tahun 16 gigi.
e.
Pertumbuhan otak tampak dengan
bertambah besrnya ukuran tengkorak kepala. Diperkirakan seperempat (1/4) dari
berat otak orang dewasa dicapai pada usia sembilan bulan dan tiga perempat
(3/4) pada akhir tahun kedua.
f.
Organ keindraan berkembang dengan
cepat selama masa bayi dan sanggup berfungsi dengan memuaskan sejak bulan-bulan
pertama dari kehidupan. Dengan berkembangnya koordinasi otot-otot mata pada
bulan ketiga maka bayi telah sanggup melihat dengan jelas. Alat indra lainnya
yang juga berkembang ialah pendengaran dan penciuman.
g.
Fungsi-fungsi fisiologis. Masa
bayi merupakan masa di mana dasar pembinaan pola-pola fisiologis seperti makan,
tidur, dan buang air harus terbentuk. Walaupun pembentukan kebiasaan tidak
terselesaikan pada akhir masa bayi.
h. Perkembangan
penguasaan otot-otot. Perkembangan penguasaan otot-otot mengikuti pola yang
jelas dan dapat diduga yang ditentukan oleh hukum arah perkembangan. Menurut
hukum ini penguasaan atau pengendalian otot-otot bergerak melalui tubuh dari
arah kepala menuju kaki (Yusuf, 2004:151).
Beberapa urutan perkembangan
motorik selama masa bayi mulai dari umur 1-24 bulan ialah sebagai berikut:
Usia (Dalam Bulan)
|
Perkembangan Motorik
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18
24
|
Gerakan reaksi
(negatif = menangis, positif = senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki
dan tangan).
Memutar ke kanan dan
ke kiri.
Menarik-narik
selimut dan baju.
Menegakkan kepala ke
arah dua belah tangan.
Dapat menelungkup beberapa
menit.
Mengamati mainan
yang dipegang.
Menarik kepala ke
depan.
Duduk beberapa
menit.
Dapat duduk sendiri.
Merangkak.
Berdiri sendiri.
Mulai dapat
berjalan.
Dapat berjalan
dengan baik dan dapat menaiki kursi atau tangga.
Dapat naik dan turun
tangga, dan berlari.
|
2.
Perkembangan Motorik
Perkembangan
masa bayi pada aspek motorik ini dapat diamati dan terliahat Reaksi-reaksi
spontan yang berulang dilakukan dan tidak dikoordinasi. Namun lama-kelamaan
terjadi secara efektif. Hal ini terlihat dari merangkak, berjalan, dan
memainkan benda-benda-benda perkembangan motorik telihat adanya arah.
Anak yang usia 4 bulan, jika di telungkupkan,
mencoba-coba mengangkat kepalanya walaupun hanya beberapa detik. Selanjutnya ia
menguasai lengan, tangan, tungkai dan kakinya. Latihan itu umumnya di cari
sendiri, dilakukan dengan cara suka rela dan gembira.
Anak yang usia 5 bualan dapat mengerakan
lenganya kearah tertentu, kesalah satu benda yang dilihatnya. Selanjutnya ia
menguasai jari-jarinya untuk memungut benda-benda yang kecil, dam akhirnya ia
dapat memegang sesuatu . ada kemungkkinan batas-batas usia yang disebut disini
tidak sesuai dengan usia ana yang sedang diamati, sebab batas-batas usia itu
sebenarnya sangat relatif.
Ciri-ciri gerakan motorik:
a. Gerak dilakukan
dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-maksud tertentu.
b. Gerak yang
dilakukan tidak sesuai dengan mengangkat benda.
c.
Gerak serta. Seperti anak yang bermain dengan
botol susunya, kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanyaturut bergerak
semuanya. Gerakan-gerakan yang berlebihan merupakan cirri-ciri dari motorik
yang masih muda.
Macam-macam gerakan:
Dalam
bulan-bulan pertama, bayi hanya bisa mengenal gerakan. Suka benar ia bergerak
walaupun secara tidak sadar anak mengerak-gerakan tubuhnya tanpa sebab
perangsang yang datang dari luar. Seluruh tubuhnya ikut bergerak, dan banyak di
antara gerakan itu yang tidak perlu dilakukan. Agar lebih mudah mengenal bentuk
gerakan-gerakan itu maka di kelompokan ke dalam tiga bagian.
·
Gerakan instinktif
Instink adalah
kemampuan bertindak tepat, tidak mempergunakan pikiran, diperoleh dari alam
sejak dilahirkan. Gerakan instink di
sebabkan oleh dorongan dari dalam diri
untuk memuaskan dorongan itu. Gerak instink yang pertama dimiliki ialah
kepandaian mengisap, ia perlu menyusu dan ia tau caranya tidakah menyusu itu
satu gerakan yang sulit juga ? ada dorongan untuk memuaskan laparnya,
instinknya menunjukan bagaimana caranya.
·
Gerakan reflex
Gerakan reflex disebabkan oleh dorongan yang
datang dari luar berbentuk perangsang. Perangsang itu menimbulkan mata berkedip
kalau silau, batuk kalu salah telan, muntah kalau terasa pahit dan sebagainya.
·
Gerakan
spontan(impulsif)
Pada gerakan spontan, dorongan dorongan atau
perangsangnya datang dari dalam diri sendiri; mulanya dirasakan sebagai tidak
bertujuan, seperti mengoyang-goyankan kaki yang tergantung meremas-remas jari
tangan, ingin menangis, dan sebagainya.
3.
Berjalan
Masa
ini penuh dengan latihan-latihan, dan kemajuan yang dapat dicapainya. Dalam
kesempatan yang yang terbatas ini.
A.
Gesell mengemukakan tentang kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam belajar
berjalan sebagai berikut:
a. Umur
1 bulan. Bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah umurnya bertambah, ia mulai
melatih menggerak-gerakan tubuhnya.
b. Umur 2 bulan.
Ia menggerakan dan memutarkan kepalanya dengan susah payah.
c. Umur 3 bulan.
ia belajar membalikan badanya. Tetapi setelah tertelungkup , seluruh badan dan
mukanya terbenmam di atas pembaringannya.
d. Umur 4 bulan.
pada waktu tertelungkup, ia mencoba mendongakan kepalanya sedikit walaupun
dalam waktu yang singkat sekali.
e. Umur 5 bulan.
setelah mampu menegakan kepalanya, ia mencoba mengangkat dadanya dengan
menopang kan kedua kaki dan tanganya.
f. Umur 6 bulan.
sudah ada keinginan untuk merangkak. Jika ia sedang menelungkup , dan ibu
meletakan mainan didepanya, ia menggerakan kaki dan tanganya seolah-olah berenang, tetapi hasilnya
belum tercapai karena otot-ototnya belum terlalu kuat. Dengan bantuan sedikit
di angkat badanya, ia dapat bergerak maju sedikit.
g. Umur 7 bulan.
ia dapat duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik.
h. Umur 8 bulan. ia dibantu belajar berdiri.
i.
Umur 9 bulan. ia dapat berdiri sendiri sambil
berpegangan pada sisi meja dan kursi.
j.
Umur 10 bulan. jika otot-otot nya sudah cukup
kuat serta sarafnya cukup matan, ia mulai melatih merangkak.
k. Umur 11 bulan.
ia belajar merambat”merambat” dengan berpegangan dengan berpegangan pada perabot
rumah tangga.
l.
Umur 12 bulan.
ia mencoba berdiri sendiri. Selanjutnya ia dapat berjalan sendiri.
4.
Perkembangan Psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan
psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, meskipun pembentukan
kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.
·
Pola tidur
Selama
tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur malam meningkat dari 8½ jam pada
tiga minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap
konstan selama sisa tahun tersebut. Selama tiga bulan pertama, penurunan jumlah
waktu tidur siang diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam.
·
Pola makan
Sejak
kelahiran hingga usia empat atau lima bulan, semua pola makan adalah dalam
bentuk mengisap dan menelan. Mengunyah umumnya muncul sebulan sesudah
menggigit. Ketidaksukaan makan yang mulai berkembang pada tahun kedua sering
merupakan akibat dari perpanjangan pola makan ala bayi. Setelah terbiasa dengan
makanan cair, cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan diri dengan makanan yang
agak keras.
·
Pola buang air
Pengendalian
(kontrol) buang air besar rata-rata mulai pada usia enam bulan, sedangkan
pengendalian buang air kecil mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang
air besar, kebiasaan pengendalian terbentuk pada akhir masa bayi, meskipun
sekali-kali dapat juga terjadi penyimpangan, khususnya ketika bayi lelah,
sakit, atau secara emosional sangat senang. Sebaliknya pengendalian buang air
kecil, belum sempurna pada akhir masa bayi.
·
Perilaku
Emosional dalam Masa Bayi
Ada
dua ciri khusus dari emosi masa bayi:
1.
Emosi bayi disertai oleh reaksi
perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya, terutama
dalam hal marah dan takut.
2.
Emosi lebih mudah dibiasakan pada
masa bayi dibandingkan pada periode-periode lain. Ini disebabkan karena
terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi
terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosional.
·
Pola
Emosional yang Umum
Pola
emosional yang lazim pada masa bayi adalah sebagai berikut.
1.
Kemarahan
Perangsang
yang membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan-gerakan
mencoba menghalangi keinginannya. Tanggapan marah mengambil bentuk menjerit,
meronta-ronta, menendang kaki, mengibaskan tangan, dan memukul apa saja yang
ada di dekatnya. Pada tahun kedua bayi dapat juga melonjak-lonjak,
berguling-guling, meronta-ronta dan menahan nafas.
2.
Ketakutan
Perangsang
yang dapat membangkitkan ketakutan bayi adalah suara keras; orang, barang, dan
situasi asing; ruangan gelap; tempat tinggi. Pada usia 8 bulan sampai 1 tahun,
bayi akan menangis terhadap benda, situasi, atau orang yang asing. Tanggapan
rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan diri dari perangsang
yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
3.
Rasa ingin tahu
Bayi
mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya terutama melalui ekspresi wajah
menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Kemudian, bayi
akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut, memegang,
membolak-balik, dan melempar.
4.
Kegembiraan
Pada
usia 8 minggu bayi akan senyum atau tidur pulas jika merasa kenyang, hangat dan
nyaman. Pada bulan kedua dan ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya
bercanda, mengelitik, dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan rasa senang
atau kegembiraannya dengan tersenyum dan menggerakkan lengan serta kakinya.
5.
Afeksi
Setiap
orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau
memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Umumnya,
bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium barang atau
orang yang dicintai. Pada usia 1-3 tahun, emosi anak kemungkinan dapat
dipengaruhi maka anak dapat turut menyayangi, mengasihi ataupun membenci
sesuatu.
5.
Perkembangan Bicara
Berbicara
merupakan sarana berkomunikasi (Hurlock, 1980: 82). Bicara merupakan
keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan
otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni
kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176).
Beberapa
tugas yang terlibat dalam belajar berbicara, antara lain:
a.
Pengucapan.
Bayi belajar mengucapkan kata-kata sebagian melalui
coba-coba tetapi terutamA dengan meniru ucapan orang dewasa.
b.
Membangun
Kosa Kata. Mula-mula
bayi belajar nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja.
c. Kalimat. Bayi yang pertama muncul antara usia dua belas dan delapan
belas bulan, biasanya terdiri dari satu kata yang disertai dengan isyarat.
Beberapa bentuk komunikasi prabicara, yaitu sebagai
berikut:
a.
Menangis
Menangis adalah salah satu dari cara-cara pertama bayi
berkomunikasi dengan dunia pada umumnya. Pada minggu ketiga atau keempat dapat
diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan
badan yang mengiringinya. Sebelum usia tiga tahun kebanyakan bayi sudah belajar
bahwa menangis adalah cara yang manjur untuk memperoleh perhatian.
b.
Berceloteh
Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai
puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah menjadi
bicara yang benar-benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat masa bayi
berakhir.
c.
Isyarat
Bayi menggunakan gerakan isyarat sebagai pengganti
bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang dilakukan oleh
kebanyakan anak yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Banyak bayi
menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kalimat.
d.
Ungkapan-ungkapan
emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang paling
efektif, karena tidak ada yang lebih ekspresif daripada isyarat-isyarat wajah
yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain.
Alasan
mengapa ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang bermanfaat adalah:
a.
Karena bayi
belum mempelajari pengendalian emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk
mengetahui emosi apa yang mereka alami melalui ungkapan-ungkapan wajah dan
badan.
b.
Bayi lebih
mudah mengerti orang lain melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.
Beberapa
isyarat umum yang digunakan pada masa bayi dapat kita lihat pada tabel berikut.
Isyarat
|
Artinya
|
Mengeluarkan makanan dari mulut
|
Kenyang atau tidak lapar
|
Mencebik (pout)
|
Tidak senang
|
Mendorong puting susu dari mulut dengan lidah
|
Kenyang atau tidak lapar
|
Mendorong benda jauh-jauh
|
Tidak menginginkannya
|
Menjangkau benda
|
Ingin memilikinya
|
Menjangkau seseorang
|
Ingin ditimang/digendong
|
Mengecapkan bibir atau mengeluarkan lidah
|
Lapar
|
Tersenyum dan mengacungkan tangan
|
Ingin digendong
|
Bersin berlebihan
|
Basah dan dingin
|
Bergeliat dan bergetar
|
Dingin
|
Menggeliat, meronta dan menangis selama berpakaian dan
mandi
|
Tidak suka adanya pembatasan kegiatan
|
Menolehkan kepala dari puting susu
|
Kenyang atau tidak lapar
|
6.
Perkembangan Sosialisasi
Perkembangan sosial yang dini
memainkan peranan yang sangat penting dalam menentuan hubungan sosial di masa
depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan bayi berpusat di
sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosialnya
kelak. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap social atau
antisocial merupaan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga
turut menentukan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain.
Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka besar
kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam dengan masyarakat juga
berlangsung dengan tidak lancar (Ahmadi, 2002). Apakah seseorang menjadi
terikat ke luar atau ke dalam (ekstrovert atau introvert) bergantung terutama
pada pengalaman-pengalaman sosial awal.
Mengapa dasar-dasar sosial yang
di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk dasar-dasar itu cenderung
menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar. Anak yang pada saat bayi sering
menangis, cenderung agresif dan menunjukan perilaku-perilaku yang mencari
perhatian. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian
sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besar nanti.
Beberapa reaksi bayi terhadap
orang dewasa antara lain sebagai berikut:
·
2 – 3 bulan
Bayi
dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama manusia dan
tidak senang bila ditinggal sendiri.
·
4 – 5 bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa
saja yang mendekatinya. Ia memberikan reaksi yang berbeda kepada wajah-wajah
yang tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
·
6 – 7 bulan
Bayi
membedakan “teman” dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama
dan memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini
merupakan awal dari “masa lalu”, juga merupakan permulaan dari “masa terikat”-
yaitu masa dimana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti
dan berkurangnya keramahtamahan.
·
8 – 9 bulan
Bayi
mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana dari orang
lain.
·
12 bulan
Bayi
mulai bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.
·
16 – 18 bulan
Negativisme,
dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari
orang dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
·
22 – 24 bulan
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti
berpakaian, makan, dan mandi.
Beberapa reaksi sosial terhadap
bayi-bayi lain antara lain sebagai berikut:
§ 4
– 5 bulan
Bayi
mulai menarik perhatian bayi atau anak lain dengan melambungkan badan ke atas
dan ke bawah, menendang, tertawa, atau bermain dengan ludah.
§ 6
– 7 bulan
Bayi
tersenyum terhadap bayi lain dan menunjukan minat terhadap tangisannya.
§ 8
– 13 bulan
Bayi
mencoba meramasi pakaian dan rambut bayi-bayi lain, meniru perilaku dan suara
mereka dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun ia cenderung bingung
bila bayi lain mengambil salah satu mainannya.
§ 13
– 18 bulan
Berebut
mainan sekarang berkurang dan bayi lebih bekerja sama dalam bermain dan mau
berbagi rasa.
§ 18
– 24 bulan
Bayi lebih berminat bermain dengan bayi lain dan menggunakan
bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.
7.
Perkembangan
sensoris dan persepsi pada masa bayi
1. Sensasi dan Persepsi
Ketika informasi melakukan kontak dengan penerimaan sensor –
mata, telinga, lidah, hidung, kulit – sensasi terjadi. Persepsi adalah
interpretasi apa yang dirasakan.
2. Persepsi Visual
a. Dunia visual bayi yang baru lahir
Pernyataan
William James yang mengatakan bahwa persepsi visual bayi merupakan suatu
kebingungan yang luar biasa adalah tidak benar. Persepsi bayi yang baru lahir
lebih maju dari yang kita pikirkan sebelumnya.
b. Pemahaman visual
Penelitian
Fantz – yang memperlihtkan bahwa bayi lebih senang pada pola bergaris daripada
potongan benda/piringan berwarna cerah – memperlihatkan bahwa bayi yang baru
lahir memiliki pemahaman visual.
c. Kualitas penglihatan
Penglihatan
bayi yang baru lahir kira-kira 20/600 pada bagan Snellen; pada usia 6 bulan,
penglihatan meningkat hingga sekurang-kurangnya 20/100 pada skala yang sama.
d.
Wajah
manusia
Wajah ialah suatu pola visual yang
penting bagi bayi yang baru lahir. Bayi secara berangsur-angsur menguasai suatu
urutan langkah dalam mempersepsi wajah manusia.
e.
Persepsi
kedalaman
Suatu studi klasik oleh Gibson dan
Walk (1960) memperlihatkan bahwa melalui penggunaan suatu jurang visual, bayi
berusia 6 bulan ternyata dapat mempersepsi kedalaman.
8.
Perkembangan
kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu
aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan),
yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari dan memikrkan lingkungannya. Dalam Dictionary of Psychology karya
Drever,dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap
model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan
penalaran.” (Kuper & Kuper, 2000 dalam Desmita, 2012). Kemudian dalam
Dictionary of Psychology karya Chaplin, dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep
umum yang mencakup semua bentuk pengenal, termasuk di dalamnya mengamati,
melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan,
menduga, dan menilai.”
Dari beberapa pengertian diatas dapat
dupahami bahwa kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh psikolog
untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan
lingkungannya.
Menurut Piaget, anak membangun secara
aktif dunia kognitif mereka sendiri. Anak tidak pasif menerima informasi,
melainkan berperan aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Piaget juga
meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap
pemikiran dari masa bayi hingga dewasa. Kemampuan bayi melalui tahap-tahap
tersebut bersumber dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan (melalui asimilasi dan akomodasi) serta adanya pengorganisasian
struktur berpikir. Tahap-tahap pemikiran ini secara kualitatif berbeda pada
setiap individu. Demikian juga, corak pemikiran seorang anak pada satu tahap,
berbeda dari corak pemikirannya pada tahap lain. Tahap-tahap perkembangan
pemikiran ini dibedakan Piaget atas empat tahap, yaitu tahap pemikiran
sensoris-motorik, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal.
Berikut ini akan diuraikan tahap pemikiran masa bayi, yaitu tahap
sensoris-motorik.
Tahap sensoris-motorik berlangsung dari
kelahiran hingga kira-kira 2 tahun. Selama tahap ini, perkembangan mental
ditandai dengan kemajuan pesat dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
Dalam hal ini, bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif
rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat inderanya, melainkan juga aktif
memberikan respon terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-gerak
refleks.
Denagan berfungsinya alat-alat indera
serta kemampuan melakukan gerakan-gerakan motorik dalam bentuk refleks-refleks,
bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunia
sekitarnya. Jadi, pada permulaan tahap sensoris-motorik, bayi memiliki lebih
dari sekedar refleks yang digunakan untuk mengkoordinasikan pikiran dengan
tindakan. Pada akhir tahap ini, ketika anak berusia sekitar 2 tahun, pola-pola
sensoris-motoriknya semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu sistem simbol
yang primitif. Misalnya, anak usia 2 tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan
memanipulasinya denagn tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. Anak
juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti “minum susu” untuk
menunjukkan telah terjadinya sebuah peristiwa sensoris-motorik (Santrock, 1998
dalam Desmita, 2012).
Tidak seperti tahap-tahap lainnya,
tahap sensoris-motorik dibagi kedalam enam subtahap, dimana masing-masing
subtahap meliputi perubahan-perubahan kualitatif dalam organisasi
sensoris-motorik. Keenam subtahap perkembangan sensoris-motorik menurut Piaget
secara singkat sebagai berikut:
a.
Tahap Early Refleks, terjadi pada usia
0-1 bulan, dimana bayi mempunyai kepercayaan atas refleks bawaan sejak lahir untuk
mengetahui lingkungan; asimilasi dari semua pengalaman refleks misalnya menelan
dan menyusu.
b.
Tahap Primary Circular Reactions,
terjadi pada usia 1-4 bulan, dimana bayi melakuakn akomodasi (modifikasi)
refleks untuk menyesuaikan objek dengan pengalaman baru; seperti bayi
mengulangi reaksi yang bersifat sederhana seperti membuka dan menutup mata,
menarik selimut untuk mendapatkan kesenangan. Jadi, tindakan yang diulang-ulang
difokuskan pada tubuh bayi sendiri.
c.
Tahap Secondary Circular Reactions,
terjadi pada usia 4-8 bulan, diamana tindakan yang diulang oleh bayi sudah
terfokus pada objek. Tindakan itu digunakan untuk mencapai tujuan, tetapi masih
melakukan secara sembrono. Juga memberikan perhatian terhadap benda-benda yang
bergerak, seperti mengayunkan lengan dan kakinya semata-mata untuk mencapai
kesenangan.
d.
Tahap Combined Secondary Circular
Reactions, terjadi pada usia 8-12 bulan. Bayi sudah dapat menguasai sistem
respons dan mengkombinasikan tindakan denagn tindakan yang telah diperoleh
sebelumnya (skema) untuk mendapatkan sesuatu. Dan ini merupakan titik awal dari
pengertian.
e.
Tahap Tertiary Circular Reactions,
terjadi pada usia 12-18 bulan. Anak mulai menggunakan reaksi yang bersifat
“trial and error” untuk mempelajari objek-objek disekitarnya. Kegiatan
coba-coba yang dilakukan anak mulai bisa mengubah gerak-geriknya untuk mencapai
suatu tujuan yang lebih jelas. Tahap ini menandai titik awal perkembangan
keingintahuan dan minat pada sesuatu yang baru.
f.
Tahap The First Symbol, terjadi pada
usia 18-24 bulan. Dimana fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf
sensoris-motorik murni menjadi taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol
primitif.
9.
Moral
Bayi memiliki
nilai dan suara hati. Lambat laun bayi mempelajari kode moral dari orang tuanya
dan orang-orang yang dekat dengannya. Bayi menilai benar atau salah suatu
perbuatan berdasarkan kesakitan atau kesenangan yang dirasakannya.
D.
TUGAS DALAM PERKEMBANGAN MASA
BAYI
Beberapa
tugas yang harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa bayi antara lain
sebagai berikut.
1.
Belajar berjalan pada usia 9.0 –
15.0 bulan.
2.
Belajar memakan makan padat.
3.
Belajar berbicara.
4.
Belajar buang air kecil dan buang
air besar.
5.
Belajar mengenal perbedaan jenis
kelamin.
6.
Mencapai kestabilan jasmaniah
fisiologis.
7.
Membentuk konsep-konsep sederhana
kenyataan sosial dan alam.
8.
Belajar mengadakan hubungan
emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
9.
Belajar mengadakan hubungan baik
dan buruk dan pengembangan kata hati.
E.
TABEL
PERKEMBANGAN BAYI
Usia
|
Keterampilan-keterampilan
Utama
|
Kerampilan-keterampilan
yang akan dikuasai
|
Keterampilan-keterampilan
lebih lanjut
|
1 bulan
|
· Mengangkat kepala ketika berbaring tengkurap.
· Merespon suara.
· Menatap wajah.
|
· Pandangan bayi untuk dapat mengikuti objek walaupun hanya beberapa saat.
· Mengeluarkan suara: ooh dan aah.
· Dapat melihat pola berwarna hitam-putih
|
· Tersenyum,
tertawa
· Menahan kepala pada 45 derajat.
|
2 bulan
|
· Suara: coo dan gumam.
· Dapat mengikuti benda lebih lama.
· Mulai memperhatikan tangannya.
· Dapat mengangkat kepala dan menahannya untuk beberapa saat.
|
· Tersenyum, tertawa
· Menahan kepala pada posisi 45 derajat
· Dapat membuat gerakan-gerakan yang lebih teratur (lebih halus)
|
· Dapat menegakkan kepala dan menahannya agak lama
· Kaki sudah cukup kuat untuk menahan beban ringan
· Dapat mengangkat kepada dan bahu saat tidur dengan posisi tengkurap.
|
3 bulan
|
·Dapat mengenali wajah dan wangi tubuh orang yang biasa dekat dengannya
(ibu ).
· Dapat mengangkat kepala dan menahannya dengan stabil.
· Visual: dapat mengikuti obyek yang bergerak.
|
· Dapat berteriak, nyerocos, dan tertawa kecil (terkekeh)
· Memainkan ludah menjadi gelembung (balon)
· Dapat mengenali suara orang-orang terdekat.
· Dapat melakukan mini push-up.
|
· Dapat berguling, dari tengkurap menjadi terlentang
· Dapat berespon terhadap suara keras
· Dapat mengarahkan kedua tangan untuk memegang mainan.
|
4 bulan
|
· Tersenyum, tertawa.
· Dapat mengangkat beban pada kakinya.
· Tertawa kecil (terkekeh) bila Anda berbicara dengannya.
|
· Dapat menggenggam mainan
· Berguling, dengan posisi dari belakang ke depan
|
· Meniru suara : “baba”, “dada”
· Tumbuh gigi pertama
· Mulai siap untuk makanan lunak selain ASI.
|
5 bulan
|
· Dapat membedakan warna-warna dasar (mencolok).
· Mulai bermain dengan tangan dan kakinya.
|
· Dapat mengenali namanya, terutama bila dipanggil
· Berespon terhadap suara-suara baru yang datang padanya
· Dapat berguling dari tengkurap ke depan dan sebaliknya.
|
· Mulai dapat duduk sendiri beberapa saat.
· Mulai memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.
· Mulai muncul kecemasan akan perpisahan dengan orang terdekat (biasanya
orangtua)
|
6 bulan
|
· Dapat menoleh ke arah suara-suara baik benda maupun orang-orang di
sekitarnya.
· Menirukan suara atau bunyi-bunyian.
· Berguling dari tengkurap ke terlentang dan sebaliknya.
|
· Sudah siap untuk makan makanan lunak (tidak ASI Ekslusif lagi).
· Dapat duduk sendiri tanpa sandaran.
· Senang memasukkan benda-benda ke mulutnya.
· Dapat memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya. (misal: dari
tangan kiri ke tangan kanan).
|
· Dapat melambaikan tangan (lambaian goodbye)
· Dapat berdiri dengan berpegangan pada benda-benda di sekitarnya.
· Dapat membenturkan dua objek (misalnya: mainannya saling dibenturkan)
· Mulai mengerti benda-benda yang dipegangnya.
|
8 bulan
|
· Dapat berkata ”mama” dan ”dada”, kepada kedua orang tuanya (namun tidak
spesific mama untuk ibu, dada untuk ayah).
· Dapat memindahkan benda atau mainan dari tangan yang satu ke tangan
yang lainnya.
|
· Berdiri dengan berpengangan
· Merangkak
· Dapat menunjuk benda
· Mencari benda-benda yang disembunyikan.
|
· Belajar untuk berdiri sendiri.
· Dapat mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk (seperti
menjepit).
· Mulai dapat mengekspresikan keinginannya dengan bahasa tubuh (misalnya
meminta susu dengan menunjuk tempat susu).
|
9 bulan
|
· Dapat berdiri dengan berpegangan.
· Mulai mengoceh.
· Mulai mengenali &mengetahui benda-benda disekitarnya.
|
· Mulai mengeksplorasi/ berjalan sambil berpegangan.
· Dapat minum dari gelas bertutup (sippy cup-gelas bertutup yang ujung
tutupnya bercorong bolong-bolong seperti dot)
· Dapat makan dengan menggunakan tangannya sendiri.
· Dapat membeturkan dua benda yang ada ditangannya.
|
· Bermain ciluk ba
· Dapat mengatakan ’mama’ dan ’dada’ dengan tepat (mama kepada ibu dan dada
ke ayah)
|
10 bulan
|
· Melambaikan tangan (goodbye)
· Mengambil benda dengan ibu jari dan telunjuk seperti menjepit (menjumput)
· Dapat merangkak dengan baik.
|
· Mengatakan ’mama’ dan ’dada’ dengan tepat.
· Dapat mengekspresikan keinginannya dengan gerakan
|
· Dapat berdiri sendiri dalam beberapa saat
· Dapat menaruh barang ke dalam tempat tertentu (misalnya kotak)
|
11 bulan
|
· Mengatakan ’mama’ dan ’dada’ dengan tepat.
· Bermain ciluk ba
· Dapat berdiri sendiri untuk beberapa detik.
· Mengeksplorasi sekitarnya
|
· Mulai mengerti ’tidak’ dan instruksi singkat lainnya (misalnya
ambil, itu)
· Mulai suka menaruh atau memindahkan benda ke dalam tempat tertentu
(misalnya kotak)
|
· Mengatakan 1 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
· Dapat membungkuk dari posisi
berdiri.
|
12 bulan
|
· Meniru orang lain
· Menyatakan keinginan dengan gerakan tubuh (seperti menunjuk, menggeleng,
mengangguk)
|
· Mulai berjalan beberapa langkah
· Mengatakan 1 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
|
· Berjalan sendiri
· Membuat coretan dengan crayon
· Mengatakan 2 kata lain selain ’mama’ dan ’dada’
|
13 bulan
|
· Menggunakan dua kata secara tepat seperti kata ’hai’ dan bye
(dadah).
· Mengambil benda sambil membungkuk
|
· Senang melihat bayangannya (misalnya bercermin)
· Dapat menahan tangan dan kakinya untuk membantu orang lain
memakaikan pakaian padanya.
|
· Menggabungkan kata dan gerakan untuk menyatakan keinginannya (misalnya
susu sambil menunjuk tempat susu)
· Dapat menggelindingkan bola.
|
14 bulan
|
· Makan dengan tangan
· Dapat mengambil benda dari kotak/ mengosongkan kotak
· Meniru orang lain
|
· Sudah dapat berjalan dengan ditatah
· Meniru permainan
· Menunjuk anggota badannya saat ditanya (misalnya: dapat menunjuk kepala,
telinga)
· Dapat merespon perintah yang datang padanya (misalnya: cium ibu)
|
· Dapat menggunakan sendok atau garpu.
· Dapat memasangkan tutup dengan tempatnya.
· Dapat mendorong atau menarik
mainan sambil berjalan.
|
15 bulan
|
· Bermain dengan bola
· Menguasai 3 kata dan sering digunakan
· Berjalan mundur
|
· Membuat coretan-coretan dengan menggunakan crayon
· Dapat berlari
· Mengadopsi kata ’tidak’ sebangai kata favorit.
|
· Minta diambilkan barang-barang
· Dapat meletakan jari didepan mulutnya dan mengatakan ’shh’
|
16 bulan
|
· Dapat membalik halaman buku.
· Cenderung temper tantrum bila frustrasi/marah
· Memiliki benda tertentu yang selalu ingin dipegangnya.
|
· Mulai belajar mendaki/menaiki sesuatu
· Dapat menumpuk 3 balok
· Menggunakan sendok atau garpu
· Belajar cara yang tepat untuk menggunakan benda tertentu (misalnya
telepon)
|
· Dapat membuka salah satu bajunya sendiri (misalnya celana atau kaus).
· Mulai susah makan / rewel/banyak maunya
· Tidur siang satu kali.
|
17 bulan
|
· Mulai menggunakan 6 kata secara teratur
· Senang bermain pura-pura (misalnya: bermain menjadi superman)
· Senang mengendarai mainan.
|
· Memberi makan boneka
· Ucapannya mulai jelas
· Dapat melempar bola dengan lebih baik.
|
· Berjoget mengikuti musik
· Dapat mengelompokkan mainan berdasarkan warna, ukuran atau benutknya
· Dapat menendang bola ke depan.
|
18 bulan
|
· Mau membaca buku sendiri
· Membuat coretan-coretan
|
· Dapat membentuk kalimat dengan 2 kata (misalnya: mau makan)
· Dapat sikat gigi dengan bantuan
· Dapat menumpuk 4 balok.
|
· Dapat melempar bola dengan ayunan yang tinggi.
· Dapat membongkar pasang mainan
· Mulai menunjukkan kesiapan untuk melakukan toilet training.
|
19 bulan
|
· Dapat menggunakan sendok dan garpu
· Berlari
· Melempar bola dengan ayunan kecil
· Menikmati membantu orang-orang disekitar (misalnya menyapu, mengambil
barang)
|
· Mengerti hampir 200 kata
· Dapat mengenali bila melakukan kesalahan (misalnya memanggil kucing
sebagai ayam)
|
· Dapat mencuci tangan dan mengeringkannya dengan bantuan orang lain.
· Dapat menunjuk gambar atau benda tersebut ketika disebutkan namanya.
· Dapat mengenali ketika ingin buang air kecil.
|
20 bulan
|
· Memberi makan boneka
· Dapat mencopot bajunya sendiri
· Dapat membuang benda dengan mencontoh orang lain (misalnya membuat
sampah).
|
· Belajar kata-kata baru 10 atau lebih dalam 1 hari.
· Dapat menaiki tangga (namun mungkin tidak dapat turun)
|
· Mungkin mulai mengeksplorasi alat kelaminnya.
· Menggambar garis lurus.
· Dapat menyebutkan beberapa anggota badannya.
|
21 bulan
|
· Dapat menaiki tangga
· Dapat membuat tujuan yang mudah misalnya memutuskan untuk menaruh mainan
ditempat tertentu
|
· Melempar bola dengan ayunan tinggi/kuat
· Menendang bola
· Menyusun 6 balok
|
· Menyebutkan nama gambar tertentu pada buku
· Dapat menuruni tangga
|
22 bulan
|
· Menendang bola
· Dapat mengikuti 2 instruksi yang diberikan padanya (misalnya ambil
bolanya dan berikan ke ibu)
|
· Dapat menyusun puzzle sederhana
· Menggambar garis lurus
· Menyebutkan beberapa anggota tubuhnya.
|
· Dapat memakai baju yang longgar
· Mungkin siap untuk tidur ditempat yang lebih besar
· Memahami konsep kebalikan. Misalnya tinggi vs pendek
|
23 bulan
|
· Dapat menyebutkan gambar dalam sebuah buku
· Dapat menggunakan 50-70 kata-kata.
|
· Dapat membuka pintu
· Dapat menyanyikan lagu/melodi sederhana
· Mulai tertarik untuk bermain dengan anak lain.
|
· Membicarakan diri sendiri (seperti apa yang disukai, tidak disukai)
· Sering bertanya ’kenapa?’
|
24 bulan
|
· Dapat menyebutkan sedikitnya 6 anggota tubuhnya
· Setengah dari perkataannya mulai dapat dipahami.
· Dapat mengucapkan kalimat dari 2-3 kata
|
· Berbicara tentang dirinya sendiri
· Mengatur benda-benda berdasarkan kategorinya
· Dapat berjalan menuruni tangga
|
· Mulai mengerti konsep abstrak seperti ’nanti’ atau ’sebentar lagi’.
· Mulai menyadari adanya perbedaan jender laki-laki dengan perempuan.
· Belajar melompat.
|
25-26 bulan
|
· Dapat menyusun 6 balok
· Cara berjalan lebih halus.
|
· Menggunakan kata ganti orang seperti saya, kamu
· Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
|
· Dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas
· Dapat menggambar garis vertikal.
|
27-28 bulan
|
· Melompat dengan kedua kaki
· Dapat membuka pintu
|
· Mengerti/memahami istilah. Misalnya besar, halus, dll
· Menggambar garis vertikal.
|
· Mulai mengenali alfabet.
· Dapat berdiri dengan satu kaki. (keseimbangan)
|
29-30 bulan
|
· Menggosok gigi dengan bantuan orang lain
· Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
|
· Dapat menggambar lingkaran
· Dapat berdiri dengan satu kaki (keseimbangan)
|
· Dapat memakai kaus
· Menyebutkan 1 warna
· Menyebutkan 1 nama teman
|
31-32 bulan
|
· Dapat menyebutkan namanya sendiri
· Menggambar lingkaran
|
· Memakai kaus snediri
· Dapat berdiri dengan satu kaki bergantian untuk beberapa saat.
· Mengenali alfabet
· Menggosok gigi sendiri
|
· Menggunakan 2 kata sifat
· Dapat menggambar silang
· Dapat menunjuk benda bila orang lain menyebutkan fungsinya (misalnya bila
ibunya bilang mana tempat untuk minum? Dia dapat menunjuk gelas)
|
33-34 bulan
|
· Dapat menyebutkan 1 jenis warna
· Dapat menyebutkan 1 nama temannya
· Dapat mengikuti percakapan sederhana.
|
· Dapat naik dan turun tangga dengan kaki kanan dan kiri.
· Mulai mengunakan istilah diatas, didalam, disana.
· Perkataan sudah lebih jelas (75% dapat dimengerti).
· Dapat menyusun 8 blok.
|
· Dapat melakukan toilet training (diminta untuk pipis atau buang air
besar) di siang hari.
· Dapat menggoyang-goyangkan ibu jari (jempol).
· Dapat mengekspresikan berbagai emosi (misalnya marah, senang, sedih,
takut dsb).
· Dapat menggambar stick figure (gambar orang yang terdiri dari
lingkaran dan garis silang saja)
|
35-36 bulan
|
· Dapat mengenali kegunaan 2 benda
· Dapat membuat kalimat yang terdiri dari 3-4 kata.
· Dapat menyebutkan 2 kegiatan seperti melompat dan meloncat.
|
· Dapat melompat di tempat dan melompati sesuatu.
· Dapat mengikuti 2 atau 3 perintah/permintaan.
· Dapat berpisah dari orang tuanya.
· Dapat mengendarai sepeda roda 3.
|
· Dapat berdiri diatas satu kaki dengan bergantian selama 3 detik.
· Dapat berpakaian sendiri.
|
F.
PENTINGNYA HUBUNGAN KELUARGA
Hubungan antar
keluarga mempunyai peran yang penting dalam menentukan sikap dan perilakunya
kelak dalam hubungannya dengan orang lain.
Bukti pentingnya
hubungan orang tua dan anak:
1.
Kurangnya kasih sayang
Bayi yang ditolak oleh orang tua atau dimasukkan dalam suatu
lembaga akan menunjukan ungkapan amarah yang eksterm agar mendapat perhatian
dan kesannya ia tidak bahagia. Yang mengakibatkan keadaan ini bukanlah
lingkungan di mana bayi tinggal, melainkan perlakuan yang diterima dalam
lingkungannya, terutama dari ibu kandungnya.
2.
Perilaku akrab
Pentingnya perilaku akrab dalam masa bayi untuk perkembangan
bayi selanjutnya karena mempengaruhi motivasi untuk mengadakan persahabatan
dengan teman-teman dikemudian hari.
3.
Besarnya keluarga
Bayi dari keluarga besar, yang jarak usia semua anaknya sangat
kecil, mengalami sedikit hubungan langsung dengan ibunya, karena ibu terlampau
sibuk. Hal ini mengakibatkan bayi kurang kasih sayang sehingga bayi menjadi lesu
dan pasif.
4.
Perubahan dalam
hubungan keluarga
Sebab-sebab
umum perubahan dalam hubungan keluarga selama masa bayi, yaitu:
· Konsep anak impian
· Tingkat ketergantungan
· Kekhawatiran orang tua
· Cara mendidik anak
· Ibu yang bekerja
· Ibu yang terlampau
sibuk
· Lahirnya adik
· Hubungan dengan
kakak-kakak
· Anggota-anggota
tertentu yang lebih disukai
G. BAHAYA-BAHAYA
DALAM PERKEMBANGAN MASA BAYI
Karena
masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan bahaya bagi bayi.
Bahaya itu merupakan bahaya fisik dan psikologis atau keduanya. Dalam tahun
pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan lebih parah
daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya. Keduanya
merupakan bahaya yang serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala
sesuatu harus dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu
terjadi.
1.
Bahaya Fisik
Beberapa bahaya fisik dalam perkembangan masa bayi antara lain
sebagai berikut.
a.
Kematian. Meredith telah
melaporkan bahwa kematian banyak terjadi selama tiga bulan daripada sesudahnya
dan kurang lebih dari dua pertiganya terjadi dalam bulan pertama.
b.
Kematian Ranjang. Bayi yang
kelihatan sehat dan normal kadang-kadang menjadi korban kematian mendadak dan
tidak diduga. Sampai sekarang ilmu medis belum dapat mengetahui apa penyebab
kematian yang disebut kematian ranjang. Ada beberapa bukti yang menunjukkan
bahwa hal ini terjadi pada bayi yang mengalami ketidaknormalan pada pernafasan
atau mempunyai kondisi tidak normal pada waktu lahir seperti sakit kuning.
Kematian ini sering terjadi pada tahun pertama masa bayi daripada tahun kedua.
c.
Penyakit. Meskipun benar bahwa
banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan karena penyakit separti
gastrointestinal atau komplikasi pernafasan, tetapi jumlah kematian yang dulu
disebabkan karena penyakit parah sekarang jauh lebih berkurang karena sekarang
bayi diberi suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal tubuh tehadap penyakit.
d.
Kecelakaan. Pada tahun pertama
kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat terlindungi dalam tempat
tidur. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi dapat bergerak lebih bebas dan
tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi.
e.
Kurangnya gizi. Kekurangan gizi
dapat disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak seimbang, tidak saja
dapat merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak perkembangan mental. Kalau
pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak tidak dapat mencapai
potensi-potensi intelektualnya.
f.
Dasar untuk menjadi gemuk. Banyak
orang tua menyamakan arti sehat dengan bayi yang montok dan mereka berusaha
dengan segala macam cara agar anaknya gemuk. Berbagai telaah medis menunjukkan
bahwa ada 3 periode kritis dalam perkembangan sel-sel lemak. Yang pertama 3
bulan sebelum kelahiran, yang ke 2 dalam 3 tahun pertama setelah lahir, dan
yang ke 3 selama awal masa remaja.
2.
Bahaya yang Umum dalam Membentuk
Kebiasaan Fisiologis
Beberapa bahaya yang umum dalam
membentuk kebiasaan fisiologis antara lain sebagai berikut:
a.
Kebiasaan makan. Bayi yang
menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka lebih lama
terlibat dalam kegiatan menghisap ibu jari. Lebih banyak mengalami kesulitan
tidur dan lebih gelisah daripada bayi yang menetek lebih singkat.
b.
Kebiasaan tidur. Menangis,
permainan yang berat dengan orang dewasa atau kegaduhan dapat membuat anak
menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal tidur yang tidak memenuhi persyaratan
membuat bayi tegang dan menolak tidur.
c.
Kebiasaan pembuangan. Kebiasaan
ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot berkembang dengan baik.
Mencoba melatih pembuangan terlampau awal membuat bayi tidak mau bekerja sama
dalam membentuk kebiasaan ini kalau ia sudah matang nantinya.
3.
Bahaya Psikologis
Beberapa bahaya psikologis dalam
masa bayi disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a.
Bahaya dalam berbicara. Kelambatan
dalam berbicara, seperti halnya kelambatan dalam pengendalian motorik menjadi
serius dalam masa bayi karena pada masa ini diletakkan dasar- dasar untuk alat
komunikasi. Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa hal, yang paling
sering adalah tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya perangsang (terutama
dalam tahun pertama).
b.
Bahaya emosi. Terdapat empat
bahaya psikologis umum yang sering muncul dalam hubungan perkembangan
emosi dalam masa bayi, yaitu:
·
Kurangnya kasih sayang
·
Tekanan
·
Terlampau banyak kasih sayang
·
Emosi yang kuat
c.
Bahaya social. Bahaya sosial yang
utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk belajar menjadi sosial.
Karena kurangnya kesempatan dalam hubungan sosial dapat mempengaruhi
perkembangannya dalam pola sosialisasi. Yang juga berbahaya adalah penyakit
sosial “malu”, bahwa sifat ini terbawa sejak bayi dimana mereka dihadapkan pada
terlalu banyak orang asing dan pengasuh asing.
d.
Bahaya moralitas. Bahaya
psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi bila bayi
lebih banyak mendapatkan perhatian kalau dia melakukan sesuatu yang mengganggu
atau melawan orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang lebih diterima.
e.
Bahaya dalam perkembangan
kepribadian. Konsep diri yang sedang berkembang merupakan cermin dari tanggapan
bayi mengenai pandangan orang tentang dirinya.
f.
Bahaya bermain. Orang tua perlu
berhati-hati dalam memberikan suatu mainan bagi si bayi. Karena ada beberapa
mainan dapat menyebabkan luka pada si bayi jika ia tidak hati-hati dalam
memainkannya.
g.
Autisme.
Autisme ialah suatu gangguan yang parah yang tampak pertama kali pada masa
bayi. Ini meliputi ketidakmampuan berelasi denagn orang, ketidakmampuan
berbicara, dan kecewa atas perubahan dalam hal-hal rutin atau pada lingkungan
disekitarnya. Autisme tampaknya melibatkan beberapa bentuk disfungsi otak
organik dan faktor keturunan.
BAB 2 MASA
KANAK-KANAK AWAL
A.
PERKEMBANGAN
MASA KANAK-KANAK AWAL
Perkembangan pasa masa anak-anak awal meliputi perkembangan
fisik, intelektual, dan sosio-emosionl. Pada masa ini anak akan merasakan
pengaruh-pengaruh serta perubahan fungsi fisik yang semakin berkembang sehingga
menyebabkan proses pertumbuhan yang penuh dengan variasi sesuai dengan
individu, kepribadian, campur tangan keluarga, dan
pribadi anak.
Petumbuhan fisik tidak dapat dikatakan mengikuti pola ketetapan yang tertentu.
Pertumbuhan
tesebut terjadi secara bertahap atau dengan kata lain seperti
naik turunnya gelombang,
adakalanya cepat adakalanya lambat.
Masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2 – 6 tahun, masa ini
sekaligus merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk Kelompok Bermain
dan Taman Kanak-Kanak. Seperti bayi dan balita, anak-anak prasekolah
tumbuh dengan cepat, baik secara fisik, kognitif maupun psikososialnya. Dengan
perubahan yang cepat itu, bukan tidak mungkin seorang yang tadinya gemuk pendek
dan hampir tidak dapat berbicara tiba-tiba menjadi seorang anak yang lebih tinggi
dan ramping yang mampu berbicara secara baik dan lancar.
Anak usia Taman Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada
dalam masa usia emas (golden age) segala sesuatunya sangat berharga,
baik fisik, emosi dan intelektualnya. Anak usia Taman Kanak-kanak ini sangat
besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang sangat tepat
sehingga dapat berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.
B.
PERKEMBANGAN
FISIK PADA MASA KANAK-KANAK AWAL
Perubahan-perubahan dalam tubuh, seperti pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon dll. Perubahan tubuh
masa kanak-kanak awal saat usia prasekolah tumbuh lebih besar, presentase
kenaikan tinggi dan berat badan menurun di tiap tahun berikutnya. Anak perempuan
hanya sedikit lebih kecil dan lebih ringan daripada anak laki-laki selama
tahun-tahun ini. Baik tubuh anak perempuan maupun anak laki-laki mengecil
saat batang tubuh mereka memanjang. Pada umumnya masa kanak-kanak awal,
rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 –
3,5 kg setiap tahun. Dalam kasus ini perlu untuk diketahui bahwa setiap pola
pertumbuhan fisik pada anak selalu bervariasi dan tidak sama. Ini disebabkan
oleh dua faktor utama yang sangat berpengaruhi terhadap pola pertumbuhan fisik
yaitu asal-usul etnis dan asupan gizi.
Selepas masa bayi ( mulai usia 2 tahun) terjadi perubahan fisik secara
drastis. Perubahan
yang menonjol antara lain :
·
Wajah anak memang tetap mungil tetapi dagu agak
lebih jelas dan leher tampak memanjang.
·
Rata-rata tinggi badan anak usia 6 tahun adalah
112,5 cm, dan rata-rata berat badan anak usia 6 tahun mencapai 21 Kg.• Tubuh
mereka cenderung kerucut dengan perut yang rata, tidak buncit seperti waktu
banyi.
·
Bentuk dada lebih bidang dan rata, dan bahu
mereka lebih lusa dan persegi.
·
Bentuk lengan dan kaki lebih panjang dan lebih
lurus , tangan kaki lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besarJaringan
otot menjadi lebih besar , lebih kuat dan lebih berat meskipun anak terlihat
lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
·
Gigi permanen mulai tumbuh dan anak secara
bertahap kehilangan gigi desi dua.
·
Banyaknya anak yang tidak menyukai sayuran,
biasanya hanya 1 jenis makanan, yang disukai orang tua memiliki peranan penting
dalam mempengaruhi pilihan anak terhadap makanan. Tulang Serta Otot, Tumbuh
perkembangan tulang dan otot ini tergantung kalsium atau makanan yang diserap
oleh si anak.
·
Gigi, Selama 4-6 bulan anak akan mengalami
perkembangan yaitu dengan adanya pertumbuhan gigi.
Perubahan dalam kemampuan
fisik, seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya, antara
lain:
·
Pernafasan mereka lebih lambat dan dalam karena
paru – paru mereka berkembang sepenuhnya.
·
Detak jantung merka lebih pelan dan teratur
dibandingkan pada saat mereka masih bayi.
·
Khusus pada anak laki – laki tekanan darahnya
meningkat.
·
Kandung kemih, tempat menyimpan air kencing
bertambah besar ukurannya sehingga anak bisa lebih lama menahan kencingnya.
Selain ukuran, anak juga semakin mahir mengendalikan kandung kemihnya dan pada
usia 4 tahun mereka bisa menahan kencing sehingga tidak mengompol di kasur.
·
Anak memiliki kendala penuh terhadap kandung
kemih dan defekasi, enurisis Nokturnal (mengompol) terjadi pada 15% anak
berusia 6 tahun.
Pertumbuhan tinggi dan berat badan:
Pertumbuhan masa kanak-kanak awal
tidak terjadi sepesat pada masa bayi (Santrock, 2002; Monks dkk, 1998). Pada
masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan
bertambah berat 2,5-3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat harus kurang
lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir. Postur tubuh anak pada masa
kanak-kanak awal meliputi:
·
Gemuk (Endomorfik)
·
Berotot (mesomorfik)
·
Relative kurus (etomorfik)
Besar kecilnya tubuh seseorang dipengaruhi oleh factor keturunan dan
juga factor lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang
mengatur pertumbuhan fisik yang dikelurkan oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary, suatu
kelejar kecil yang terletak didasar sebelah bawah otak.Anak-anak dengan usia
sebaya dapat memparlihatkan tinggi tubuh yang sangat berbeda, tetapi pola
pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap mengikuti aturan yang sama. Bila dihitung
secara rata-rata, pola ini dapat menggambarkan pertumbuhan anak pada usia
tertentu. hal ini dipenganruhi oleh faktor dari dalam (gen) dan faktor dari
luar seperti asupan gizi yang memadai untuk pertumbuhan tinggi badan. Perbandingan tubuhnya sangat
berubah tidak lagi seperti bayi akan tetapi memiliki ciri-ciri pertumbuhan
kanak-kanak awal yaitu:
1.
Pada
bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang
2.
Tubuh cenderung berbentuk kerucut
3.
Perut yang rata (tidak buncit)
4.
Dada lebih bidang dan rata
5.
Bahu lebih luas dan lebih persegi
6.
Gumpalan Lengan dan kaki lebih panjang dan lurus
7.
Tangan dan kaki tumbuh lebih besar
Bukan hanya perubahan pada bagian tubuh saja akan tetapi tulang dan otot
anak mengalami tingkat pengerasan yang bervariasi pada bagian-bagian tubuh
yaitu meliputi ;otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan berat, anak lebih
kurus walaupun berat bertambah, selama 4 – 6 bulan pertama dari awal masa
kanak-kanak, 4 gigi bayi yang terakhir yakni geraham belakang muncul. Selama
setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal yakni gigi seri
tengah yang pertama kali lepas dan digantikan gigi tetap. Akhir dari masa
kanak-kanak awal biasanya anak memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan
beberapa celah dimana gigi tetap akan muncul.
Keterampilan motorik pada masa kanak-kanak awal:
Awal masa kanak-kanak merupakan
periode vital dalam mempelajari ketrmpilan tertentu, karena menurut Hurlock
(1992) ada tiga alasan, yakni:
·
Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan senang
hati mau mengulang suatu aktivitas sampai terampil. Contohnya: seorang anak
yang diajari oleh orang tuanya memanggil ibunya dengan sebutan mama, maka anak
itu akan terbiasa dan memanggil ibunya dengan sebutan mama secara
berulang-ulang.
·
Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak
terhambat rasa takut kalau mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagai mana
yang ditakuti oleh anak yang lebih besa. Contohnya: ketika seorang akan tampil
disebuah pentas dia akan dengan senang hati tanpa malu-malu atau tanpa takut
salah akan lebih percaya diri dibandingkan anak dewasa yang sudah mengenal rasa
malu.
·
Anak akan mudah dan cepat belajar karena
tubuh mereka, masih lentur dan ketrampilan yang dimiliki lebih sedikit,
sehingga ketrampilan yang sudah dikuasai tidak mengganggu ketrampilan yang
sudah ada. Contohnuya: ketampilan dalam menari tidak mengganggu atau tidak
mempengaruhi ketrampilan dalam berbicara.
·
Ketrampilan umum yang sering dilakukan
anak-anak biasanya menyangkut ketrampilan tangan dan kaki contoh:
ketrampilan dalam aktifitas makan dan berpakaian sendiri dimulai pada masa bayi
dan disempurnakan pada masa kanak-kanak awal . kemajuan terbesar kemampuan
berpakaian antara usia 1,5 dan 3,5 sehingga pada masa taman kanak-kanak (TK)
mereka sudah dapat berpakaian sendiri, menggikat tali sepatu, dan menyisir
rambut dengan sedikit bantuan. Antara usia 5 dan 6 tahun anak-anak sudah pandai
melempar dan menagkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk
tanah liat atau plastisin, menggambar menggunakan pensil dan mewarnai
gambar. Ketrampilan kaki mulai dilakukan dengan gerakan-gerakan kaki.
Usia 5 atau 6 tahun anak belajar melompat dan berlari cepat, dan mereka sudah
dapat memanjat. Antara usia 3-4 tahun anak dapat mempelajari sebuah sepeda roda
tiga, berenang, lompat tali,keseimbangan tubuh dalam berjalan diatas dinding
atau pagar, sepatu roda, bermain es batu, menari.
C.
PERKEMBANGAN
INTLEKTUAL PADA MASA KANAK-KANAK AWAL
a.
Perkembangan
Kognitif
Pada masa
kanak-kanak awal, anak berfikir konfergen menuju suatu jawaban yang paling
mungkin dan yang paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut perkembangan
kognitif piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap perkembngan
praoperasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkkan pengertian
belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoprasional masih
kacau dan belum terorganisasi dengan baik (santrock, 2002),yang sering
dikatakan anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Adapun
cirri-ciri berfikir pada tahap praoprasional adalah sebagai berikut:
·
Anak mulai menguasai fungsi simbolis; sebagai
akibatnya,anak mulai mampu bermain pura (pretend play), dismping itu penguasaan
bahasa menjadi semakin sistematis.
·
Terjadi tingkah laku imitasi;anak suka melakukan
peniruan besar-besaran, terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya
dan dari jenis kelaminnya sama.Tingkah laku immitasi ini dilakukan secara
langsung maupuan tertunda. Pada tingkah laku imitasi tertunda, anak setelah
melihat tingkah laku orang lain,tidak langsung menirukan, melainkan ada
rentangan waktu beberapa saat baru menirukan.
·
Cara bepikir anak egosentris; yaitu suatu
ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif (sudut pandang) seseorang
dengan perspektif orang lain (santrock,2002). Sebagai contoh, ketika mary
ditelfon ayahnya dan ditanya apakah ibunya ada, mery mengangguk-angguk. Dalam
hal ini mary tidak dapat mengerti bahwa anggukannya tidak dapat dilihat oleh
ayahnya yang ada di suatu tempat yang jauh dari dirinya.
·
Cara berfikir anak centralized, yaitu terpusat pada
satu dimensi saja (monks dkk.,1998). Sebagai contoh, pada suatu eksperimen,
anak dipertunjukkan dua gelas A dan B yang sama diameter dan tingginya, pad
kedua gelas itu diisi air jeruk yang sama banyaknya, kemudian anak ditanjya air
jeruk yang ada di gelas A dengan gelas B mana yang lebih banyak, maka anak
dengan cepat akan menjawab: “sama banyaknya”. Jawaban ini didasarkan pada
pandangan tentang garis sejajar yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang
ditariknya dari permukaan air jeruk yang ada didalam gelas A dan gelas B.
setelah itu dengan disaksikan anak, aor jeruk yang ada digelas B ditungkan digelas
C yang diameternya lebih kecil, tetapi lebih tinggi, kermudian anak ditanya
lagi, mana yang lebih banyak antara air jeruk gelas A dengan gelas C. Dengan
cara yang sama dengan sebelumnya, anak akan menjawab air jeruk di gelas C lebih
banyak, karna permukaannya lebih tinggi. Dalam hal ini anak mengabaikan dimensi
lebar gelas, dan hanya memperhatikan dimensi tinggi dari gelas.cara
berfikir seperti ini dikatakan belum menguasai gejala konservasi.
·
Berpikir tidak dapat dibalik ; operasi logis anak
pada masa ini belum dapat dibalik. Sebagai contoh Adi ditanya: “Adi, kamui
punya saudara tidak?”, jawab adi:”punya”. Setelah itu Adi ditanya lagi, “siapa
nama saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”, kemudian sekali lagi adi
ditanya:”Apakah M ita mempunyai saudara?”, Adi menjawab: ”tidak”. Dalam hal ini
Adi tidak sadar bahwa dirinyalah saudar Mita (Monks dkk.,1998).
·
Berfikir terarah statis; artinya dalam berfikir anak
tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.
b.
Perkembangan Motorik
Masa kanak–kanak awal usia 2 sampai 6 tahun, masa ini merupakan masa
prasekolah, dimana anak umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-kanak.
Di dalam Islam masa ini disebut dengan fase al-thifl. Anak usia Taman
Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa usia emas (golden
age) segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi dan
intelektualnya. Kanak-kanak awal ini sangat besar energinya sehingga diperlukan
suatu pembelajaran yang sangat tepat sehingga berkembang kemampuan motorik
kasar maupun halus.
Prinsip-prinsip perkembangan fisiologis Kanak-kanak awal adalah koordinasi
gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya,
gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Sehingga seiring dengan kematangan dan
pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi
dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan
motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau
praktek.
Perkembangan Motorik Kasar merupakan tugas perkembangan jasmani berupa
koordinasi gerakan tubuh, seperti: berlari, berjinjit, melompat, bergantung,
melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan
dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak
usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya,
seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung
ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya
bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan
sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Selain
mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan
keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang
terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.
Perkembangan gerakan motorik halus anak kanak-kanak awal ditekankan pada
koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia
4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir
sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam
menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan
anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan
bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus
berkembang pesat. jadi, pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan
gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan,
lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak
menulis atau menggambar.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi
untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis
meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas
fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat
mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang
ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal
tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan
pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal.
Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan
fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi
pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan intelektual pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir
konvergen menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap
suatu persoalan. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa
kanak-kanak awal berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun), istilah
praoperasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran.
Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan
baik (Santrock,2002) yang sering dikatakan anak belum mampu menguasai operasi
mental secara logis. Jadi pada masa ini anak memiiki
perkembangan intelektual yang tinggi yang menyebabkan mereka
menanyakan apa-apa yang mereka lihat dan mereka dengar.
c.
Perkembangan
Bahasa dan Bicara
Perkembngan
bahasa dipengaruhi Teori Belajar Sosial, yakni anak belajar dengan
model-model yang ada diligkungannya. Melalui imitasi dan respon dari
lingkungan, akhirnya anak menguasai ketrampilan bicara. Sedangakan menurut
Chomsky, perkembangan bahasa anak terjadi karena factor pembawaan; bahwa anak
lahir sudah disertai dengan LAD (Language Acquisition Device) yang
membuat anak sering mengekspresikan sesuatu dengan kata yang tidak ditemukan
dari lingkungannya. Bahasa dibutuhkan untuk komunikasi dengan dunia luar.
Bahasa yang dimaksud adalah bahasa tutur kata yang dapat dimengerti oleh sesama
manusia.
Bahasa merupakan suatu kelebihan untuk umat manusia. Dengan menggunakan
bahasa orang mampu membedakan antara subjek dan objek. Anak mempunyai
kesanggupan untuk menyatakan apa yang terkandung dalam pikirannya dengan suara.
Potensi itu mempunyai kemungkinan besar untuk dikembangkan. Perkembangan bahasa
anak usia prasekolah dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tahap, yaitu: masa usia
anak 2-2 tahun 6 bulan dan masa usia anak 2 tahun 6 bulan- 6 tahun.
Menurut
Karl Buhler (Monks dkk., 1992) ada 3 faktor yang meneentukan dalam teori
bahasa, yakni:
1. Kundgabe
(Appele), yakni fungsi bahasa untuk menyatakan apa yang terjadi dalam si
pembicara, misalnya anak menjerit ketakutan atau bersorak gembira, ini
merupakan fungso Kungabe yang dapat menimbulkan fungsi Auslosung.
2. Auslosung
(Ausdruck), yakni fungsi untuk menimbulkan reeaksi social, misalnya mengajak
pergi ketoko atau kesekolah. Dalam hubungannya dengan orang lain,
ternyata fungsi yang pertama (Aulosung) juga dapat menimbulkan reaksi social,
missal anak menjerit akan menimbulkan reaksi terkejut dari orang lain. Jadi
dapat dikatakan bahwa Kungabe memiliki hubungab dengan Auslosung.
3. Darstellung,
yakni fungsi untuk melukiskan suatu keadaan secara obyektif, meletakkan atau
mengerti hubungan antara hal yang satu dengan yang lain,dapat memformulasi
ide-ide. Hal-hal tadi merupakan sifat-sifat manusia yang spesifik dan hanya
manusia yang dapat mengadakan Darstellung.
4. Menurut
Karl Buhler seorang anak harus memiliki tiga fungsi tersebut karna perkembangan
anak dipengaruhi imitasi. Jadi bila tidak ada yang ditiru, maka tidak ada input
perkembangan bahasa. Selin itu juga harus ada respon dari lingkungan sektar
untuk menanggapi tingkah laku anak.
d.
Perkembangan Ingatan
Memori adalah kemampuan
untuk mengkodekan, mempertahankan, dan mengingat informasi dari waktu ke waktu.
Anak-anak harus belajar untuk mengkodekan benda, orang, dan tempat-tempat dan
kemudian dapat mengingat mereka dari memori jangka panjang.
Anak-anak kecil
tidak ingat serta anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Selain itu,
anak-anak ini lebih baik dari pada pengakuan tugas ingat memori. Peneliti
menduga beberapa kemungkinan penyebab untuk pengembangan ini. Salah satu
penjelasan adalah bahwa anak-anak prasekolah mungkin kurang dalam aspek-aspek
tertentu dari perkembangan otak yang diperlukan untuk kemampuan memori matang.
Penjelasan lain adalah bahwa anak-anak prasekolah tidak memiliki nomor yang
sama dan jenis pengalaman untuk memanfaatkan sebagai orang dewasa saat
memproses informasi. Alasan lain adalah bahwa anak-anak kurang perhatian
selektif, yang berarti mereka lebih mudah terganggu. Masih penjelasan lain
adalah bahwa anak-anak tidak memiliki kualitas yang sama dan kuantitas strategi
mnemonic efektif sebagai orang dewasa.
e.
Perkembangan permainan
Sejak masih
dalam buaian anak telah mulai bermain-main dengan tangannya, kakinya, dan
lain-lainnya. Kemudian ia bermain dengan benda-benda yag didipatinya
disekitarnya, akhirnya ia membutuhkan alat untuk bermain.
Dibawah ini
adalah teori-teori tentang permain anak:
1.
Teori Herbert Spencer
Teorinya bernama teori kelebihan tenaga. Ia
berpendapat bahwa anak itu bermain, karena didalam diri anak tersimpan tenaga
lebih, sehingga harus disalurkan. Sehingga sangat wajar bila anak usia dini
sangat aktif dalam bergerak atau bermain, kaena itu merupakan salah satu cara
merekan mengapresiasikan tenaga yang ia miliki.
2.
Teori Karl Groos
Teorinya bernama teori biologis. Anak-anak
bermain karena mereka harus mempersiapkan diri dengan tenaga dan fisiknya untuk
masa depannya. Tentang lebih banyaknya permainan anak yang stu dengan yang
lain, oleh Groos dikatakan bahwa makin tinggi tingkat hidup seseorang, maka
makin banyaklah yang harus dipersiapkannya. Jadi anak lebih mementingkan bermain
dari pada yang lainnya.
3.
Teori Kohnstamm
Teorinya dinamakan teori kepribadian. Anak
bermain karena dalam permainan itu mereka barada dalam suasana yan g bebas,
sehingga ada kesempatan untuk menunjukkan kepribadiannya, yang sesungguhnya.
Baik kepribadian sebagai individu maupun kepribadiannya sebagai anggota
masyarakat.
Permainan
mempunyai arti dan nilai bagi anak sebagai berikut:
·
Permainan merupakan sarana penting untuk
mensosialisasikan anak. Yaitu sarana untuk mengintrodusir anak menjadi anggota
masyarakat, agar anak bisa mengenal dan menghargai masyarakat. Dalam suasana
permainan itu tumbuhlah rasa kerukunan yang sangat besar bagi pembentukan
sosial sebagai manusia budaya.
·
Dengan permainan dan situasi bermain anak bisa
mengukur kemampuan serta potensi sendiri. Ia belajar menguasai macam-macam
benda, juga belajar memahami sifat-sifat benda dan peristiwa yang berlangsung
dalam lingkungannya.
·
Dalam situasi bermain anak bisa menampilkan fantasi,
bakat-bakat, dan kecenderungannya. Anak laki-laki bermain dengan
mobil-mobilan, anak perempuan dengan boneka-bonekanya. Jika kita
memberikan kertas dan gunting pada sekelomok anak-anak kecil, masing-masing
akan menghasilkan “karya” yang berbeda, sesuai dengan bakat dan kemampuan.
·
Di tengah permainan itu setiap anak menghayati
macam-macam emosi. Dia merasakan kegairahan dan kegembiraan, dan tidak
secara khusus mengharapkan prestasi-prestasi. Dengan demikian, permainan
mempunyai nilai yang sama besarnya dengan nilai seni bagi orang dewasa.
·
Permainan itu menjadi alat pendidikan, karena
permainan bisa memberikan rasa kepuasaan, kegembiraan dan kebahagian kepada
diri anak.
·
Permainan memberikan kesempatan pralatihan
untuk mengenal aturan-aturan permainan, mematuhi norma-norma dan larangan, dan
bertindak secara jujur serta loyal. Semua ini untuk persiapan bagi penghayatan
“fair play” dalam pertarungan hidup di kemudian harinya.
Dalam
bermain anak belajar menggunakan semua fungsi kejiwaan dan fungsi jasmaniah
dengan suasana hati kesungguhan. Hal ini penting guna memupuk sikap serius dan
bersunguh-sungguh pada usia dewasa untuk mengatasi setiap kesulitan hidup yang
dihadapi sehari-harinya. Jadi permainan sangatlah penting dalam
membetuk karakteristik dn sebagai alat untuk menuangkan
kreatifitas anak.
f.
Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Hubungan dengan
orang tua merupakan dasar bagi terbentuknya perkembangan emosional dan sosial
anak. Salah satu hal yang penting dalam hubungan antara orang tua dan anak
adalah gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua. Menurut Diana Baumrind (1972)
dalam Lerner, dan Hultsch (1983) dalam Psikologi Perkembangan merekomendasikan
tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam
tingkah laku sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif :
1.
Pengasuhan Otoritatif ; gaya pengasuhan yang
ketat, tapi juga bersikap responsif, menghargai perasaan dan pemikiran anak,
serta mengikut sertakan anak dalam mengambil keputusan. Disamping itu
pengasuhan model ini membuat anak lebih percaya diri, pengawasan sendiri, dan
mampu bergaul dengan baik.
2.
Pengasuhan Otoriter ; Pengasuhan yang membatasi
dan menuntut anak untuk mengikuti perintah orang tua.
3.
Pengasuhan Permisif ; dibedakan dalam dua
bentuk, yaitu :
§ Permisif-Indulgent
; orang tua ikut terlibat dalam kehidupan anak, tapi menetapkan sedikit batas
pada anak. Pada model ini orang tua cenderung membiarkan anak melakukan apapun
yang diinginkan, dan pada model ini, anak akan mengalami kurangnya pengendalian
diri.
§ Permisif-Indifferent
; orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak, dan efek nya pada anak adalah
membuat kurang percaya diri, pengendalian diri yang buruk, dan rasa harga diri
yang rendah.
D.
PERKEMBANGAN
SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA KANAK-KANAK AWAL
a.
Perkembangan Emosi
Anak pada masa
ini lebih emosional dari pada masa-masa perkembangan lainnya. Hal ini nampak
pada anak yang berumur 21/2 tahun sampai 31/2 tahun, dan
umur 51/2 tahun sampai 61/2 tahun. Penyebab emosional
anak pada masa ini adalah:
1) Pada umumnya
permainan anak pada masa ini lebih ribut atau kasar, sehingga akhirnya mereka
menjadi amat capai.
2) Menentang untuk
tidur siang.
3) Menentang untuk
banyak makan.
Namun
Pada dasarnya, emosionalitas yang muncul disebabkan oleh hal-hal yang bersifat
psikologik. Kabanyakan anak merasa bahwa mereka dapat melakukan banyak hal,
maka mereka menentang larangan terhadap dirinya. Dan anak-anak pada umur ini
seringkali marah ketika mereka tidak dapat mengerjakan suatu hal yang mereka
anggap mudah.
Hal-hal
yang Menyebabkan Perbedaan-perbedaan dalam emosionalitas:
1) Perbedaan dalam
keadaan sekitar.
2) Perbedaan dalam
hal kesehatan.
3) Pola tingkah
laku yang berhubungan dengan emosi-emosi yang dikembangkan selama masa bayi.
4) Perasaan tentang
diri (Self).
5) Otonomi dan
Inisiatif yang berkembang.
Bentuk-bentuk
Emosi dalam Masa Kanak-kanak Awal:
v Marah, disebabkan 2 hal, yaitu :
1) Dalam hidup
anak pada masa ini memang trerdapat banyak sebab yang mungkin menimbulkan
marahnya.
2) Oleh karena
anak pada umur ini segera melihat, bahwa dengan kemarahan dia dengan cepat akan
mendapatkan apa yang diinginkannya.
Sebab-sebab
kemarahan anak adalah :
1) Perebutan
mainan.
2) Disuruh
berhenti mengerjakan sesuatu yang disenanginya.
3) Tidak dituruti
kehendaknya.
4) Diserang oleh
anak-anak lain.
5) Anak lain
mengambil sesuatu yang disenanginya.
6) Di olok-olok
anak lain.
Frekwensi
kemarahan anak tergantung pada beberapa sebab :
1) Tempat tinggal
anak.
2) Jumlah saudara.
3) Cara orang tua
menghadapi anak.
4) Takut, dengan bertambahnya
intelligensi anak, maka anak menjadi semakin tahu dan bisa membedakan hal-hal
yang dapat membahayakannya.
Respon-respon
terhadap rasa takut :
1) Berlari
menjauhkan diri.
2) Menyembunyikan
diri.
3) Menghindari
hal-hal yang menimbulkan rasa takutnya.
4) Berkata :
“ambillah itu”, “aku tak mau pergi”, dan sebagainya, dan biasanya disertai
tangisan.
v Iri Hati, disebabkan beberapa hal, yaitu :
a) Perhatian orang
tua beralih pada adik, dan kakaknya, serta memberikan apa yang diinginkan.
b) Saudaranya
sering sakit, lebih diperhatikan orang tua.
Respon terhadap
iri hati biasanya sama dengan respon ketika marah, yakni dengan menunjukkan
“Temper Tantrums” atau Letupan rasa marah. Kadang-kadang respon nya adalah
sebagai berikut :
a) Mengisap
Jempol, mengompol, melakukan kenakalan-kenakalan, dan tidak mau makan.
b) Pura-pura
sakit, atau pura-pura takut agar diperhatikan.
Rasa Ingin
Tahu, anak merasa ingin tahu akan hal-hal yang dilihatnya. Masa “Questioning
Age” adalah masa dimana anak mulai bertanya, yakni pada umur 2 atau 3 tahun,
dan mencapai puncaknya pada umur 6 tahun.
v Kegembiraan, sebab-sebabnya adalah :
a) Anak merasa
sehat badannya.
b) Keadaan-keadaan
yang tidak biasa terjadi.
c) Suara-suara
yang terdengan tiba-tiba dan tidak diperkirakan adanya.
d) Kecelakaan-kecelakaan
yang ringan dan lucu.
e) Bersenda gurau
dengan kata-kata.
f) Mengganggu anak
atau orang lain.
g) Berhasil
mengerjakan suatu pekerjaan.
Respon yang
dihasilkan adalah :
a) Tersenyum,
tertawa, dan bertepuk tangan.
b) Melonjak-lonjak
atau memeluk orang yang mendatangkan kegembiraan.
c) Satu hal yang
perlu diperhatikan adalah cara anak menunjukkan rasa gembirannya tergantung
pada derajat kegembiraaannya.
v Kasih Sayang, dibrerikan pada siapa saja yang memberikan
kegembiraan, atau kepuasan padanya. Tidak hanya orang, tapi hewan dan benda pun
bisa mendapatkan kasih sayang anak. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang
dari orang tua pada masa ini, maka tidak akan memberikan kasih sayang kelak
ketika besar. Begitu juga dangan anak yang terlalu banyak mendapatkan kasih
sayang juga tidak baik untuk perkembangannya, dan kelak akan sukar untuk
berteman dengan orang lain. Cara anak untuk menunjukkan rasa kasih sayang nya
bermacam-macam, diantaranya :
a) Memeluk, dan
mencium.
b) Selalu ingin
berada dekat dengan orang atau benda yang disayanginya.
c) Menangis kalau
ditinggalkan.
d) Ingin mengerjakan apa yang
dikerjakan orang yang disayanginya.
Banyak keluarga dan pendidik anak
usia dini menekankan perkembangan social selama masa kanak-kanak awal atau
tahun-tahun prasekolah. Aspek-aspek perkembngan social emosional anak-anak
prasekolah dapat menjadi bagian integral dari perkembangan area lainya, seperti
perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.
a. Elemen-elemen
Sosial dari bermain dan implikasinya pada pendidikan
Dalam bermain anak mengalami perubahan dari
permainan solitair, parallel, sampai kepermainan asosiatif. Dari bermain anak
belajar sejumlah peraturan social.
b.
Otonomi dan inisiatif yang berkembang, serta
implikasinya pada pendidikan
Anak pada masa kanak-kanak awal menurut perkembangan
psikososial Erikson berada pada tahap perkembangan otonomi vs rasa malu dan
ragu-ragu, serta perkemnbangan inisiatif vs rasa bersalah.
c.
Perasaan tentang diri (self) dan implikasinya pada
pendidikan
Perkembangan self diawali dari perasaan diri secara
fisik seperti ‘saya adalah anak perempuan’, ‘saya berambut panjang ‘, kemudian
berkembang menjadi perasaan diri yang lebih bersifat psikologis, seperti ‘saya
pandai meklompat’, ‘saya disenagi orang banyak’. Perkembangan self yang baik
akan meningkatkan self-esteem yang positf anak yang memiliki self-esteen
positif akan lebih berprestasi, lebihpercaya diri dan lebih mandiri serta
ramah.
d.
Hubungan teman sebaya,serta implikasinya pada
pendidikan
Istilah teman sebaya leibh ditekankan pada
kesamaan tingkah laku atau psikologis menurut Lewis & Rosenblum, 1975
(dalam Psikologi Perkembangan, Desmita, 2005 ; 145). Salah satu fungsi teman
sebaya adalah menyediakan suatu sumber dan perbandingan temtang dunia luar
keluarga. Dalam proses ini anak menjadiak orang lain sebagai tolok ukur.
Anak yang popular terbukti memiliki keterampilan
social yang lebih tinggi disbanding anak yang populer. Anak yang populer
terlibat dengan hubungan teman sebaya yang lebih kompleks,dan hal ini lebih
menguntungkan dan mengingatkan lagi bagi perkembangan kognitifnya.
e.
Konflik social, serta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak yang mengalami konflik dan mampu
mengatakan secara verbal akan mencoba menyelesaikan konfliknya dengan kekuatan
fisik. Oleh karena itu belajar mengatakan perasaannya untuk menyelesaikan
konfllik secara verbal menjadi hal yang sangat penting bagi anaka pada masa
kanak-kanak awal.
f.
Perilaku prososial, dan implikasinya pada pendidikan
Perilaku prososial dapat berkembang apabila
anak diajarkan untuk berfikir dengan cara sudut pandang orang lain, hal
ini dapat diperoleh melalui permainan pura-pura.
g.
Ketakutan-ketakutan anak beserta implikasinya pada
pendidikan
Anak-anak mengalami perkembangan emosi dari senang,
marah, susah menjadi malu, kecewa dan sebagainya. Pada masa ini anak tidak
perlu belajar bagaimana cara mengekspresikan emosinya, tetapi perlu
belajar mengendalikannya.
h.
Pemahaman gender dan implikasinya pada pendidikan
Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya
tiga tahap dalam perkembangan gender (Shepherd-Look, 1982). Pertama,
anak mengembangkan kepercayaan tentang identitas gender, yaitu rasa laki-laki
atau perempuan. Kedua, anak mengembangkan keistimewaan gender, sikap
tentang jenis kelamin mana yang mereka kehendaki. Ketiga, mereka
memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin seseorang
ditentukan secara biologis, permanen, dan tak berubah-ubah. Pengetahuan tentang
ketiga aspek gender tersebut dinamakan sebagai peran jenis kelamin, atau
stereotip gender. Pada umumnya, anak mencapai ketetapan gender pada usia 7-9
tahun. Jadi, dalam perkembangan psikososial ini anak akan belajar untuk
mengembangkan kepercayaan identitas gender, dan sesuai dengan tugas dari
perkembangan itu sendiri, yakni menbedakan jenis kelamin. Dalam tahap ini juga,
anak akan bisa mengarahkan dirinya pada sikap jenis kelamin mana yang mereka
kehendaki, yang pada akhirnya mereka akan memperoleh ketetapan gender.
Anak masa
kanak-kanak awal sering mengembangkan stereotipi tentang gender yang salah ,
seperti anak perempuan tidak boleh menjadi polisi. Pendidik mempunyai peranan
penting untuk mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri , menentang
berkembangnya stereotipi tentang gender yang salah, serta mendengar,
serta mendorong anak-anak bermain secara lintas gender.
b. Perkembangan
Sosial
Berhasil atau
tidaknya seorang anak menjalin hubungan dengan orang lain tergantung pada
pengalaman-pengalaman pergaulan yang didapatnya di rumah. Pada kenyataannya,
anak yang mendapat aturan-aturan yang demokratis dirumahnya, bisa mengadakan
penyesuaian yang lebih baik, dari pada anak yang di didik secara otoriter oleh
orang tuanya. Serta tempat anak dalam keluarga juga mempengaruhi
penyesuaian-penyesuaian sosialnya. Jadi, hubungan anak dengan orang tua juga
mempengaruhi perkembangan psikologi anak, termasuk juga didalamnya metode
pendidikan yang diterapkan orang tua pada anak nya, serta tempat anak dalam
keluarga juga mempengaruhi perkembangannya. Melalui interaksi dengan orang
lain, ia segera menangkap apa yang diharapkan dalam situasi sosial, dan anak
akan sampai pada perkembangan sejumlah pemahaman social. Jadi, melalui
interaksi anak akan belajar memahami apa yang diinginkan orang lain, dan hal
seperti ini juga membantu anak untuk mencapai puncak dari perkembangan sosial
itu sendiri. Beberapa macam bentuk-bentuk tingkah laku sosial yang nampak pada
anak :
1)
Negativisme, artinya penolakan terhadap kekuasaan
orang dewasa. Hal ini terdapat pada anak antara usia 3 dan 4 tahun. Setelah
umur itu, hal ini akan berkurang cepat, walaupun tudak seluruhnya. Hal ini
disebabkan timbulnya rasa “aku” dalam diri anak, sehingga dia menyadari, bahwa
dia berhak mempunyai kemauan sendiri:
Pada umumnya, negativisme dinyatakan dengan :
·
Memberikan jawaban secara verbal, misalnya :
tidak, tidak mau, dan sebagainya.
·
Dengan gerak-gerik, misalnya membanting, atau
membuang benda.
·
Berdiam diri.
·
Anak-anak yang lebih besar sering kali tidak
mendengar atau tidak mengerti suatu permintaan yang diajukan oleh orang dewasa.
2)
Menirukan, orang tua merupakan model bagi anak
untuk ditirukan. Kemudian dengan adanya perhatian pada anak-anak lain, anak
menirukan gerak-gerik, bahasa, dan emosi-emosi mereka. Anak hanya menirukan
orang yang dia senangi.
3)
Persaingan, Pada umur kurang lebih 4 tahun,
anak mulai mempunyai keinginan untuk melebihi anak lain. Maka dari itu anak pad
usia ini sering menyombongkan apa yang dimilikinya.
4)
Sikap Agresif, sikap ini sering ditunjukkan
oleh anak yang ingin mempunyai kekuasaan. Anak lebih bersikap agresif apabila
ada seorang dewasa yang ingin ditarik perhatiannya berada dekatnya. Anak-anak
mulai menunjukkan sikap agresifnya mulai umur 2-4 tahun. Pada umur 4-5 tahun
anak akan lebih menunjukkan sikap agresif dengan cara verbal, dari pada
menyerang secara langsung dengan memukul ataupun yang lainnya.
5)
Bertengkar, sebab-sebabnya adalah : Merampas
permainan anak lain, Merusak segala sesuatu yang telah dikerjakan oleh anak
lain, Beteriak-teriak, menangis, menyepak-nyepak, dan menggigit, Mengolok-olok,
dan sebagainya. Pertengkaran akan banyak terjadi ketika anak berusia 3 tahun.
Setelah itu dengan adanya penyesuaian sosial, jumlah pertengkaran dan
intensitasnya akan berkurang.
6)
Kerjasama, pada dasarnya anak kecil adalah
“Self Centered”, dan senang bertengkar, maka dalam permainannya dapat dikatakan
tidak ada kerjasama. Pada umur 3 tahun, anak telah bisa bermain dengan teman
sebayanya dalam waktu yang agak lama, dan telah nampak adanya keaktifan dalam
kelompok (group activities), dan semakin lama semakin banyak pula
pengalamannya, sehingga anak akan belajar bekerjasama dengan anak lain dan
bermain secara harmonis.
7)
Sikap Egoistis, hal ini terjadi pada usia 3
tahun, atau mungkin pada usia 4 tahun. Setelah anak menjadi pusat perhatian,
dia akan merasa bahwa segala sesuatunya harus seperti kehendaknya. Dan setelah
dari pengalamannya, dia akan sadar bahwa egoisme akan menjadi penghalang
baginya untuk mencapai hubungan dengan teman-temannya, maka dia akan mengganti
perhatian kepada dirinya dengan perhatian kepada temannya. Maka dia akan mau
mengizinkan teman-temannya untuk mempergunakan miliknya.
8)
Ikut Merasakan Perasaan Orang Lain, hal
ini dinyatakan dengan :
~
Mencoba membantu orang lain.
~
Mencoba menghilangkan hal yang membuat orang
lain sakit.
~
Melindungi mereka yang dalam ketakutan.
~
Memberitahukan pada orang lain, bahwa seseorang
atau seekor binatang sedang sakit.
~
Menyarankan jalan-jalan keluar dari kesukaran
kepada anak, atau orang lain.
~
Menghargai Persetujuan, dan Pembenaran Tingkah
lakunya oleh Masyarakat.
Mula-mula
anak akan lebih mementingkan rasa dibenarkan tingkah lakunya oleh orang tuanya.
Kemudian jikalau dia telah lebih banyak menarh perhatian terhadap
teman-temannya sebayanya, dia lebih mementingkan persetujuan dari teman-teman
sebayanya.
c. Perkembangan
Psikososial
Masa ini adalah
masa dimana anak-anak berumur 2-6 tahun. Masa ini dimulai dengan waktu
anak-anak belajar berdiri sendiri, yang artinya tidak membutuhkan bantuan dalam
hal apapun, dan masa ini diakhiri dengan waktu dimana anak sudah harus
bersekolah dengan sungguh-sungguh. Jadi dalam taraf ini, anak akan belajar
hal-hal dasar dengan usahanya sendiri, seperti jalan, memegang dan mengambil
benda, serta masih banyak hal yang lain. Aspek penting dalam perkembangan
psikososial yang terjadi pada masa ini, diantaranya, permaianan, hubungan
dengan orang tua, teman sebaya, perkembangan gender, dan moral. Kesimpulannya
bahwa dalam usia 2-6 tahun ini ada beberapa aspek yang menunjang perkembangan
psikososial si anak, diantaranya permainan yang mana pada umur 2-6 tahun ini
permainan berfungsi untuk melatih ketangkasan, emosi anak, dan cara
berfikirnya. Kemudian dari aspek hubungan dengan orang tua, dan teman sebaya,
dimana pada usia ini anak akan belajar bagaimana caranya untuk berkomunikasi
dengan orang tua, atau temannya. Selain itu, jika hubungan antara anak dan
temannya kurang baik, hal itu akan mempengaruhi perkembangannya. Sesuai dengan
tugas pada masa kanak-kanak awal yaitu membedakan gender, yang mana saat usia
seperti ini anak akan belajar membedakan gender, bagaimana cara anak bisa
mengembangkan kepercayaan identitas gender, dan lain sebagainya.
Beberapa Ciri Masa Kanak-kanak Awal:
1.
Masa
kanak-kanak awal adalah masa yang dinamakan “Presschool Age”. Di sebut begitu
karena masa ini adalah masa sebelum masa anak masuk sekolah benar-benar.
2.
Masa
Kanak-kanak awal adalah “Pregang age”. Masa ini adalah masa dimana anak-anak belajar
dasar-dasar dari tingkah laku yang mempersiapkan diri nya bagi kehidupan
bersama terhadap mana dia harus menyesuaikan diri bila masuk sekolah.
3.
Masa Kanak-kanak Awal adalah masa penyelidikan
dan peninjauan.
4.
Masa Kanak-kanak Awal adalah “Problem Age”.
Dengan
dimulainya masa kanak-kanak awal, anak nulai menunjukkan banyak problem tingkah
laku yang harus dihadapi orang tua. Dalam periode ini anak memperkembangkan
kepribadian khusus, yang sering kali menyebabkan dia tidak bisa menguasai
dirinya. Dalam periode ini juga anak juga sering keras kepala, menentang orang tua,
dan juga sering kali mengalami “Temper Tantrums”, diganggu oleh impian yang
menakutkan, rasa takut yang tidak rasional di waktu siang hari, dan menderita
rasa iri hati yang besar. Selain itu, anak juga tidak senang bila di
timang-timang oleh orang tua, atau saudara-saudaranya.
Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal:
1.
Belajar membedakan jenis kelamin.
2.
Membentuk konsep-konsep dari kenyataan sosial
dan physic yang sederhana.
3.
Belajar menghubungkan dirinya secara emosional.
4.
Belajar membedakan yang benar dan yang salah,
dan memperkembangkan kata hati.
5.
Belajar ketrampilan-ketrampilan physic yang
diperli=ukan untuk permainan-permainan yang sederhana.
6.
Belajar bergaul dengan teman yang sebaya.
7.
Memperkembangkan konsep-konsep yang perlu bagi
kehidupan sehari-hari.
BAB 3 MASA
KANAK-KANAK AKHIR
A.
PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK-KANAK AKHIR
Guru atau pendidik
perlu memahami bahwa semua siswa memiliki kebutuhan meskipun intensitas
kebutuhan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain. Kebutuhan siswa juga
bervariasi sesuai dengan tahapan perkembangannya, meski pada umumnya meliputi
kebutuhan fisik, kognitif, emosi, social dan intelektual.hal ini akan
menentukan bagaimana siswa dalam masing-masing tahapan akan belajar dan
berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagain masa usia sekolah atau
masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk kemasa
pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa
ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
B.
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan
gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak. Perkembangan
fisik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
a. Perkembangan Motorik Kasar
Kemampuan anak
untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar.
Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak
untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses
kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju
perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.
b. Perkembangan Motorik Halus
Adapun
perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan
otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan
pada aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih.
Kemampuan menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan
motorik halus.
C.
PERKEMBANGAN
KOGNITIF
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap
operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal
masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas. Anak
menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak
mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat
konkret. Kini
anak mampu berfikir logis meski masih terbatas pada situasi sekarang.
Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget (Partini, 1995: 52 - 53) tergolong pada masa operasi konkret dimana anak berfikir
logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap
sosial. Terjadi peningkatan pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat
permainannya. Mengelompokan benda-benda yang sama. Memperhatikan dan menerima
pandangan orang
lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya
sendiri. Berkembang pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada
tingkat yang lebih tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa
sebelunya. Pemahamannya tentang konsep ruangan, kausalitas, kategorisasi,
konversi dan penjumlahan lebh baik. Anak usia 6 atau 7 tahun dapat
dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah. Mereka mempunyai ide yang lebih
baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya, dan
dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan.
Keputusan tentang sebab akibat akan meningkat. Anak
berinisiatif menggunakan strategi untuk penambahan, dengan menggunakan
jari-jari atau dengan benda lainnya. Mereka juga dapat memecahkan soal cerita
yang bersifat sederhana. Kemampuan mengkategorisasi membantu anak untuk
berfikir logis. Menurut Piaget, anak-anak dalam tahapan operasi konkret
berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala atau hal yang
khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau kejadian, kemudian
menarik kesimpulan. Misalnya anjing tono mengonggong, anjing susi menggonggong,
anjing budi menggonggong, jadi semua anjing menggonggong.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir
anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan berfikir anak berkembang dari tingkat
yang sederhana dan konkret ketingkat yang lebih rumit dan abstrak. Pada masa
ini anak juga dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret. Anak
mengetahui volume suatu benda padat atau cair meskipun ditempatkan pada tempat
yang berbeda bentuknya. Berkurang rasa egonya dan mulai besifat sosial. Terjdi
peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai memelihara alat
permainannya.
Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari
kejadian-kejadian yang lebih komplek serta saling hubungannya. Mereka memiliki
pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi,
konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak dari satu tempat
ketempat lain, memahami hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan,
mengkelompokan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung. Guru
diharapkan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikirnya.
Kemampuan
berfikir ditandai dengan adanya aktifitas – aktifitas mental seperti mengingat,
memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman hidupnya memberikan andil dalam
mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu berfikir, belajar, mengingat, dan
berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih
logis. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan
ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan benda – benda yang sama kedalam dua
atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya mengelompokan buku berdasarkan warna
maupun ukuran buku.
D.
PERKEMBANGAN
BAHASA
Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik
kemampuanya dalam memahami dan menginterpresentasikan komunikasi lisan dan
tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan
kata dan tata bahasa.
Bersamaan dengan pertumbuhan perbendaharaan kata selama masa
sekolah, anak–anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk
menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang atau menampar.
Maka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga
memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuhan
bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunn prktis dari bahasa untuk komunikasi.
Anak kelas satu merespon pertanyaan orang dewasa dengan jawaban yang lebih
sederhana, jawaban pendek. Sebagian besar anak usia 6 tahun sudah dapat
menceritakan kembali satu bagian pendek dari buku, film, atau pertunjukan
televisi.
Belajar membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari
keterbatasan untuk berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa
lebih sulit daripada membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap
demi setahap dengan latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Membaca
memilik peran penting dalam pengembangan bahasa. Pada masa ini perubahan
terjadi dalam hal anak berfikir tentang kata-kata. Mereka menjadi kurang
terikat dengan kegiatan dan dimensi pengamatan yang berhubungan dengan kata,
dan menjadi lebih analistis dalam hal penggunaan kata-kata. Misalnya : bila anak
diminta menyebut sebuah benda yang berhubungan dengan kaa yang didengar,
misalnya anjing, maka anak akan merespon dengan satu kata yang menunjukan
penampilannya seperti : hitam, besar, atau kepada kegiatan yang berhubungan
dengan anjing seperti : duduk, gonggongan anjing.
Anak yang
lebih tua lebih sering merespon anjing denga menghubungkannya dengan kategori
binatang yang dekat atau menyukai seperti kucing. Meningkatnya kemampuan
menganilisis kata membantunya untuk mengerti yang tidak secara langsung berhubungan
dengan pengalaman pribadinya. Anak bisa membedakan antara saudara kandung
dengan saudara sepupu, desa dengan kota dan sebagainya. Demikian juga
peningkatan dalam tata bahasa. Anak bisa membandingkan, sehingga bisa
mengatakan lebih pendek, lebih dalam dan sering bersifat subjektif. Anak
biasanya menggunakan berbagai aturan dalam tata bahasa.
E.
PERKEMBANGAN
MORAL
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk
memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan moral
terlihat dari perilaku moralnya di masyarakat yang menunjukan kesesuaian dengan
nilai dan norma di masyarakat. Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola
asuh orang tua serta perilaku moral orang-orang disekitarnya. Perkembangan
moral ini juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, antara usia 5-12 tahun konsep anak mengenai
keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang telah
dipelajari dari orang tua menjadi berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme
moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya : bagi anak usia 5 tahun,
berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa
dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya
berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpedapat bahwa anak yang lebih muda
ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun
mereka sudah bergerak ketingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas
autonomus.
Kohlberg memperluas teori Piaget dan menyebut tingkat kedua
dari perkembangan moral masa ini sebagai tingkat moralitas dari aturan-aturan
dan penyesuaian konvensional. Dalam tahap pertama dari tingkat ini oleh
Kohlberg disebut moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil
hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik. Dalam
tahap yang kedua Kohlberg menyatakan bahwa bila kelompok sosial menerima
peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus
menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghidari penolakan kelompok dan
celaan (Hurlock, 1993 : 163).
Kohlberg (Duska dan Wehelan, 1981 : 59-61) menyatakan adanya
6 tahap perkembangan moral. Enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan,
yakni tingkatan: (1). prakonvensional, (2) konvensional, (3) pasca
konvensional. Pada tahap prakonvensional, anak peka terhadap
peraturan-peraturan yang berlatarbelakang budaya dan terhadap penilaian baik
buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu
tindakan. Pada tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok
atau agama dianggap sebagai suatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak
tidak peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang tejadi. Sikap yang nampak
pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan
memberi justifiksi pada ketertiban. Pada tahap pasca konvensional, ditandai
dengan adanya uasha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan
prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, lepas dari otoritas
kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah
individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
Pengembangan moral termasuk nilai-nilai agama merupakan hal
yang sangat penting dalam membentuk sikap dan kepribadian anak. Misalnya :
mengenalkan anak pada nilai-nilai agama dan memberikan pengarahan terhadap anak
tentang hal-hal yang terpuji dan tercela.
F.
PERKEMBANGAN
EMOSI
Emosi
memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Sering dan kuatnya emosi
anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Emosi yang tidak menyenangkan
(unpleasent emotion) merugikan perkembangan anak. Sebaliknya, emosi yang
menyenangkan (pleasent emotion) tidak hanya membantu perkembangan anak, tetapi
juga merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan bagi perkembangan
anak. Pergaulan yang semakin luas dengan teman sekolah dan teman sebaya lainnya
dapat mengembangkan emosinya. Anak akan belajar untuk mengendalikan
ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima.
Ciri-ciri Emosi Masa Kanak-kanak
a. Emosi anak berlangsung relatif
singkat (sebentar)
Emosi anak hanya beberapa menit dan
sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di
dalam kegiatan atau gerakan yang nampak.
b. Emosi anak kuat atau hebat
Hal ini terlihat bila anak takut,
marah, atau sedang bersenda-gurau. Mereka akan nampak marah sekali, takut
sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun kemudian cepak hilang.
c. Emosi anak mudah berubah
Sering kita jumpai seorang anak
yang baru saja menangis berubah menjadi tertawa, dari marah berubah
tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi, dari emosi
susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang singkat.
d. Emosi anak nampak berulang-ulang
Hal ini timbul karena anak dalam
proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian terhadap
situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang.
e. Respon emosi anak berbeda-beda
Pengamatan terhadap anak dengan
berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya respon emosi. Pada waktu bayi
lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur, pengalaman belajar dari
lingkungannya membentuk tingkah laku dengan perbedaan emosi secara individual.
f. Emosi anak dapat diketahui atau
dideteksi dari gejala tingkah lakunya
Meskipun anak kadang-kadang tidak
memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan langsung, namun emosi itu dapat
diketahui dari tingkah lakunya. Misalnya melamun, gelisah, menghisap jari,
sering menangis, dan sebagainya.
g. Emosi anak mengalami perubahan dalam
kekuatannya
Suatu ketika emosi anak begitu kuat,
kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian berubah menjadi
kuat.
h. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan
emosional
Anak-anak memperlihatkan keinginan
yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa
keinginan itu baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak
mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang
tidak terjangkau oleh orang tuanya.
G.
PERKEMBANGAN
SOSIAL
Perkembangan emosi tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial,
yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada secara terus-menerus.
a.
Kegiatan
bermain
Bermain
sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan bermain
anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan sebagai pengalaman
berharga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada
anak untuk berinteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan
yang disukai anak cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok,
kecuali bagi anak-anak yang kurang diterima dikelompoknya dan cenderung memilih
bermain sendiri.
b. Teman sebaya
Teman
sebaya pada umumnya adalah teman sekolah dan atau teman bermain di luar sekolah.
Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang
bersifat positif maupun negatif. Keinginan anak untuk diterima dalam
kelompoknya sangat besar. Anak berusaha agar teman-teman dikelompoknya menyukai
dirinya. Santrock (1997, 325) menyatakan bahwa anak sering berfikir: Apa yang
bisa aku lakukan agar semua teman menyukaiku? Apa yang salah padaku? Mereka
berupaya agar mendapat simpati dari teman-temannya, bahkan ingin menjadi anak
yang paling populer di kelompoknya.
Wentzal dan
Asher menyatakan para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak
populer, yaitu:
1. Anak yang diabaikan (neglected
children): yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai teman terbaik tetapi
bukan tidak disukai oleh teman-teman di kelompoknya. Anak ini biasanya tidak
memiliki teman bermain yang akrab, tetapi mereka tidak dibenci atau ditolak
oleh teman sebayanya.
2. Anak yang ditolak (rejected children): yaitu anak yang
jarang dinominasikan oleh seseorang sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh
kelompoknya, karena biasanya anak yang ditolak adalah anak yang agresif, sok
kuasa, dan suka mengganggu. Anak ini biasanya mengalami problem penyesuaian
diri yang serius dimasa dewasa.
3.
Anak
yang kontrovesi (controversial chidren) adalah anak yang sering dinominasikan
keduanya yaitu baik sebagai teman terbaik dan sebagai teman yang tidak disukai
(Santrock (1997, 325)).
Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi
dua fase:
a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah
Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka
duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar.
b.
Masa
kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun –
12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.
Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas
rendah Sekolah Dasar adalah:
a. Ada hubungan yang kuat antara
keadaan jasmani dan prestasi sekolah,
b. Suka memuji diri-sendiri,
c. Kalau tidak dapat menyelesaikan
suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting,
d. Suka membandingkan dirinya dengan
anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya, dan
e.
Suka
meremehkan orang lain.
Ciri-ciri khas anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yaitu:
a. Perhatiannya tertuju pada kehidupan
praktis sehari-hari,
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan
realistis,
c. Timbul minat pada
pelajaran-pelajaran khusus,
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran
yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah, dan
e. Anak-anak suka membentuk kelompok
sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri
dalam kelompoknya
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B., PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN, Jakarta : Erlangga edisi kelima.
Kurnawan
Asep, dkk. 2013. Makalah Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal.
Universitas Islam Nusantara. Bandung.
http://noeriel43v3r.blogspot.com/2012/02/makalah-psikologi-perkembangan-masa.html
http://umibadriyah.blogspot.com/2013/12/perkembangan-fisik-motorik-kognitif-dan_2255.html
https://tafany.wordpress.com/2007/10/09/masa-bayi-baru-lahir-by-nunu-kiki-dan-ponco/
http://catatanikhwana.blogspot.com/2013/01/periode-masa-kanak-kanak-awal-2-6-tahun_21.html
http://andresyahputra2410.blogspot.com/2014/06/makalah-psikologi-perkembangan-masa-bayi.html
https://tanticristianti.wordpress.com/2013/10/23/perkembangan-masa-kanak-kanak-dan-anak-awal/
https://www.academia.edu/8423338/Masa_bayi
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2014/06/04/perkembangan-kognitif-pada-masa-bayi-663192.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar